FAKE WEDDING Part 4 Penguntit

3.9K 136 1
                                    






Kezia pergi ke yayasan Spindler University, di harus membuat perhitungan dengan rektor tidak berguna itu.

"Selly, antar ini ke rektor Spindler University, pastikan dia membaca isi di dalamnya" Selly tangan kanan sekaligus orang yang menghandel pekerjaan Kezia di yayasan Spindler University.

"Baik nona," Selly undur diri, namun Kezia menghentikan langkahnya.

"Apa kamu tau dua puluh persen saham Spindler university baru di beli orang?" Tanya Kezia.

"Memang, kemarin ada perwakilan dari Timothy Corporate datang ingin membeli saham dua puluh persen, namun saya belum mengambil keputusan karena itu hak nona Kezia" Kezia hanya mengangguk, setelahnya Selly meninggalkan Kezia di ruangannya sendiri, sialan dia ditipu Xander, tapi Timothy Corporate apa ada hubungannya dengan Xander.

Kezia membuka macbooknya, dia harus mencari tau tentang Xander, bagaimana bisa dia di permainkan laki laki speerti Xander.




Xander merasa aman adiknya bisa berkuliah di Spindler University tanpa ada gangguan lagi dari Kezia dan beberapa orang orang yang mengganggu adiknya.

Dengan uang yang Xander miliki tidaklah sulit membungkam rektor dan sedikit ancaman pada beberapa mahasiswa yang membully adiknya.


Kezia sudah siap hari ini ada ujian akhir semesternya, dia tidak ingin telat, masa bodoh dengan rektor mata duitan itu, dan masa bodoh dengan Xander, toh Xander Frangklin Timothy belum memiliki dua puluh persen saham Yayasan Spindler University.


Kezia menggunakan mobil Audy R8 miliknya, dia tidak ingin terlalu mencolok, walau koleksi mobil di garasi sudah seperti show room mobil mewah namun mulai saat ini dia harus berhati hati, apa lagi dengan Xander, menggunakan mobil Audy R8 baginya hanya mobil biasa.

Kezia melangkah dengan anggun di antara mahasiswa yang berjalan di lorong kampus, dia tidak memperdulikan beberapa tatapan kagum, iri, dan takut dari beberapa orang, baginya hal hal tersebut tidak berguna.


Kedua teman Kezia sudah menunggu di kelas, Kezia memang memepetkan waktunya, lagian dia sudah belajar jadi tidak perlu mencontek, begitupun kedua teman Kezia, walau mereka nakal namun pendidikan masih nomor satu.

"Kezia, lo habis ini mau kemana?" Tanya Wanda setelah Kezia duduk di kursi hadapannya.

"Kayaknya langsung pulang deh, lagi males mau ngapa ngapain" Beberapa hari ini memang Kezia hanya ingin di rumah, entah kenapa, padahal biasanya dia paling tidak bisa tinggal di rumah sendirian.

"Tumben, ortu bukannya lagi di Paris kan?" Tanya Ayana, biasanya Kezia hanya di rumah dalam waktu yang cukkkup lama saat ada orang tuanya atau salah satu keluarga Mamanya yang datang berkunjung.

"Iya, tapi entahlah gue lagi males mau ngapa ngapain" Obrolan mereka terhenti setelah dosen masuk.

Kezia keluar pertama, dia sudah bilang kalau dia bisa mengerjakan soal soalnya, walau bagi beberapa orang soal yang di berikan dosen cukup sulit tapi bagi Kezia asal dia belajar dia tidak akan mengalami kesulitan.


Kezia langsung menuju parkiran, spertinya tidak ada hal hal yang perlu dia urus, lagian hari ini hanya satu makul saja.

Namun langkah Kezia terhenti melihat seorang laki laki sedang berdiri tidak jauh dari hadapannya dengan sorot mata yang tajam.

Kezia hanya menghela nafasnya, setelah kedatangan Xander entah kenapa dia tidak bisa sebentar saja untuk bersantai.

"Maaf, bisa anda minggir?" Tanya Kezia, Xander memang menghalangi jalannya.

"Masih berani kamu menginjakan kakimu di kampus ini?" Tanya Xander, baru Kezia ingin menjawab, Rektor yang kemarin datang, berdiri di belakang Xander.

"Kenapa tidak, lagian aku masih terdaftar sebagai mahasiswi aktif dikampus ini" Kezia menjawab tanpa keraguan, lagian Xander bukan apa apa baginya.

"Maaf tuan Xander, dari yayasan menolak memberikan surat D.O pada nona Kezia, saya tidak bisa mengganggu gugat keputusan yayasan" Rektor itu sedikit ketakutan melihat wajah Xander yang menggelap.

