Pintu rumah milik kak Satya dibuka perlahan oleh pelayan tepat disaat aku memberikan kartu undangan pada penjaga. Acara pernikahan kak Satya memang disiapkan sangat privasi, tidak heran keadaan diluar rumah yang sepi sangat berbanding balik dengan keadaan di dalam rumah.
Aku memasuki rumah tersebut dengan langkah selambat mungkin sembari padanganku tidak henti-hentinya berkeliling, jika seperti ini keadaannya aku bisa saja secara tidak sengaja bertemu dengan Revan. Sekedar informasi, Revan merupakan kerabat dekat kak Satya, aku mengenal Revan karena kak Satya mengenalkannya padaku."Akhirnya lo datang juga"
Aku membalas pelukan Lita setelah teriakan membahananya terdengar di telingaku. Lita terlihat sangat cantik dengan balutan gaun hitam dengan rambut yang dicepol keatas, dari informasi yang kudengar pakaian warna hitam dipakai sebagai tanda bahwa mereka berasal dari keluarga sang pengantin.
Lita melepaskan pelukannya kemudian menatap tubuhku dari atas sampai bawah,"Fix, lo cantik banget hari ini"
"Thanks, lo juga"mataku memandang sekeliling pesta, tidak terlihat keberadaan Revan.
Untuk sementara ini, situasi aman.
Lita terkekeh kemudian meraih tangan kananku,"Ayo, kita harus ketemu istri kak Satya"ajaknya.
Kami berjalan menuju panggung yang dipergunakan untuk tempat mempelai duduk, tepat ketika aku berusaha untuk menaiki panggung Lita menghentikan langkahnya.
"Ada apa?"mataku masih memandang kak Satya yang tengah tersenyum kearah kami dan juga istrinya. Oh tidak, istri kak Satya begitu cantik hari ini dengan gaun biru muda, mengingatkanku dengan salah satu princess disney yaitu Cinderella.
Tidak merasakan pergerakan apapun dari Lita aku memutuskan menoleh namun yang kudapati bukanlah Lita sahabatku, melainkan sesosok pria dengan jas hitam tengah menatapku dengan mata tajamnya.
"Kita perlu bicara"
"Dimana Lita?"aku berdecak, konyol sekali aku menanyakan sesuatu yang aku sendiri tau jawabannya. Lita benar-benar membuat semuanya menjadi runyam, gadis itu pasti kabur karena melihat Revan mendekatiku.
"Berikan aku waktu lima menit untuk memperjelas hubungan kita" tangannya meraih tangan kananku kemudian menggenggamnya erat, "Aku gak bisa menahannya lagi, aku ingin kamu"
"Aku beri kamu kurang dari semenit untuk melepaskan genggaman ini"aku menatap tanganku yang tengah digenggam oleh Revan,"Kita tengah dilihat banyak orang, kamu tidak tau malu?"cercaku.
"Bisakah kamu tidak egois seperti ini?"ucap Revan.
Berlebihan, ini semua sangat konyol. Pandangan orang-orang bagaikan tengah menghakimiku yang tengah menatap penuh amarah pada Revan. Sedangkan Revan bagaikan korban disini.
Tentu saja, aku sadar betul. pria yang ada dihadapanku ini walaupun memilik kesalahan besar, dia tidak akan merasakan telah berbuat salah dan anehnya lagi orang-orang tetap menganggapnya bagaikan malaikat.
Aku sangat paham betul karena nyatanya hubungan kami kandas hanya karena Revan tidak mengakui kesalahannya.
"Aku hanya ingin bertemu dengan kak Satya dan istrinya" bisikku walaupun pada nyatanya aku ingin sekali beteriak tepada di wajah tampan Revan.
Genggaman tangan Revan terlepas, dengan cepat aku melangkah menuju kearah kak Satya yang menatapku penuh arti. Akibat perlakuan Revan tadi aku malah menerima pelukan dari kak Satya, pria itu menepuk pelan punggungku berusaha menenangkan detak jantungku yang bergejolak.
Sentuhan hangat di tanganku terasa, istri kak Satya menggenggam tangan kananku sembari tersenyum.
"Namaku Rena, salam kenal"
Oh tidak, air mataku, aku tidak bisa meneteskannya di acara sakral ini namun apa yang mau dikata, aku sudah tidak peduli dengan pandangan orang lain, yang kubutuhkan hanya menangis, menumpahkan haru dalam dekapan kak Satya.
TBC
------
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You
RomanceBuanglah mantan pada tempatnya, tutup rapat-rapat agar bau busuknya menghilang. Selalu saja kalimat itu terngiang di pikiran Lily semenjak pertemuannya dengan Revan, sang mantan yang kini berstatus sebagai kliennya.