Sekelebat kisah tentang buruknya masalalu,
Menyihir diri untuk selalu takut akan hal baru,
Yang kupikir akan menjadi sama saja saat waktu berbalik menantiku,
Namun tak segan untuk membunuh siapa saja setelah itu,
Pengulangan yang penuh dengan rahasia semu,
Ia berpura pura untuk menjadi sesuatu yang baik bagiku,
Ia berpura pura untuk mengajakku berbicara dan bercerita tentang diriku,
Aku mempercayai sebuah kata untuk itu,
Yaitu,
hanya membohongimu,Itulah mengapa ku tak pernah percaya kepada siapapun kecuali diriku,
Itulah mengapa aku suka menyendiri dan berbicara pada cermin kecil ku,
Penggalan kisah klasik berbisik padaku,
Pengalaman lama pun turut tak segan mengingatkan tentang semua hal palsu yang dikatakan semua orang kepadaku,
"Kami menyayangimu."Terlalu lugu untu percaya akan satu situasi yang membuat diriku tampak tak pantas untuk mengeluh terlalu banyak pada hidupku.
Dan hal ini, hanya aku dan Tuhan yang tau.
Sampai..
Ingatanku seakan melayang diatas kepalaku.
Kepalaku terasa berat, mataku berlahan terbuka dan berusaha memfokuskan suatu objek didepanku.Seorang perempuan berambut hitam pekat tampak berjalan mendekat kearahku.
"guttenmorgen! udah enakan?"
"Agak sesak sih tapi its okay."
"Syukurlahh." sahut si rambut hitam pekat tersebut sembari menyodorkan secangkir minuman aromatherapy panas padaku.
"Buihh! apaan nih, balsem ya?"
"For the first time ya minum beginian, hahaha, Dasar anak kota."
"Ini apaan sih?"
"Aromatheraphy, dulu kalo asma gue kumat, nenek suka buat ini bagus juga buat ngangetin perut lo, minum aja, aman kok."
"Gue nggak bisa habisin, rasanya aneh."
"Dimana mana obat rasanya emang nggak enak."
"Demi tuhan gue lebih suka bau bensin dari pada peranakan mint sama jahe kayak beginian."
"Heh wait seriously? Lo suka bau bensin? Demi apa lo? Haha."
"Ya begitulah lebih dari sekedar aromayheraphy bagi gue hehe."
"Nice! gue kira cuma gue yang cinta banget sama bau bensin."
"Haha ternyata ya lo, kalo gitu lo harus cobain sambil minum soda."
"biar apa?""Mabok! Hahaha."
"Bentar deh, biar gue tebak, pengalaman kan lo? Ngaku!"
"Thats right baby! Pokonya lu harus coba, maboknya halal kok haha."
"Dih hahah oke lah gue coba kapan kapan."
"Btw lo tinggal sendiri?"
"Ya kaya yang lo lihat."
"Orang tua lo?"
"Nggak ada"
"Oh, hah? Serius? Astaga maafin gue. Gue nggak bermak.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Heaven
Teen FictionKetika tak mampu bersuara seakan menelan ragu. Dan dingin raga bagaikan kutub berbatu. Judul cerita Ialah diriku. Terkurung bagai bisu. Tak mendengar bagai tuna rungu. "Demi tuhan gue lebih suka bau bensin dari pada peranakan mint sama jahe kaya beg...