*₊ Gudangnya Ember Bocor ₊*

26 3 4
                                    

"Kampret, perasaan tadi panas banget. Tiba-tiba aja hujan."

Midam tertawa kaku. Yeojin ngelirikin aja.

Akhirnya budak-budak asmaradana ngumpul juga di ruang rekreasi, lagi ga di dapur soalnya penuh gantungan jemuran. Sumpek.

Yeojin memulai bicara kali ini, "Ini kayaknya belum semua ya yang ngumpul di asrama ya?"

"Ha? Udah kok, dek. Kalo yang kamu maksud temenku, mereka udah disini kok."

Byounggon ingin mengumpat saja rasanya ketika Hongjoong cengar-cengir ke arahnya, Haerin mengelus punggung kakaknya itu.

"Lo bikin suasana asrama makin ga kondusif awas aja ye, kak."

Hongjoong langsung mingkem.

"Emang sebenernya se-asrama itu berapa orang sih?" Kini Sara yang angkat bicara, menghalau interaksi antar Yeojin dan Hongjoong. "Ya maaf gue sama saudari gue kan baru tahun ini tinggal di asrama."

"Empat belas orang, kak. Dan jumlah penghuni cowok sama cewek kita sama, ada tujuh orang."

"Kurang tiga anak cewek lagi dong?" kata Sarada yang ia tujukan kepada dirinya sendiri. "Padahal besok kan udah mulai kegiatan di Padepokan, mana udah sorean hujan badai gini. Iya Pak Zhoumi ga patrol tapi ya gimana."

Midam semakin merasa bersalah aja, masih dilirikin Yeojin.

"Dek Yeojin, nama penghuni yang belum datang siapa?"

"Owh itu, bentar deh," Ia memainkan ponselnya. Agak risih juga dia diperhatiin orang banyak. Ya tapi gimana dia kan ketua asrama, harus terbiasa.

Yang penting mengusahakan agar tempat ini kondusif untuk belajar baginya, kalo ga jadi ketua asrama ga mungkin dia bisa meraih tujuan emasnya itu.

Bodo amat mau Kak Hongjoong pacaran sama setan kek, Kak Sarada bekuin satu asrama, Kak Eyedi bakar bangunan gym, Kak Haerin... ngapain ya, dia mah kalem. Kak Byounggon juga mana bisa, paling juga waktu tidur tiba-tiba ada di genteng. Kak Yeonjun ngajakin werewolf nginep kek, Jisung kesamber petir, Kak Kwon Hyeop ngejebolin kasurnya, Kak Renjun sibuk dengan dunianya sendiri, Kak Midam bikin torpedo,

Yang penting Yeojin tenang dan nilainya stabil.

"Ini nih ketemu, mohon maaf ya masyarakatku."

Yeonjun gumoh, yang lain mau ketawa baru tahu adek galak ini bisa ngelawak tapi takut ditampol.

"Itu sih, namanya Shin Ryujin, Jeon Somi, sama Heo Aisha. Selain Kak Ais yang anak 2000, lainnya anak 2001."

"Nyasar kali mereka, dek," kini ganti Renjun yang bicara setelah sibuk dengan dunianya sendiri, biasaaaaa. "Kan rute asrama kita emang ruwet gitu pakek di tengah hutan segala."

"Ayo bikin petisi 'pindahkan asrama ke tempat yang lebih layak'!" Jisung mengangkat kepalan tangannya menggebu-gebu.

"Yang lo maksud 'lebih layak' itu gimana? Di tengah gunung es kayak Asrama Nitimanta? Di pinggir pantai kayak Asrama Kumaralita? Atau di dalam kawah kayak Asrama Tandhala?"

Kini ganti Jisung yang mingkem.

Iya, semua cowok yang ngomong sama Yeojin pasti akan bertekuk mulut.

"Ada lagi ga sih, asrama yang deket danau?" Tanya cekiber alias cewek kita bersama alias cewek paling kalem dan tidak ngegas di Asrama Asmaradana, Haerin.

Cewek yang denger dia ngomong aja berasa adem banget, apalagi cowok macam Yeonjun.

Eh Yeonjun baru sadar si mas Gon itu tangannya bertengger di bahu kanjeng putri Haerin, yaudah ga jadi adem.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asrama AsmaradanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang