9 ; Penyesalan

3.4K 289 14
                                    





Jam sudah menunjukan pukul setengah dua dini hari dan Namjoon belum menampakan batang hidung nya dirumah. Biasa nya suami Seokjin itu paling lambat pulang jam sepuluh malam dan sekarang sudah sangat lebih dari jam pulang nya.

"Astaga, kenapa dia belum pulang juga!"

Seokjin berjalan mondar-mandir diteras rumah nya, merasa sangat khawatir pada suami nya itu. Dihati nya juga merasa total sangat bersalah karena telah mengabaikan nya selama tiga hari berturut-turut, bahkan selama tiga hari ini pun disetiap pagi suami nya itu tak mendapatkan sapaan apa lagi kecupan hangat nya.

Sungguh, sekarang Seokjin benar-benar merasa menyesal. Marah berlebihan memang bukan gaya nya dan sekarang malah berimbas membuat nya teramat menyesal.

Dia merogoh ponsel yang berada didalam kantung piyama nya, mendial nomor Namjoon dan nihilー tak ada sambutan dari seberang sana.

"Ya Tuhan, kemana suami ku!"

Kalau pun suami nya itu ada pekerjaan lembur dia pasti akan mengabari Seokjin walau sedang dalam fase marahan sekalipunー seperti dua hari sebelum nya saat Namjoon juga pulang terlambat. Terlampau hafal akan sifat Namjoon yang tak suka membuat orang lain cemas.

Tapi sekarang? Bahkan ia tak mengangkat telpon dari Seokjin. Ia bahkan terus menerus menelpon Namjoon tapi tak ada satu panggilan nya yang masuk dan diangkat.

Seokjin menarik nafas dan ia hembuskan dengan sangat kasar. Ia harus berpikir dengan kepala dingin sekarang, jangan gegabah dan memikirkan hal yang akan membuat diri nya sendiri tertekan. Tapi sekarang dia sudah dalam mode kecemasan tingkat tinggi.

"Baiklah, tenang. Pertama-tama sekarang aku harus menghubungi Yoongi terlebih dahulu"

Seokjin segera mencari nomor Yoongi diponsel nya. Tidak peduli dengan waktu, yang mana tentu jam sudah menunjukan waktu semua orang untuk beristirahat.

Ternyata tak menunggu waktu lama, Yoongi disebarang sana mengangkat telpon nya.

"Hallo, Yoongi"

"Ya Seokjin. Kenapa menelpon ku selarut ini?"

"Tadi kau pulang dari studio jam berapa?"

"Hmm, jam setengah dua belas. Aku dan Namjoon sengaja menyelesaikan lagu kami yang hampir rampung. Kenapa memang nya?"

Seokjin tak sanggup lagi menahan air mata nya. Seharus nya suami nya itu satu jam yang lalu sudah berada dirumah.

"Hey Seokjin, kau menangis? Kenapa!?"

Terdengar suara panik Yoongi siseberang sana dan terdengar juga suara Jimin yang tiba-tiba memenuhi pendengaran Seokjin.

"Nーnamjoon, dーdia, dia hiks..."

Bibir Seokjin terasa sangat kelu untuk berbicara, bahkan kini tubuh nya terasa sangat lemas dan kehilangan keseimbangan.

"Hey Seokjin, kau kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

"Jーjimin, suami mu sudah pulang. Tapi kenapa, kーkenapa Namjoon belum pulang. Namjoon ku belum pulangー hiks.."

"Seokjin, tadi aku dan Namjoon pulang berbarengan. Gak mungkin dia belum sampai rumah. Sudah kau coba telpon dia?"

"Dia belum pulang Yoon dan aku sudah berkali-kali menelpon nya. Tapi gak ada jawaban sama sekali."

Seokjin sekarang sudah terduduk lemas dilantai teras rumah nya. Tangannya yang memegang ponsel bergetar, bahkan sekarang hujan turun disaat yang tidak tepat. Membuat Seokjin semakin ketakutan.

Coincide - [ namjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang