7- Kepelitek

19 2 0
                                    


Nara Terdiam sesaat disamping motor Maliki, ia memikirkan mengapa Lelaki yang ia sukai tiba-tiba mengajaknya pulang bersama, ketoel setan kah?.

"Lo suka banget bengong" Ucap Maliki yang menyadarkan lamunan Nara.

"Eh engga" Nara menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Maliki menatap Mata Nara.
"Lo mikirin gua ya?"

"Gr banget lo,kepentok gerobak ya?"

"Ga" Jawab Maliki dengan singkat.

"Ayo naik" Ajak Maliki yang lagi-lagi menyadari Nara yang sedang melamun

Nara memandang motor besar Maliki dan berfikir,Bagaimana cara ia menaiki motor itu?.

Maliki yang sadar dengan apa yang Nara pikirkan langsung menyodorkan tangannya kepada Nara.

Nara mengangkat sebelah alisnya dengan bingung,ia pikir Maliki meminta ongkos antarnya terlebih dahulu,dan ia tidak memiliki uang sepeser pun. Kalau tau begini ia tidak ingin pulang bersama Maliki.

"Naiknya pegang tangan gue. Ngelamun mulu." Kesal Maliki.

Nara cengengesan menyadari kebodohannya,ia menerima tangan Maliki dan menaiki motor itu. Kemudian motor Maliki melaju sedang kearah jalan.

Dalam perjalan mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Salah satunya Nara. Ia masih bingung kenapa tiba-tiba Maliki mengajaknya pulang bersama? Apakah ia cemburu karna ia hendak pulang bersama Fero? Haha pemikiran bodoh macam apa itu.

"Hmm, Iki?" Kata Nara.

Maliki mendengarnya sangat aneh,kenapa Nara sangat suka memanggilnya Iki?. Bukankah itu panggilan yang sangat konyol.

"Eh maksudnya Maliki" Nara membenarkan panggilan tadi.

"Lo panggil gue Iki aja. Gue suka kok" Kata Maliki dengan santai.

Deg

Tubuh Nara seakan-akan tersengat listrik,ia tak bisa bernafas dengan normal untuk saat ini. Katakan saja ia lebay.

"Maksud dia apaansi?! Jangan bikin baper dong. Gue kan kalo baper suka disakitin orang mulu" Batinnya dengan kesal.

Maliki melihat kearah spion,tepatnya kewajah Nara. Ia melihat Nara yang sedang mendumel kesal. Baginya itu terlihat sedikit lucu. Tunggu, apa yang ia katakan tadi?

"Turun" Tidak terasa bagi Nara,mereka sudah sampai dirumah Nara.

Nara menuruni motor Maliki dengan memegang bahu Maliki.

"Makasih ya" Ucap Nara sembari tersenyum.

Maliki mengangguk dan menyalakan mesin motornya dan bergegas pergi dari rumah Nara. Tapi ia urungkan karna ingin berbicara dengan Nara terlebih dahulu.

"Lo jauhin Fero. Dia bahaya"

Setelah berbicara itu, Maliki menghilang dari pandangan Nara. Nara bingung dengan apa yang Maliki katakan. Maksudnya apa? Ia tak mengerti.

"Amit-amit, so misterius banget dah. Bikin tebak-tebakan mulu" Nara berbicara dalam hati dan mencoba mengabaikan apa yang Maliki katakan.

...

Jam menunjukan pukul 05.00 pagi, seorang gadis ceroboh terbangun dari tidur akhir pekannya. Tidak biasa Nara bangun sepagi ini di hari minggu, padahal semalam ia bergadang menonton drakor kesukaannya.

"Huhhh... Kayaknya gue bangun pagi banget. Aneh deh,giliran sekolah bangun kesiangan, eh pas libur bangun kepagian." Ujar Nara sebari mendengus kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sembunyi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang