Jaehyun mempunyai tabungan khusus untuk membeli mobil. Siswa tingkat akhir Sekolah Menengah Atas itu memang sudah merencanakan akan membeli keadaraan roda empat sejak tiga tahun yang lalu. Dan ayahnya yang perhitungan juga tegas itu memberinya hadiah berupa tabungan yang memungkinkannya untuk menabung tanpa batas minimal tepat saat ia diterima di SMA favorite dua tahun yang lalu.
"Jaehyun, aku mulai berpikir kalau kita seharusnya mempunyai usaha untuk menghasilkan uang."
Tabungan "mobilnya" sudah cukup untuk merealisasi keinginannya selama ini sampai saat pembicaraannya dengan "sang istri" di malam minggu yang tenang itu membuat Jaehyun harus berpikir ribuan kali untuk tetap membeli mobil impiannya.
"Kamu mau membuka usaha seperti apa?"
Jaehyun menanggapi usulan tersirat istrinya dengan lembut. Tangannya bergerak melebar ke bahu sofa, membiarkan sang istri menyandar pada bagian samping tubuhnya yang tertutupi sweater merah muda pemberiannya dulu. Namun si submisif itu tak lantas menyatukan tubuhnya dengan tubuh sang suami dan malah menatap Jaehyun dengan serius.
"Aku berpikir untuk membuat toko bunga. Kebetulan Mama sangat suka merawat tanaman hias, jadi mungkin aku bisa belajar darinya."
Lelaki manis itu menjeda sejenak ucapannya kemudian mengerucutkan bibirnya, "Tapi tabunganku paling hanya cukup untuk membeli bibit tanaman dan peralatan berkebunnya."
Jaehyun terdiam sesaat. Meski Winwin tak secara langsung memintanya untuk ikut menyumbang dana, tapi sebagai suami yang pengertian Jaehyun tahu bahwa ia juga seharusnya ikut andil dalam rencana istrinya tersebut.
"Kalau begitu..."
Jaehyun tak yakin untuk mengatakannya, tapi ia juga tak punya pilihan lain untuk mencari penyelesaian alternatif masalah mereka saat ini, ".... aku akan menyumbang untuk membuat tempat taman bunganya."
Ya, ia akan menggunakan tabungan mobilnya untuk membeli tanah dan membangun toko bunga istrinya.
Lelaki itu tersenyum manis, berharap mendapat respon memuaskan sang istri. Tapi yang ia dapati justru tatapan intimidasi Winwin yang tetap tak mengurangi kadar kecantikannya di mata Jaehyun.
Oh, lupakan saja tujuh kalimat terakhir yang berlebihan tadi.
"Kamu akan menggunakan uang tabungan untuk membeli mobil?"
Winwin bertanya dengan nada yang membuat Jaehyun kikuk seketika, "....ya."
Ia tak berniat menjelaskan apapun dan membiarkan Sang Nyonya Besar mengeluarkan segala macam ocehannya sekarang.
"Ya ampun Jaehyun, jangan berlebihan! Kita bisa memulai usaha kecil-kecilan untuk mengumpulkan modal! Kalau kamu menggunakan seluruh tabunganmu, kan nanti kamu juga yang dimarahi Papa Jung!"
"Win--"
"Lagipula, kau kan sangat ingin membeli mobil! Aku tidak mau kau merelakan tabunganmu karena terpaksa!"
"Say--"
"Jangan bersikap gegabah seperti itu, Jae! Kau kira--"
"Ya ampun Sayang dengarkan penjelasanku dulu!"
Winwin baru benar-benar menutup mulutnya saat menyadari nada frustasi dalam ucapan Jaehyun tadi.
"Aku tidak akan keberatan untuk memilih membangun toko bunga dan merelakan membeli mobil. Toh ini kan untuk inventaris masa depan kita. Lagipula aku pasti akan tetap bisa membeli mobil, bukan lagi untukku, tapi mobil untuk keperluan kita berdua."
"Jaehyun, tapi kan--"
"Oh iya, aku juga masih bisa menggunakan mobil papa kalau dibutuhkan. Yah, walaupun sehabis pakai aku harus mencucinya sendiri."
Winwin tak berkata-kata lagi. Ide nekat Jaehyun malah membuatnya merasa tak enak dan menyesal karena sudah membahas soal membangun usaha tadi, "Hm, kita bahas ini lagi nanti."
Winwin memilih untuk menghentikan obrolannya dan mulai menenggelamkan kepalanya di dada bidang Jaehyun, berharap suaminya itu tak lagi membahas dan bahkan melupakan obrolan mereka tadi.
"Kenapa? Aku semangat lho membahas ini!"
Jaehyun memeluk bahu sempit sang istri dan mencoba membuat tubuh berisi itu nyaman, "Aku setuju kok dengan gagasanmu. Bayi kita juga kan sebentar lagi lahir, jadi--"
"Jaehyun, aku tiba-tiba malas membicarakan ini! Ayo ganti topik!"
Si sweet and soft dominant itu menghela napas kecil menyadari mood swing istrinya yang datang tiba-tiba. Kalau sudah begini, yang bisa Jaehyun lakukan hanya menurut--daripada diamuk--.
"Kalau begitu, apa yang kamu inginkan sekarang?" Tanyanya sembari mengelus perut besar sang istri. Kandungannya sudah menginjak bulan ke-lima dan tubuhnya juga sudah semakin berisi sekarang.
Winwin yang mendengar penawaran emas itu terbelalak senang kemudian sedikit mendongak untuk menatap wajah tampan orang yang kini memeluknya, "Kamu akan menuruti apapun yang aku mau, Jaehyunie?"
Jaehyun tersenyum manis kemudian mengecup kilat pipi sang istri, "Tell me, Princess."
Wajah cantik itu semakin berseri-seri saat menyadari bahwa dominannya benar-benar serius terhadap penawarannya tadi, "Aku mau makan masakanmu! Bibimbap dengan ekstra daging sapi!"
Ujaran semangat Winwin membuat Jaehyun terkekeh kecil, merasa gemas terhadap tingkah calon ibu muda di pelukannya ini, "Jung Appa siap melaksanakan perintah, Nyonya!"
End
:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome To My Playground [ JJh × DSc ]
Fanfiction+ If you wanna play with me, you'd better come here now + Jung Jaehyun × Dong Sicheng