"Ha?!Siapa yang bayar? " Bintang terkejut dan menatap Senja. Sedangkan Senja hanya bisa menggedikkan bahu.
"Beneran mas? Siapa yang bayar? "
"Iyah, tadi ada yang bayar. Katanya ini ucapan maaf. "
"Ouh oke, makasih ya Mas." Senja menyela percakapan Bintang dan Mas kasir. Yah siasat yang bagus, agar Bintang tidak mengobrol lebih banyak.
Merekapun keluar cafe dan jam sudah menunjukkan pukul 06.30 dengan Senja yang menghiasi Langit.
"Lo pulang dijemput? "
"Gak usah ditanya, kamu pasti tau."
"Gue pulang pesen taksi online ajah deh. Ouh iya ngomong-ngomong tadi siapa yang bayar yah... "
"Entahlah. "
"Menurut lo siapa? "
"Hmm orang? "
"Aish, lo bikin gue emosi. Lama-lama gue bisa meledak. Eh atau jangan-jangan itu yang bayar penggemar rahasia... "
"Penggemar rahasia? "
"Iyah, kalo gue gak mungkin. Soalnya penggemar gue gila dan blak-blakan."
"Kalo gitu namanya bukan penggemar rahasia."
"Ah atau ini penggemar lo, ya ampun tuh kan gue bilang apa. Lo kaya ginipun ada yang suka."
"Maksudnya kaya gini apa? "
"Ah engga hehe, ya gitulah pokonya."
Tin. Tin. Tin.
Suara klakson mobil menganggu obrolan Senja dan Bintang. Mobil itu berhenti di tepat di depan mereka. Pengendara membuka kaca sebelah kiri dan menampakkan sosok pengendaranya.
"Non ayo pulang. " Rupanya ini Mang Jun, supir pribadi keluar Senja.
"Iyah, Mang. " Senja melihat kearah Bintang.
"Lo pulang duluan ajah. Sebentar lagi taksi gue dateng kok." Bintang memberi jeda. "Emm, nah itu taksinya. Sampai ketemu besok. "
"Oke sampai ketemu besok."
Mereka berpisah, dan pulang ke rumah dengan kendaraan masing-masing.
"Non, tumben pulangnya sore banget."
"Iyah, tadi Bintang minta diajarin matematika."
"Ouh gitu, non udah makan kan? "
"Udah mang." Senja diam beberapa detik. "Mang jangan panggil saya Non, rasanya canggung. Waktu Senja kecil Mang Jun biasa panggil saya neng."
"Ah iyah, Bapak kira non Senja gak suka dipanggil Neng."
"Enggalah Mang, saya suka. "
"Jadi non, eh neng Senja kita langsung pulang?"
"Iyah pak, saya cape. "
.
.
.
.
.
Senja masuk kedalam rumah yang tampak sepi seperti biasanya, membosankan. Senja menyusuri lantai rumahnya dengan menunduk dan terkejut saat mendapati seorang wanita paruh baya sedang duduk memangku laptonya. Senja seketika mematung memperhatikan wanita itu, dengan gaya rambut yang dicepol asal juga masih terlihat cantik dan anggun luar biasa."Ngapain kamu disana?" Senja tersentak dari lamunannya dan menggeleng.
"Mamah udah pulang?"
"Hmm, seperti yang kamu lihat." Jawabnya dan tidak memalingkan pandangannya sedikitpun dari laptopnya. Senja tersenyum menjawabnya.
"Senja ke kamar dulu yah Mah. Mamah jangan terlalu cape, mamah juga harus istirahat." Wanita yang dipanggil mamah itu hanya menggangguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala
Ficção Adolescente"Kenapa lo gak damai sama masa lalu?" Tanya lelaki berlesung pipi kanan, bermata teduh dan tinggi itu dengan lemah lembut. "Karena aku gak tau harus mulai darimana." Jawab perempuan berambut sebahu, bersorot mata tajam, dengan senyum manis dengan d...