BAGIAN 5

36 5 0
                                    

"Temenmu udah pulang La?" Tanya Oma yang sehabis dari dapur untuk membuatkan minum Veidar.

"Gak tau ah Oma, sini sini mending minumnya buat Lala aja, ketimbang mubazir kagak ada yang minum" ucap Liana

"Ehh, dasar kamu ini masih kaya bocah" ucap Oma sambil menggeleng-gelengkan kepala.

  Dilain sisi ada seorang anak SMA turun dari mobil menuju ke sebuah cafe yang terkenal di daerah tersebut. Cafe dengan desain klasik modern, jadi tak salah bukan jika banyak anak muda yang datang ketempat tersebut?.

  Banyak mata tertuju pada anak SMA tersebut karena penampilannya seperti pria dewasa, bukan anak SMA lagi. Sesampainya di dalam cafe matanya menelisik ke penjuru cafe mencari seseorang yang ia tuju, pandangannya tertuju pada sudut cafe dekat jendela. Pria dengan mantel hitam berkacamata merupakan tujuannya.

"Bagaimana?" tanya Veidar sambil menggeser kursi dan mendudukinya. Memang Veidar bukan tipe orang yang basa-basi. 

"Ck tidak sabaran sekali kau anak muda" kata pria tersebut sambil berdecih.

"Kau di bayar bukan untuk basa-basi" ucap Veidar dengan sorot mata tajam dan wajahnya yang datar.

"Ravenska Berliana Putri, putra dari tuan Adiatma yudo, dan ibu Ravni Diarta. Orang tua nona Ravenska merupakan seorang pengusaha properti terbesar se ASIA. Nona Ravenska tinggal bersama nenek dari ayahnya. Saya juga belum tau tujuan dari nona Ravenska tinggal bersama Omanya, yang pasti sisa informasi berada di map ini" jelas pria tersebut yang merupakan mata-mata dari Veidar.

"Hmm, aku tunggu kabar selanjutnya" tanpa memesan makanan/minuman Veidar langsung melenggang pergi sambil membawa map yang di berikan pria tadi.

"Ck, Sama seperti ayahnya" guman lelaki bermantel tersebut sambil tersenyum simpul. Dan lambat laun tubuh dari seorang Veidar yang terus ia tatap kian menjauh dan hilang di telan pintu.

"Dessert nih di makan?" Veidar
"Bukan, hati Autor yang dimakan doi heuhhh" Autor
"Dasar lemah" Veidar
"Iyain" Autor

  Sesampainya di rumah Veidar telah disambut oleh bunda dan ayahnya, memang hari ini merupakan jadwal kepulangan ayahnya. Veidar yang tadi terus senyum-senyum sendiri menjadikan timbul kecurigaan dari bundanya.

"Assalamualaikum bun, Idar pulang" kata Veidar sambil mencium tangan ibunya yang sedang duduk bersama ayahnya di ruang tamu.

"Wa'alaikumussalam, kamu senyum-senyum sendiri? Pasti mau bawa calon mantunya bunda kesini" tanya bundanya saat Veidar akan mengulurkan tangan dan menunggu ayahnya minum untuk berjabat tangan.

Uhuk..uhukk

"Haduh ayah kenapa sampai tersedak sih?" Tanya bundanya Veidar agak panik dan mengusap-usap pundak suaminya itu.

"Calon mantu bun? Deket sama perempuan, perempuannya malah jadi beku, jangan ngarep bun kita punya mantu!" ujar ayah Veidar  dengan nada mengejek dan melirik putranya, sedangkan Veidar? Jangan ditanya lagi dia hanya menghela nafas kasar.

"Baru berjuang" kata Veidar lalu ia berjalan pergi untuk naik ke kamarnya, sebenarnya ibunya Veidar tersenyum antusias tapi mau bagaimana lagi jika keadaannya seperti ini.

"Kenapa lo buat pikiran gua blank"

HALIIIIOOOOO
AUTOR BALEK LAGEEE
MAU KASIH CAST NYA VEIDAR NIHHHH, TAPI VEIDAR DULU YANG LAIN DI PART SELANJUTYA



VEIDAR


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


YOU IN MY ARMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang