sembilan

28 3 0
                                    

Gue keluar dari kamar, sebenernya males juga sih ngeliat mukanya, tapi mama pasti kecewa kalo gue ngga ngehargain orang, siapapun itu.

Tapi gue harus bisa buka hati buat kak Rendy, dia terlalu baik buat gue sakitin karena ulah perasaan gue yang maksain semuanya.

"Hei princess."
"Keisya kak. "
"Princess Keisya? ha ha ha. "
"Terserah kakak deh hehe. "
"Nih, tadi kakak lagi liat timeline, kamu nge like permen sama es krim, yaudah kakak iseng beliin, he he he. "
"Kak ini banyak banget? Kei ga mungkin ngabisin semuanya. Kakak ga beli? apa mau makannya disini sama Kei? "
"Engga deh, kakak gakuat. "
"Eh kenapa?"
"Kei udah terlalu manis, masa kaka harus makan yang manis manis lagi? mau tanggung jawab kalo sakit?"
"Kak Kei ga punya sayap, jgn buat terbang dong. "
"Udah udah, kamu masuk, udah malem. Makan eskrim sm permennya, kaka tau kamu lagi bete. Jangan sedih princess nanti mahkota mu jatuh. "

Hampir aja muka gue merah semua gara gara gombalannya. Kak Rendy pengertian, dia selalu ngertiin mood gue yang ga jelas ini.

So, kalo ditanya peka apa ngga, pasti udah tau jawabannya ya. Hal kecil yang buat gue mulai sayang sama dia, ngusap rambut gue.

Tiap rambut gue diusap berantakin, kaya ada aliran listrik gitu ga si woi. Gemeter bikin hati kesetrum.

Setelah gue sampe kamar, dan nge cek notif line, ada 999+ chat dari Kak Rendy. Gue telfon balik dong, gue takut dia kenapa kenapa lagi, secara dia kan abis dari rumah gue, kan repot kalo tiba-tiba ada kejadian yang gaenakin, gue pasti ikut kena.

"Halo kak? kaka dimana? baik baik aja kan? ada yang lecet? luka? berdarah? "
"Engga sayang, kaka pengen mastiin kamu langsung masuk kamar dong. "
"Hah? sa, apa kak? ha ha ha"
"Sayanggg Kei. "
"Iya sayang juga hehe, love u kak. selamat tidur. "

Udah, gue langsung matiin telfonnya. Malu banget, parah, tapi seneng sih. Ada perasaan yang udah berubah seiring jalannya waktu.

Gue masih senyum-senyum, dan ada notif line masuk.

kak rendy.
Jangan sedih kei, kakak ngerasa gagal jadi pacar Kei kalo liat Kei nangis. Kalo ada yang nyakitin Kei, langsung bilang ke kakak. Jangan apa apa di pendem, cerita, siapa tau bisa bantu? seenggaknya Kei ngga nyimpen masalah sendirian. Pundak kakak juga selalu ada buat Kei, love u too, tidur yang nyenyak. "

Aku bodoh, masih berharap pada seseorang yang sudah mempunyai kekasih hati.
dia yang bisa lebih mengerti.
dan selalu ada disisi.
dia yang bisa lebih mengenalmu
dibanding kamu mengenal dirimu.

seharusnya sedari awal, biar ku bunuh saja rasa ini.
Tak pantas jatuh pada seorang sepertimu kini.

Kamu adalah alasanku untuk terus tersenyum saat ini.

***

Sekolah lagi, sekolah lagi, mungkin bagi sebagian orang sekolah itu tempat yang ngebosenin, tapi bagi gue sekolah itu seperti rumah kedua, bahkan lebih indah dari rumah utama mungkin.

Diluar pelajaran, semua orang tampak bahagia, semua orang tampak tersenyum, semua orang tampak saling melontarkan canda tawa, dan semua orang sedang menyembunyikan luka nya masing-masing.

Hidup memang harus seperti itu. "Everything will be okey." mungkin itu sebuah kalimat yang paling ampuh untuk menguatkan.

Seperti sekarang, gue harus nge relain Devano. Gue gaboleh mikir, "dia akan kembali." karena gua yakin, semakin gue memperbesar harapan untuk bisa sama sama lagi, semakin besar pula luka yang akan gue terima.

Gue gabisa nahan dia, karna dia yang udah ngelepas gue. Gue gabisa maksa dia untuk terus sama sama gue, karna gue bukan rumahnya lagi, gue bukan tempat pulangnya dia. Gue bukan lagi seseorang yang dicari saat dia ingin berbagi cerita. Telinga gue bukan lagi tempat untuk mendengar semua ceritanya. Pundak gue bukan lagi tempat yang nyaman untuk dia bersandar.

KELABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang