Vote dulu yang merata dari awal ya yeorobun!!
Jungkook menarik lengan Sinb untuk menuntunnya berjalan,dengan mata tertutup oleh kain hitam, "oppa,kita akan kemana?". Jungkook terkikik, "kau lihat saja nanti". Sinb merengek, "katanya kita mau makan..."
Jungkook tak menjawabnya,ia melepaskan genggamannya lalu menghampiri Sinb, "benar,kita akan makan sayang...". Jungkook berbisik membuat Sinb kegelian, "kau siap?"
Sinb mengangguk cepat,dia ingin cepat cepat melihat,Jungkook perlahan membuka kain hitam itu,satu kata pertama yang Sinb lontarkan, "woahh..."
Sinb menatap kebawah sana,kota terlihat gemerlap dan kecil dari atas sini, "ayo kita makan". Sinb menoleh kebelakang,Jungkook menyangga kedua tangannya pada meja di hadapannya yang sudah tersedia dua box pizza.
Sinb terkejut lantaran tak percaya,Jungkook benar benar lelaki yang unik,Sinb pikir Jungkook akan menyiapkan makan malam yang romantis.
"Kau takut?kita balapan makan pizza ok?siapa yang terlambat habis,harus dihukum". Jungkook menaik turunkan alisnya,Sinb menghampiri meja itu dan membuka salah satu box pizza.
"I-ini banyak sekali..". Sinb meneguk ludahnya,apa dia akan kalah?oleh suaminya ini?tidak,dia harus menang.
Sinb menukikkan alisnya, "oppa menantangku?baiklah,hanya ini saja tak akan membuatku kalah". Sinb dengan semangat yang menggebu gebu menghela nafas dan menyemangati dirinya sendiri.
"Aku yakin kau akan kalah". Jungkook mengejek Sinb,membuka box pizza miliknya. Sinb tak menghiraukan perkataan suaminya itu,sekarang dia hanya ingin fokus untuk menang.
"Siap untuk kalah Park Sinb?". Sinb memberikan smirk pada suaminya, "oppa yang akan kalah". Jungkook mengangguk santai.
"Oke...kita mulai,satu..dua...tiga!!". Sinb langsung mengambil pizza nya dua sekaligus,baguslah suaminya itu membelikan pizza kesukaannya,jadi pasti akan cepat habis.
Sedangkan Jungkook melahapnya dengan santai dan pelan pelan,tersenyum melihat Sinb yang begitu semangat,dia sengaja ingin membuat Sinb menang.
.
"Yashh!!aku menang!!yuhuu!!". Sinb melompat girang saat pizza nya sudah habis tak tersisa,sausnya sampai belepotan di bibir Sinb.
"Oppa kalah!!". Ejek Sinb,Jungkook hanya mengangguk dan tersenyum,mengelap saus di bibir Sinb menggunakan sapu tangannya.
"Iya iya aku kalah". Jungkook dengan telaten membersihkan sausnya, "ah..kok perutku rasanya buncit sekali ya?". Gumam Sinb,Jungkook membuang sembarangan sapu tangannya itu,gampang tinggal membeli lagi yang baru.
"Kau kenyang?". Tanya Jungkook dan tentu Sinb mengangguk, "syukurlah". Sinb kebingungan atas ucapan Jungkook, "huh?"
"Aku melihatmu selalu makan sedikit,setidaknya kau membuatku lega dengan ucapanmu barusan,aku tak suka kau diet,aku sengaja membeli pizza kesukaanmu agar kau menghabiskannya,biar saja aku kalah..aku hanya ingin melihatmu makan dengan lahap lagi". Sinb terkejut akan itu,antara terharu,senang,dan kesal karena Jungkook berhasil menggagalkan dietnya.
"Ahh oppa~". Sinb langsung memeluk Jungkook,sungguh sebuah kejutan bagi dirinya. Ternyata ini maksud Jungkook,suaminya terlalu khawatir dengannya,memang orang yang sulit untuk ditebak.
"Kenapa kau memelukku?hm?apa pizza nya kurang?". Sinb menggeleng, "oppa,kau jahat...kenapa tak bicara langsung saja dari awal,tak usah seperti ini"
Jungkook menepuk nepuk pelan kepala Sinb dengan tangan kanannya,sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mendekap istrinya, "kenapa?aku suka melihatmu begitu bersemangat,aku bahagia melihatmu seperti itu,bahagiaku sederhana Sinb,bahagiaku adalah dirimu". Sinb semakin menduselkan wajahnya ke dada Jungkook karena sudah dipastikan rona merah itu sudah menjalar sampai telinga.
"Kau konyol!menyebalkan!". Disambung dengan tawa Sinb,Jungkook juga ikut tertawa, "aku juga menyayangimu". Jungkook tertawa gemas,Jungkook sudah merasa cukup hidupnya seperti ini,tak ada lagi yang ia inginkan,ia hanya ingin Sinb tetap bersama dengannya selamanya.
Sinb melepaskan pelukannya, "lihat lihat,ada yang malu". Goda Jungkook saat melihat Sinb menutup wajah dengan telapak tangannya.
