Kembali lagi ku peluk diary berwarna biru kesayanganku.
"Tolong, beritahu aku. Jika aku tidak sendiri disini." Lirihku sambil mengepalkan tangan kiri ke keningku.
"Lemah! Kau ini memang lemah! Lemah!" Kini nafasku mulai terengah-engah.
Diriku sudah lama tidak merasakannya rasanya dipeluk atau mungkin tidak pernah.Aku begitu munafik, mengakui bahwa aku sudah lama merasakan kesendirian di kegelapan ini.
Tak ada cahaya. Begitu gelap, sunyi, dan sepi. Sehingga membuatku terus terjerumus ke dalam ruang ini dan tak tahu arah kemana jalan menuju pulang.
Ini tentangku, segala rasa yang ku pendam sejak lama. Yang hanya bisa aku pendam sendiri, sehingga begitu sesak bila mengingatnya kembali.
Sial! Sial! Kejadian itu sudah terekam jelas di otakku. Semuanya begitu jelas, sangat jelas.
Rasanya aku ingin membuatnya musnah dari memory otakku. Tetapi semakin aku mencoba melupakannya, kenangan itu kembali muncul di otakku."HAH! AKU BENCI SEMUANYA!"
"TIDAK ADA YANG MENGERTI DIRIKU!"
"AKU CAPEK.. "
Lirihku. Sembari memegangi dadaku yang mulai menyesak._______________
Assalamu'alaikum..
Moga pada suka ya ceritanya.
~HappyReading..IG : @yuliasih36
Kamis, 09 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA
Teen FictionKebahagiaan merupakan impian setiap orang di dalam kehidupannya. Begitupun dengan seorang gadis yang memimpikan satu kebahagiaan di dalam hidupnya. Tapi, semuanya berubah menjadi indah setelah DIA datang mengubah hidupku. DIA yang membawa ku dari ke...