Waktu istirahat untuk kelas Alyce sudah dihabiskan bersama Niall. Perkuliahan berlanjut penuh dengan materi baru beserta menjadi pengajar bayangan. Selama dia mengambil motor, kebetulan melihat seseorang yang cocok untuk cuci mata kali ini. Terlihat Niall sedang keluar dari parkiran dan menyetir mobilnya dengan bergaya kacamata hitam yang memancing para wanita di luar sana. Sudah menjadi kebiasaan Alyce menatap lama para laki-laki yang menurutnya tampan sebagai penghilang stress tugas kuliah, apakah banyak yang sepertinya?
Cuaca setelah pulang dari perkuliahan di siang hari cukup sejuk karena hampir memasuki musim dingin. Satu minggu lagi Erhard belajar sementara bulan depan sudah musim dingin yang berarti akan ada libur serentak selama dua minggu bagi mahasiswa atau pelajar. Alyce mengendarai motornya perlahan, ada suatu hal yang dia lupakan dan mencoba mengingatnya. Pekerjaan dia sama sekali tidak melelahkan walaupun menjadi asisten dari seorang profesor yang sangat akrab bak seorang anak kandung. Dan untuk kali ini, seharusnya dia membawa Erhard untuk membawa semua belanjaan nanti.
Sebenarnya Alyce sudah ada di akhir semester tetapi dirinya dan dua sahabatnya ikut kelas tambahan hanya ingin mengasah kemampuan akademik. Anehnya mereka diperbolehkan dikarenakan pinta Alyce kepada profesornya, lagi pula tak jarang ketiganya selalu membantu para dosen atau junior mereka. Sehari sebelum pergantian musim dingin akan diadakan wisuda, tentunya untuk Alyce serta sahabatnya juga. Di pedesaan yang tidak terlalu berada di perbatasan kota, Alyce sampai di rumah dan langsung mencari Erhard ke berbagai ruangan, seharusnya dia sudah sampai lebih dulu dibandingkan kakaknya yang berkuliah hampir sore hari.
"Kak?" sahut Erhard memanggil.
"Kemana saja? Jangan menyusahkanku, tolong."
"Baru juga sampai, tadi ada pertandingan bola antar kelas dan tahu tidak kalau aku menang!" Erhard masih di luar pintu dan Alyce masa bodoh meninggalkannya di belakang yang masih berharap ada sorakan bangga dari kakaknya. "Aku tidak boleh masuk?"
"Selamat datang di rumah keluarga Calesthane. Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Alyce berbalik dengan cepat dan membungkuk penuh hormat sambil mempersilakan masuk.
"HAHAHA, ah kak!! Berikan aku selamat setidaknya," menghempaskan badannya ke sofa menunggu ada balasan baik dari Alyce.
"Sudah ke berapa kalinya coba dan aku masih harus memeriahkan kemenanganmu?" Karena Erhard ahli dalam sepak bola sehingga selalu menjadi kemenangan yang bosan.
"Kakk?"
"Selamat atas kemenangan yang sudah ke berapa kalinya aku mendengar ini. Apa yang ingin kamu makan untuk malam ini?"
"Wah, hadiah makan malam untukku?" Matanya berbinar dan segera berdiri memegang pundak Alyce yang mengangguk cepat. "Kau memang yang terbaik, kak!"
"Ah lepaskan! Cepat ganti pakaianmu dan temani aku belanja sekarang."
"Hm!!"
Mereka berdua pergi membeli kebutuhan bulanan bersama Erhard yang menyetir motor. Tanpa disuruh Alyce ketika sampai di supermarket, adiknya segera mengambil keranjang dorong lalu mengekori di belakang sambil melihat sekeliling yang sangat menggoda mata. Alyce mengambil bumbu dan rempah-rempah gurih khusus untuk adiknya yang ingin dibuatkan makanan tidak begitu pedas. Dua jam mencari kebutuhan sudah terpenuhi. Membayar ke kasir dilanjutkan mencari satu hal yang belum Alyce dapatkan. Mereka pergi ke toko buku, mencari buku paket penting yang wajib dibeli karena isinya diperbaharui sehingga ia harus memilikinya juga.
"Kita belajar hanya seminggu lagi bahkan sehari sebelum masuk bulan musim dingin, aku akan wisuda, dan kamu?"
"Tidak ada, apa aku boleh datang ke wisudamu?"
"Kamu pikir aku orang asing di rumah?"
"Ah maaf kak, aku hanya bercanda saja tadi!" Erhard melindungi atas kepalanya dengan barang belanjaan sembari berlari kecil ke parkiran motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream That I Expected
Fanfiction[ON GOING] || [UPDATED] Kerlip bintang tak pernah hilang dari pandangan dua jiwa yang saling mengasihi, angin malam berhembus membawa pesan dengan judul berbeda pada waktu yang telah ditentukan. Berharap memiliki akhir kehidupan yang indah sehingga...