Aroma udara kota New York menyeruak masuk menyapa hidung mancung pria berjaket denim yang menggeret malas kopernya ke luar bandara. Tak lama sebuah mobil sedan berwarna hitam mendekat kearahnya.
Ketika kaca mobil diturunkan, tampak seorang paruh baya yang tersenyum pada Taehyung, "Tuan Kim? Tuan Kim Taehyung?" tanyanya.
"Iya?"
Pria paruh baya itu keluar. "Saya diminta nona Jung untuk menjemput anda" jelasnya.
Taehyung mengangguk dan masuk ke mobil. Kemudian pria paruh baya itu mengambil koper Taehyung dan memasukkannya ke dalam bagasi.
Di dalam mobil tidak ada kata yang terucap dari bibirnya. Sang sopir pun tidak berani mengatakan sepatah kata, hanya mampu melihat dari spion tengah mobil.
"Tuan Kim, kita mampir ke pom bensin dulu" ijinnya pada pemuda itu, ditatapnya melalui spion tengah, tidak ada respon ataupun jawaban yang ia peroleh.
"Tuan Kim..." panggilnya lagi.
"A-ah iya, baiklah."
"Anda baik-baik saja?" tanya sang sopir yang khawatir karena penumpangnya itu terlihat tidak fokus.
Di sepanjang perjalanan menuju ke sebuah apartemen, dirinya hanya diam menatap ke jalanan yang basah karena hujan dan kaca dihadapannya yang berembun akibat deruan napas miliknya.
Tak jarang lampu-lampu kota yang menyala menjadi fokusnya. Sejak tiga puluh menit lalu, ketika dirinya menginjakkan kaki di New York. Bayangan tentang adiknya selalu muncul.
Sedih yang ia rasakan teramat dalam hingga membuatnya tak mampu menangis ketika mengingat kejadian menyedihkan itu.
"Hyung, ketika kita sudah dewasa nanti. Aku ingin pergi ke New York bersamamu. Kurasa disana adalah kota yang pas untuk kita memulai hidup baru" kalimat itu terus berputar di otaknya.
"Jungkook, aku sudah berada di New York. Kau bisa melihatku dari sana kan" tanpa sadar dia bergumam. Lagi-lagi membuat sang sopir melihat ke bagian belakang.
"Anda berbicara dengan saya, tuan?" tanyanya.
"Ah tidak" jawabnya singkat dan kembali pada aktivitas merenungnya.
Pria itu tersadar ketika mobil mulai bergerak memasuki area basement, "Apa kita sudah sampai?" tanyanya.
"Sudah, tuan. Saya akan mengeluarkan barang-barang anda" jelas sang sopir sebelum keluar menuju bagasi.
Ketika kopernya dibawa, dia menahannya, "Biar saya bawa sendiri. Terima kasih."
Sang sopir kembali ke mobilnya sedangkan ia mulai memasuki gedung itu. Dirinya ingat betul lantai dan nomor yang dikirimkan padanya minggu lalu. Pria itu memasuki lift dan menekan angka dua belas. Ketika pintu lift terbuka, gadis berambut hitam sebahu menyapa pengelihatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] Mistake | taennie
FanficSemua berawal dari kesalahan tak disengaja yang dilakukan oleh Jennie. Membuat Taehyung gelap mata dan membekukan hatinya, bahkan otaknya tak mampu berpikir sehat. Tapi satu fakta mampu membuka matanya dan membuat beku dihatinya mencair. Tapi apakah...