setelah kita capek debat, dan semalaman gue nangis sampe bengkak ini mata, akhirnya kita mutusin jalan keluarnya.
gue ngijinin jungkook berangkat ke malaysia.
nggak apa-apa, gue gak akan egois kali ini. gue harus bisa ngehargain keputusan jungkook, selagi jungkook bisa jaga kepercayaan dari gue.
setelah keperluan jungkook udah disiapin semuanya, gue natap koper jungkook dengan nanar.
gue hela nafas sambil senyum.
senyum pedih? mungkin.
"ayok nanti kita telat" tau-tau jungkook muncul diambang pintu kamar.
gue ngangguk dan jungkook masuk ke kamar sambil nyeret kopernya.
sesaat gue berdiri, jungkook langsung naruh telapak tangannya di kepala gue lalu dia noleh ke arah gue sambil senyum.
senyum yang nanti nya bakal gue kangenin.
"jangan nangis" kata jungkook ngusap pelan rambut gue. "nanti aku nggak bisa tenang selama kerja disana"
gue noleh, nahan nangis. "kenapa?" kata gue lirih.
"nggak suka liat kamu nangis"
"aku gak nangis"
"baguslah"
"cuma sedih"
jungkook langsung membeku, tangannya sekarang narik kedua bahu gue ngehadap dia.
"aku janji akan hubungin terus kamu setiap hari, aku janji"
gak tau kenapa gue makin ngerasa sedih dan nundukin wajah. "kakak bohong, kakak pasti sibuk disana, satu rumah aja kadang kakak suka cuekin aku, gimana kita pisah, beda negara" jujur gue ngeluarin unek-unek yang gue rasain dulu.
"yuna, maaf"
"gapapa, itu kan dulu dan nanti pun akan tetep kayak gitu, benerkan?"
"na, gak gitu---"
"gapapa kak, aku gak masalah. aku udah terbiasa ngehadapi sikap kakak yang berubah-ubah"
"maaf na"
"berhenti ngomong maaf"
"kenapa?"
"KOK BANYAK TANYA SIH? KAKAK INI MAU BERBISNIS ATAU JADI WARTAWAN DADAKAN?"
jungkook ngerjap, berikutnya dia nahan ketawa sambil ngecubit gemes pipi gue. "ayok berangkat, aku gak bisa lama-lama"
"kenapa? kakak takut telat?"
"nggak"
"lalu?"
"takut makin susah nahan kangen"
gue senyum, berikutnya airmata gue berhasil lolos. gue nggak bisa buat gak nangis atas kepindahan jungkook.
"kak..." lirih gue.
"nangis lagi kan, jangan dong"
jungkook motong perkataan gue, dia berlutut didepan gue, dia senyum mandang perut gue yang udah mulai membuncit.
perlahan tangannya ngusap perut gue dengan lembut.
"semoga kamu selalu sehat" gumam jungkook.
gue ngelebarin mata saat jungkook kali ini langsung ngecium perut gue lumayan lama.
setelah dilepas, jungkook senyum lagi.
"sayang, tolong jaga bunda kamu buat ayah"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLY- JeonJungkook
Fanfiction"manis, elegan, banyak disukai orang, cantik, lebih cantik dari kupu-kupu. kamu tau itu apa? itu deskripsian kamu" -jeon jungkook-