"Dasar tidak berguna, aku akan mengawasi kamu, sekali lagi kamu berani menyakiti adikku kamu akan berurusan denganku" Xander meninggalkan Kezia dan rektor sialan itu.


Kezia merasa sedari tadi ada mobil yang mengikutinya, siapa lagi ini, batin Kezia. Kezia memilih berjalan jalan sebentar, membelokkan mobilnya kesalah satu Mall milik keluarga Wiryanagara, Kezia sudah menghubungi kedua temannya dan mereka sedang di jalan.

Kezai masih merasa dia diikuti, dasar penguntit gila, berani beraninya dia masih menguntit Kezia hingga ke sini, apa keamanan Mall ini lemah sehingga penguntit bisa masuk.

Kezia masuk kedalam salah satu butik ternama, tempat biasa Kezia menghabiskan uangnya saat dia suntuk, beberapa pramuniaga yang mengetahui kedatangan Kezia langsung menunduk hormat, mereka cukup sadar siapa yang datang berkunjung ke butik mereka, tanpa Kezia sadari Xander dan Elmira juga disana, tadi Xander memaksa Elmira untuk membeli beberapa gaun, bisa saja Xander meminta Elmira menemani ke acara gala dinner atau pesta yang lainnya.

Xander melihat Kezia di temani pramuniaga yang menyambutnya tadi, dia bilang dia penanggung jawab butik ini, dan sekarang dia berbicara dengan Kezia seperti Kezia bukan pertama kali datang, mereka sudah seperti teman.

Xander melihat Kezia menyerahkan satu gaun yang tadi di pilih Xander untuk Elmira namun Elmira menolak karena harganya memang cukup fantastis namun bukan apa apa bagi Xader sebenarnya kalau Elmira memang mengingikannya.

"El, hanya gaun yang kakak pilihkan tadi yang sangat cocok denganmu, pelayan, saya minta gaun yang tadi di coba adik saya" Pramuniaga mengangguk langsung mengambil gaun yang masih berada di tangan penanggung jawab butik.

Xander mengamati wajah Kezia yang biasa, seolah gaun itu bukan hal yang dia inginkan, dan penanggung jawab butik itu sedikit memohon pada Kezia.

Kezia memilih gaun gaun yang lain, gaun yang dia inginkan sudah di pilih orang, jadi tidak masalah untuknya.

Wanda dan Ayana sudah datang, mereka langsung meninggalkan butik namun langkah dia terhenti saat melihat gaun yang dia inginkan tadi berada di tangan Elmira gadis cupu yang sempat dia bully beberapa hari yang lalu, walau Elmira tidak memakai kecamata dan mengucir dua rambutnya namun Kezia masih mengenali wajah Elmira.

"Wah, wah,,, jadi upik abu sedang berbelanja ya?" Tanya Kezia, kedua kasir yang sedang mengemas gaun Elmira menunduk setelah mengetahui jika Kezia yang berada di hadapannya.

"Maaf,,,, itu bukan urusan kakak" Elmira sebisa mungkin membalas ucapan Kezia, lagian dia disini tidak sendirian, ada kakaknya yang bisa melindunginya.

"Wahh, wah,, sudha mulai berani ni Ke, mentang mentang udah ada yang membela satiap saat, gue enggak yakin kalau dia bagian dari keluarga Timothy" Ayana ikut ikutan berbicara.

"Gue juga heran, bagaimana bisa seorang Timothy berpenampilan seperti ini?" Kezia menimpali ucapan Ayana.

"Gue enggak percaya deh, lagian pas dulu dia masuk bukannya dia tidak memiliki marga, sekarang bisa memiliki marga dan langsung Timothy, wah wah,, hebat juga ya lo," Kezia memang sudah memeriksa identitas Elmira kemarin, tidak sulit baginya, data data semua mahasiswa dia punya, tinggal menjentikan jari, data data mahasiswa sudah ditanganya.

"Hahahhahhaha,,,, udah udah, kita pergi aja, nanti kakaknya datang marah marah lo adeknya di gangguin sama kita kita" Kezia mulai berjalan, para pramuniaga masih menunduk hingga Kezia dan kedua temannya keluar dari butik itu, Xander melihat dari kejauhan apa yang di lakukan Kezia dan dua temannya itu, walau tidka keetrlaluan namun ucapan Kezia dan teman temannya bisa menyakiti hati orang yang mendengarnya.

"Gimana udah di bayar?" Tanya Xander, tadi memang dia mendapat panggilan dari sekretarisnya mengenai penolakan pembelian saham di Yayasan Spindler University.

"Udah kak" Xander dan Elmira berjalan keluar dari butik, namun pramuniaga yang berjaga tidak menunduk deperti saat Kezia datang, apakah ada yang special dari seorang Kezia Natarina?

FAKE WEDDING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang