[✅] Mistake | taennie

(2)

Suara petir yang menggelegar membuat seseorang terbangun dari tidurnya. Perlahan Jennie mengerjap tapi seolah dirinya tidak membuka mata. Dirinya disuguhi kegelapan, tak mampu melihat bahkan kakinya sendiri.

Ia merasakan tangannya diikat kebelakang. Ketika menggerakkan tangannya, perih kembali datang, ia rasanya tangannya sudah lecet.

Kepalanya pusing ketika dia berusaha mengingat kejadian sebelum dirinya tertidur. Pria itu, dari sorot matanya ia seperti pernah bertemu sebelumnya tapi entah dimana. Saat mencoba mengingat runtutan kejadian itu, suara pintu terbuka membuatnya mendongak.

Sedikit cahaya dari luar membuatnya seperti kembali bernapas. Ruangan ini begitu pengap dan panas. Dilihatnya seseorang dengan perawakan tinggi memasuki ruangan. Ia rasa itu adalah seseorang yang kemarin membawanya masuk ke dalam mobil dengan kasar.

Ketika pintu kembali di tutup, orang itu menyalakan lampu berwarna merah.

"Kau sudah bangun? Sepertinya kau tidur dengan nyenyak, Jennie Kim" darahnya berdesir ketika sebuah tangan dingin terasa menyentuh rahangnya.

Jennie ingin berteriak sekeras mungkin tapi kain sialan yang membungkam mulutnya ini membuat ia hanya bisa menggeram.

"Kau kesulitan berbicara, sayang?" orang itu membuka kain penutup yang membuat Jennie tidak bisa berbicara.

"Lepaskan aku! Apa maumu?! Aku bahkan tidak mengenalmu, kenapa kau memperlakukanku seperti ini?" tanyanya dengan setengah berteriak.

Plakk

Satu tamparan keras mendarat dengan mudahnya di pipi halus yang ia miliki. Itu sakit. Dia merasa ujung bibirnya mengeluarkan darah saat ini.

"Taehyung! Kim Taehyung! Kau masih tidak mengingatnya, huh?!"

"Seseorang di masa SMA-mu yang kau permalukan sekaligus kau hancurkan hidupnya menjadi serpihan. Kau membuat adik satu-satunya mati dengan mengenaskan! APA KAU MASIH TIDAK MENGINGAT ITU?!" Taehyung berteriak didepan wajah Jennie. Napasnya menggebu, bayangan gelapnya terlihat kembang kempis.

Jennie tercekat. Dirinya seperti dicekik, runtutan kejadian tiga tahun lalu kembali terputar dengan apik di otaknya. Ia tak menyangka akan bertemu Taehyung kembali.

Tapi kenapa dia menjadi seseorang yang kasar seperti ini. Apakah kalimat yang terlantun paksa dulu benar-benar membuat Taehyung sehancur itu?

Jennie menggeleng, ini semua bukan salahnya. Dia juga korban, dirinya juga sakit. Sama sakitnya seperti Taehyung.

Rahangnya di cengkram kuat oleh Taehyung, "Apa kau masih tidak mengingat itu, huh?!" ia mengulang pertanyaannya yang masih belum mendapatkan jawaban.

Jennie tidak mampu menjawab. Dirinya terlalu takut, dan terlalu menyakitkan untuk mengungkapkan semua kejadian yang terjadi sebenarnya. Dia berusaha melupakan itu, tapi Taehyung membuatnya mengingat kembali.