"hebat ya, kamu bisa bertahan disini selama 2 tahun."
yeojin tengah mengoleskan selai kacang diatas roti tawarnya. sara, eyedi, gon serta haerin ikut meramaikan suasana dapur.
awalnya sara masih saja enggan untuk berdekatan dengan yeojin, ia hanya menemani kakaknya untuk mengganjal perut tapi ia akhirnya ikut nimbrung mendengar obrolan seru bocil dengan kakaknya itu.
sementara gon dan haerin ikut menyusul mereka bertiga setelah berganti pakaian.
catatan, gon meminta haerin untuk bergantian dengannya berganti pakaian di kamarnya saja. laki-laki itu masih sedikit merinding karena hal tadi.
yeojin memutar matanya malas.
ganteng-ganteng apa guna kalau penakut.
"yo, whatsapp," hongjoong mengageti yeojin yang tengah menyuap sandwich selai kacangnya, membuat ia tersedak.
hongjoong terkekeh, "rupanya kalo kamu rame gini jadi ga bisa baca pikiran orang sekitar ya?"
semuanya kaget dong.
"jadi kemampuanmu itu, dik?" eyedi membelalakkan mata. gon dan haerin terlihat kikuk dan cemas, sementara sarada hanya memasang muka datar.
"lho eh, belum tau? apa rahasia?" ucap hongjoong sok bego.
yeojin kembali melanjutkan aktivitas makannya, tidak peduli.
"jadi yang kamu maksud hanya yeojin yang punya kemampuan itu maksudmu kemampuan membaca pikiran?"
"ga, ga hanya itu, sara," hongjoong duduk di sebelah yeojin, memperhatikannya yang masih menggigit sandwich-nya dengan wajah datar. "nanti kalian tau sendiri, deh."
suasana jadi hening, sibuk dengan pikiran masing-masing.
"gini dong, sunyi senyap diem semua. gini kan enak buat-"
"HEIYO KOK SUDAH RAME BEGINI??!!"
yeojin misuh dalam hati.
"kalian kemana aja? yang lain juga baru datang, katanya maleman baru datang," hongjoong memerhatikan mereka berlima.
dua diantaranya sudah ia kenal karena mereka berdua sudah datang tadi, tapi katanya mau jalan-jalan muter komplek dulu
"kalo malem pak zhoumi patroli, kak. nanti diceramahin gimana bahayanya pulau ini kalau malem, apalah, gitulah."
yeojin sekali denger udah tahu nanti dia bakal jadi biang ramenya asrama.
asrama besar itu seketika ramai setelah setidaknya ada lima orang laki-laki yang kini memenuhi ruang rekreasi.
tiga diantaranya masih memakai mantel tebal dan menggotong koper.
"berisik, anjir. gausah pakek tes tes satu dua tiga sambil nyanyi segala!" sungut yeojin sebal. dua di antara laki-laki itu tertawa.
"yeu si eneng masih aja judes dari awal ketemu. kasihan amat, padahal masih muda-"
"kita seumuran, bego."
laki-laki yang terlihat paling muda dari kelima laki-laki lainnya terdiam, "ha? emang kita seumuran?"
"kan bener dia tuh sekali liat atau denger kita udah tau seluk beluk kita, chung," kali ini giliran laki-laki yang tadi pertama kali berteriak.
"sumpah bang, gue kira dia setahun atau dua tahun dibawah gue, bocil sih."
"OKNUM JISUNG SEKALI LAGI NYEROCOS AKU PINDAH MULUTMU KE PANTAT YA."
"ampun, nyai."
"udah, udah. kalian udah tau ketua asrama kecil kita ini gampang emosi masih aja jailnya ga ketulungan," hongjoong berusaha menengahi perseturuan antara ketiga orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama Asmaradana
Teen FictionAsrama Asmaradana terletak di tengah-tengah hutan kepulauan Nusa Cakra yang penuh dengan pohon sequoia besar. Rindang dan tenang? Jelas. Tapi tidak dengan penghuninya. · Nusacakra Universe Collection ·