Win Eomma! [ Chinese Line ]

951 72 13
                                    

Renjun tengah mengecek satu persatu kamar 'para anak ayamnya' untuk memastikan mereka semua sudah tertidur. Setelah mampu menjinakkan Jeno yang minta 'dinina-bobokan', ia langsung bergegas ke sebuah kamar yang biasanya penuh dengan suara ribut dan mengganggu pendengaran itu. Kamar Chenle dan Jisung.

Tiba di depan pintu, tak ada suara berarti yang membuat ia sontak mengerut bingung. Saat ini masih jam sepuluh malam, biasanya Jisung dan Chenle masih ribut bermain games dan sulit disuruh tidur.

"Lele?"

Hanya itu kata yang keluar dari mulutnya saat melihat Chenle tengah menekuk wajah kesal dengan earphone menyumpal telinga. Di sebelahnya, Jisung terlihat asyik dengan game di ponsel pintarnya dan mengabaikan teman sehidup sematinya itu.

"Kenapa? Laper?"

Renjun mendekati Chenle dan duduk di sisi ranjang, mencoba menarik atensi sang 'anak'. Chenle yang sadar tengah diperhatikan setelah cukup lama dicueki si maknae-tidak-peka Jisung itu sontak langsung melepas earphonenya dan memeluk Renjun erat.

"Geeee, huhu sebel!"

"Kenapa? Dijailin Jisung? Perlu aku lapor ke Jeno?"

Bukan tanpa maksud Renjun memasukkan Jeno dalam konteks penawarannya, karena memang Jeno itu selalu bertingkah layaknya papa untuk Chenle dan suami untuk Renjun. Terbawa perasaan penggemar yang suka memasangkan mereka katanya.

"Ngga! Bukan soal Jisung! Aku sih ga peduli sama anak ayam ini!"

Chenle menggeleng-geleng sembari mendorong bahu Jisung dengan jari telunjuknya, untung si korban tetap fokus pada games berisiknya, "Aku sebel waktu staff marahin Gege!"

Mendengar itu Renjun kembali mengerut bingung, merasa harus mencerna kembali ucapan Chenle barusan, "Hah? Kapan?"

"Itu tadi waktu kita live! Pas Gege nyebutin nama Winwin Ge."

Raut wajah Renjun langsung berubah, dan sesungguhnya ia juga tak tahu harus berekspresi seperti apa.

"Gege dibentak kan gara-gara nyebut Winwin Ge? Emang apa salahnya sih?! Aku ga terima ya kalian berdua diperlakukan kaya gitu!"

Chenle mulai berapi-api. Tangannya sudah mengepal dan meninju-ninju guling di pelukannya. Jisung yang sedari tadi seolah tak menyadari kehidupan lain di sekitarnya mulai mengalihkan atensi, dan hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah kesal Chenle, "Ada apa sih?"

Tapi sialnya, tak ada yang menjawab pertanyaan sederhananya itu. Mungkin itu karma instan karena ia mengabaikan si lumba-lumba sedari tadi.

"Chenle...."

Renjun mulai membuka suara. Hanya satu kata itu, sebelum ia sedikit menggigit bibir bagian dalamnya dan kembali terdiam.

Kalau Chenle merasa kesal dan tak terima, sejujurnya perasaan yang Renjun rasakan jauh dari itu.

Ia merasa sedih.... juga rindu.

"Renjun Geeeee."

"Chenle.... kita, lama-lama harus terbiasa diperlakukan seperti itu kan?"

Itu bukan kalimat bermakna menenangkan yang Renjun ingin keluarkan. Ia jelas ingin membuat keadaan menjadi lebih baik, namun juga tak mampu menahan gejolak perasaannya sendiri. Chenle masih kecil, menurutnya, dan pasti ia dibutuhkan di sini untuk meredakan 'sakit hati' anak kecil kesayangannya ini.

"Kok ngomongnya gitu?! Kan kita juga sama-sama member NCT? Winwin Ge juga! Dia itu Mamaku, tau!"

Renjun tersenyum kecil mendengar itu. Dengan refleks tangannya langsung mengusak rambut Chenle yang dibalas dengan wajah merajuk si bayi lumba-lumba, "Katanya kamu anakku?"

Wajah tertekuk dan muram Chenle perlahan cerah. Dengan malu-malu, ia mulai melebarkan cengirannya, "Hehe, aku maunya punya dua mama! Winwin Ge sama Renjun Ge!"

"Emang aku mau jadi mamamu?"

"Iya dong! Harus mau!!"

Renjun tertawa lepas, dan membiarkan Chenle menunjukkan kembali wajah merajuknya yang kini jauh lebih imut. Ia bahkan sudah mulai menjahili Jisung dan membuat percakapan absurd dengan si anak ayam. Menggodanya dengan mengatakan kalau Jisung tidak punya dua mama seperti dia, dan hanya punya seorang ibu protektif yang aneh dan menggelikan, Jaemin.

"Renjun Ge, besok ke tempat Winwin Ge yuk! Aku mau masak-masakan sama kalian berdua!!"

"Halah, masak-masakannya di sini aja sama aku. Lele Hyung yang masak, aku yang makan."

Mata Chenle melebar mendengar penuturan balasan dari Jisung yang sepertinya tengah balas dendam, "Idih ngga mau! Nanti kamu keenakan, terus seenaknya sama aku!"

"Ya ngga apa-apa dong! Aku kan anak ayam kesayangan Lele Hyung!"

Renjun tanpa sadar tersenyum geli, untuk sejenak dapat melupakan gusar di hati. Diam-diam ia mengambil video yang merekam kekonyolan obrolan dua bayi di grup mereka kemudian mengirimkannya kepada seseorang yang sedari tadi menyita perhatiannya.

Winwin Ge

Ge, besok ada waktu tidak? Aku ke sana ya bareng Chenle. Dia sudah merindukan mamanya nih kkkk.

Tuh lihat, saking kangennya sampai adu mulut sama anak ayam kesayangannya :D

Renjun tersenyum manis membaca kembali pesannya. Sudah terhitung sejak beberapa bulan terakhir ia tak bertukar pesan dengan seseorang yang selama ini selalu ia jadikan sandaran dan 'rumah' tempat ia pulang. Seseorang yang selalu ingin ia sebut dalam setiap acara publik, agar semua orang tahu betapa berharganya sosok itu.

"Aku juga merindukanmu, Winwin Ge."






****

Im sorry for this 'hiperbola', di mana Chenlenya keliatan super duper kek bocah dan Renjunnya berubah jadi lembut kaya mama-mama :'D. Anyway, udah tau ini? Asli deh kalau kalian liat videonya, ekspresi Chenle kaya yang ga terima banget. Sedih apalagi Injunnya kek dimarahin gitu sama staff pas ngemention Winwin huhu T_T

 Sedih apalagi Injunnya kek dimarahin gitu sama staff pas ngemention Winwin huhu T_T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note : SM PLEASE STOP TREATING CHINESE LINE LIKE A SHIT!:))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Welcome To My Playground [ JJh × DSc ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang