ZeeShan : Part 11

114 10 19
                                    

Pembacaku yang baik-baik dimohon jika ada kesalahan ketik dan tanda baca segera diingatkan ya. Komen aja dimana kesalahannya biar aku tahu dan aku bisa segera memperbaiki.

Pembaca yang baik adalah pembaca yang dapat mencontoh perbuatan terpuji dan menjauhi perlakuan tercela.

Happy Reading

Saat kamu berhasil menarik hati pria, jangan harap kamu bisa melepaskan begitu saja.

***

Murid-murid berlarian ke arah belakang sekolah, seolah-olah akan tertinggal sesuatu yang berharga jika tidak segera datang.

Alesha yang sedang berjalan hampir saja terjungkal karena tidak sengaja terdorong salah satu murid yang berlari.

"Eh maaf maaf," ujar sang murid dengan rasa sedikit takut pada Alesha.

"Iya iya. Emang ada apaan sih, kok pada lari-lari?"

"I-itu si- si Raffa berantem. Gua duluan ya!" setelah itu sang murid kembali berlari, meninggalkan Alesha dengan kebingungan.

"Raffa? Raffa yang mana? Raffa anak IPA atau anak Bahasa? Tapi gak mungkin kalau anak Bahasa dia kan kayak banci pasar. Berarti Raffa anak IPA. Gua harus lihat." Ia pun segera berlari sambil membawa jus wortel-apel ditangannya.

Sampainya di lapangan, ia melongo karena banyak siswa telah berkumpul disini, membentuk lingkaran besar yang di tengahnya ada dua orang yang saling beradu jotos. Alesha memaksakan tubuhnya untuk masuk digerombolan siswa-siswa. Ia ingin melihat siapa yang berhasil memancing kemarahan seorang Raffa yang terkenal ramah daripada yang lainnya. Setelah berhasil, ia dibuat melongo sekali lagi, karena yang berani dengan Raffa adalah Tomy, siswa yang pernah mengikuti lomba bersamanya,terkenal kutu buku dan pintar. Ada masalah apa antara keduanya?

Tidak ada waktu untuk bertanya saat ini. Sebelum ada guru yang mengetahui, perkelahian ini harus dihentikan. Ia mengedarkan pandangannya tak ada Vito,Reyhan,Rika,Fina dan Avela di sini,pantas saja tidak ada yang melerai perkelahian ini. Pasti tidak ada yang berani.

"Raffa berhenti!" teriaknya berusaha untuk melerai perkelahian. Tapi, teriakan itu diacuhkan Raffa. Dia terus memukulli Tomy yang sudah babak belur dibawahnya.

"Gak ada cara lain. Maafin gua,Raff." Alesha berjalan mendekatti Raffa lalu menyiram jus yang berada ditangannya ke arah Raffa seraya berkata, "Berhenti, Raff! Itu yang lo pukul anak orang."

Pukulan Raffa berhenti disertai teriakan para siswa karena terkejut melihat kejadian itu. Zee yang baru datang juga tak kalah tekejut.

"Maaf,Raff. Gua ngelakuin itu biar lo gak jadi pembunuh," ujar Alesha merasa bersalah. Ia mengeluarkan tisu dari sakunya, menyerahkan ke Raffa.

Avela yang baru datang dan disuguhi pemandangan seperti ini merasa bingung harus melakukan apa. Melihat wajah Raffa yang basah dan Alesha yang berada di tengah-tengah kerumunan orang.

"Raffa kenapa?" tanyanya melihat Raffa yang mengelap wajahnya dengan tatapan mengerikan.

"Vel,bantuin Raffa ya buat bersihin seragamnya dan ngobatin lukanya."

Avela mengangguk,membawa Raffa bersamanya. Satu persatu orang sudah bubar kembali melakukan kegiatannya masing-masing.

Alesha yang merasa kasihan dan ngilu melihat luka Tomy yang lumayan parah itu berniat untuk memberi bantuan."Tomy kita ke UKS ya, biar lukanya diobatin anak PMR."

"Lo bisa jalan gak?"

Tomy hanya diam saja sambil meringis memegangi lukanya. Karena jika ia berbicara sedikit saja rasa perih menyerang dirinya.

ZeeShanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang