Kami sudah sampai di restoran yang menyajikan pecel lele. Aku dan bang Rezza duduk di dekat jendela, aku melihat banyak mobil dan motor lalu lalang melewati jalan itu.
"Enak bang?"
"Enak"
"Bang nanti jam 8 mau gak nemenin Tisya meeting?"
"Oke, apa sih yang gak untuk adik abang yang satu ini"jawabnya sambil menatapku.
"Bang Rezza sudah punya pacar belum?" tanyaku dengan topik lain
"Sudah dong"jawabnya dengan sedikit sombong
"Bah, bohong kali abang" kataku tak percaya, walaupun sebenarnya percaya saja. Siapa sih yang tak suka dengan lelaki seperti bang Rezza.
"Masa gak percaya, pacar abang cantik lohh Tis"
"Ah masa, cantikan aku atau pacar kakak nih?" godaku menaik turunkan alis
"Hmm siapa ya? Kamu dehh kan adik abang gak ada yang menyaingi cantiknya. Tapi kamu mau lihat gak pacar abang?"
"Mau bang" anggukku antusias, sungguh aku juga penasaran dengan wanita tersebut secantik apa sih dia?. Aku melihat bang Rezza mengambil ponselnyanya dan membuka layar kunci tersebut.
"Sebentar, nih" aku langsung merebut ponsel bang Rezza
"Wah ini mah emang cantik banget bang, aku ngalah deh kalau abang lebih milih cantikkan dia. Tapi, aku gak yakin dia mau sama abang, abang apain?" kataku tak serius hanya ingin menggodanya
"Jelas gak abang apa apain lah, lagi pula abangkan tampan" aku langsung pura pura muntah saat bang Rezza mengatakan seperti itu. "Kalau adik abang ini sudah punya pacar belum? Atau tidak gebetanlah? " tanya bang Rezza balik
Dengan terpaksa aku menggeleng. Memang itu faktanyakan?
"Idih kasian adik abang masih jomblo ternyata" balas bang Rezza meledek
Aku mengibaskan tangan ke wajah. "Gak apa apa yang menting berkualitas. Tisya gak mau pacaran dulu, ribet! Enakan juga kaya gini"
"Ah kamu mah bisa aja, Sudah belum makannya? Abang ingin pulang"
"Sudah bang"jawabku
Aku dan bang Rezza segera pulang untuk bersiap siap meeting, karena sebentar lagi pukul 8 malam, yang artinya aku akan bertemu dengan ayah dan bunda. Tapi kali ini bukan sebagai Nata,gadis yang lemah melainkan aku akan menjadi Tisya, gadis yang di hormati layaknya ratu.
AUTHOR POV
Nata dan Rezza sudah sampai di Cafe Tisya, yap Cafenya sendiri. Mereka memang meeting di Cafe ini sesuai permintaan lawan meetingnya nanti. Nata dan bang Rezza sudah menunggu lebih dari 30 menit namun, sama sekali tidak ada pertanda bahwa mereka sudah sampai.
"Mereka dimana sih bang, lama banaget. Tisya paling gak suka nunggu! " Rezza hanya menggeleng geleng kepala
"Kan kamu tau sendiri jakarta seperti apa Tis?"
Nata merenggut sebal karena balasan Bang Rezza sama seperti alasannya saat di stasiun tadi. "Ya tapikan beda bang, aturan mereka tau yang namanya pekerjaan apalagi mereka yang minta meeting mendadakan seperti ini. Mereka harus professional." Rezza takjub dengan Nata yang umurnya masih terbilang sangat muda sudah mempunyai perusahaan yang cukup besar dan terkenal menurut Rezza.
Nata memang paling tidak suka jika ada yang membuatnya menunggu apalagi yang berhubungan dengan pekerjaan.
"Maaf, kami terlambat"
Nata memandang mereka datar. " Apakah kalian sering membuat orang yang bekerja sama menunggu kedatangan kalian?" tanya Nata karena dua orang tersebut telah membuang waktunya saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/186765853-288-k555545.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl
Teen Fiction"Ayah, sebenarnya apa salahku sampai segitu bencinya ayah denganku? Aku juga ingin di perlakukan layaknya manusia bukan layaknya binatang yang menjijikan. Apakah aku tidak bisa bahagia, ayah? Aku tidak kuat lagi Tuhan, aku lelah. Kapan semua ini ber...