"Oppa!!oppa bilang jika kalah ada hukuman!". Jungkook mensejajarkan posisinya dengan Sinb, "baiklah,lihat ini". Jungkook menuntun Sinb melihat pemandangan di bawah sana,Sinb memegang pagar pembatas tersebut, "ada apa?". Jungkook menggedikkan bahunya, "tak tau". Sinb memanyunkan bibirnya.
Jungkook menelpon seseorang, "sudah siap?yakin akan berhasil?baiklah aku akan berteriak,jangan dimatikan,kau hitung dari sana". Bisik Jungkook, Sinb merasa aneh pada Jungkook.
"Opp--
Jungkook menyimpan telunjuk dibibirnya, "sstt..."
"Ekhm". Sinb langsung panik, "astaga astaga!!oppa lihat!!semua lampu mati!!gelap!!gelap!!". Sinb melihat dibawah sana gelap tanpa cahaya,Jungkook tampak resah dia menghela nafas berkali kali.
Jungkook kembali berbisik, "aku siap"
Tak menghiraukan Sinb yang heboh,Jungkook membatin 'semoga berhasil'
"Sinb,tatap aku". Sinb seketika diam menatap Jungkook.
'Satu..dua...'
Jungkook menarik nafas dalam dalam.
"AKU SANGAT MENCINTAIMU SINB!!!!". Teriak Jungkook dengan sangat keras,Sinb terkejut saat Jungkook berteriak dan satu titik cahaya mulai muncul,ia mulai tertarik melihat bawah sana.
Jungkook tertawa lega saat ia sudah menyelesaikan teriakannya,ia memutuskan sambungan telponnya.
"Kau baca apa yang kau lihat di bawah sana". Sinb mulai membaca kata yang mulai terangkai walau dirinya masih takjub.
"S-sin..."
Perasaan Jungkook sudah mulai lega saat semuanya berjalan lancar,walau belum semua.
"Kook.."
Sinb terdiam setelahnya, "sinkook...". Jungkook menghela nafas lega,kerja bagus, "Apa ini oppa". Jungkook menatap Sinb, "ini hukumannya,kau suka?". Sinb menatap Jungkook tak percaya,mustahil Jungkook melakukan hal yang rumit seperti ini,pasti Jungkook menyiapkannya dari jauh jauh hari.
"Kenapa diam?kau tak suka?". Sinb menggelengkan kepalanya lalu tertawa bodoh, "oppa kau sangat konyol,aku sangat menyukainya". Jungkook tertawa lega,rencananya ini tak sia sia.
Jungkook merangkul Sinb,melihat bawah sana yang tertulis nama mereka, "betapa emosi nya aku saat mempersiapkan ini,aku sudah mencobanya berkali kali,dan setiap aku pulang kau mengoceh karena sering terjadi mati lampu". Jungkook terkekeh, "ini ulah suamimu"
"Siapa yang membantu oppa?pasti oppa harus menghubungi pusat terlebih dahulu,oppa pasti membayar nya mahal?iya?oppa membuang uang hanya untuk ini?". Celoteh Sinb yang membuat Jungkook gemas,lampu langsung menyala semua,nama mereka kini hilang.
"Kok aku malah dimarahi?harusnya kau senang diberi kejutan". Sinb mencubit perut Jungkook, "aku sangat senang,tapi oppa membuang buang uang hanya untuk ini!lihat bahkan tak ada lima menit pun!!". Rasa bahagia tentu ada,itu berkat Park Jungkook,suaminya.
"Agar kau tak sedih lagi". Jungkook kini menghadapkan Sinb padanya lalu ia mengecup kening Sinb, "selama aku mampu membuatmu bahagia,aku akan melakukan apapun". Sinb tersenyum,ini gila. Sifat Jungkook benar benar diluar ekspetasinya.
Sinb bangga memiliki suami seperti Jungkook,jika dia berada dibarisan para mantan kekasih Jungkook yang membuang lelaki spesial ini begitu saja,mungkin ia akan sangat menyesal.
Mungkin ini sudah takdir ia untuk bersama Jungkook.
Sinb milik Jungkook.
Jungkook milik Sinb.
Sinb dan Jungkook ditakdirkan untuk hidup bersama,saling melengkapi,saling menguatkan.
Next??
Ini masih berlanjut ya:))
Yang masih bingung,ini short story.
Jadi story ini hanya punya satu cerita,tak ada sambungan cerita lain jika sudah end.
Jadi,penasaran sampai end?
Vote vote vote!!!
Comment comment comment!!'Fake [가짜]' 12 Mei 19
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake [가짜] - ▪신국/비국 - SinKook/BiGuk▪
Short StoryHidupnya ini memang dipenuhi dengan drama,bagaikan membaca buku cerita di dalam ceritanya sendiri. Semuanya palsu,hanya demi kebahagiaan semata. ▪SinKook/BiGuk ▪Fanfiction,Romance,NC ▪Main Cast : -전정국 [Jeon Jeongguk] -황은비 [Hwang Eunbi]