Alyce mengalihkan pandangan ke Yunhee, dirinya takut membuat masalah karena mengiyakan keinginan maknae, tepat sekali manager datang yang malah mengangguk. Semua keinginan artis mereka tidak akan menjadi masalah, katanya. Tujuan mereka datang untuk liburan, sibuknya jadwal dan olah suara juga butuh istirahat dari bernyanyi dan rekaman. Tetapi mengapa Alyce dan Erhard termasuk ke dalam jadwal liburan mereka juga?
"Kak! Aku keren, kan?" Bergaya bak seorang model, ekspresi datar cukup mengatakan dia tidak peduli kepadanya.
"Hah?"
"Ah ini loh, aku pakai punya Jungkook hyung." geram Erhard sambil memelas.
"HAHAHA, JUNGKOOK HYUNG? JINJJA??" Bukannya menilai pakaian adiknya, Alyce masih mencerna panggilan Erhard kepada Jungkook. Dia tidak sendiri di mana para staff juga ikut tertawa.
"Ih kak!! Bagaimana setelanku? Eh, kita belum berfoto loh...."
"Ya, ya. Kamu tampan. Di waktu luang saja kita akan berfoto walau tidak memakai pakaian wisudaku."
Keduanya tidak melanjutkan obrolan lagi, kado yang di simpan tidak di bawa juga dan hanya membawa setelan. Bangtan bersiap lebih cepat menunggu dua anak ke dalam mobil. Kerepotan pergi ke ruang satu ke lainnya membuat Alyce menghela napas gusar harus cepat menyelesaikan hal yang tidak akan mengganggunya dengan penuh overthinking sebelum meninggalkan rumah. Dekorasi dalam rumah baru disadari, seperti kelopak bunga menempel pada tirai jendela dan surat kecil yang menggantung.
Erhard keluar lebih dulu dan Alyce yang akan mengunci pintu. Bang PD-nim sendiri sangat tenang walaupun mereka berdua adalah orang asing yang dekat dengan anak-anaknya. Yunhee langsung memutar badan Alyce ketika ia masih melihat semua dekorasi rumah dan mendorongnya untuk masuk ke dalam mobil pilihan. Pintu mobil tergeser sendiri, tujuh pangeran siap pergi bersama. Dia masih kaku di depan pintu sedangkan Jimin mendadak keluar mencari Erhard, membiarkan Alyce terheran mengetahui ada yang sudah dianggap sebagai adik laki-lakinya sendiri.
"Aku di sini!! Kak Alyce bersama mereka saja dan aku di mobil belakang." Baru ingin mencegah tetapi Erhard langsung menarik kepalanya masuk lagi.
"Nah?" Secara inisiatif, Jimin memegang pundaknya dan Alyce bergabung bersama Bangtan tanpa pikir panjang.
Perjalanan ke hotel sungguh memakan waktu, padatnya kendaraan roda empat menempati jadwal kesibukkan di luar sana. Berbeda bagi Jungkook yang bahagia dapat menjahili para hyung nya lebih lama. Humor Alyce mudah sekali anjlok seperti Jimin yang tertawa hanya perkara kecil. Suasana perjalanan mereka dipenuhi harmonisasi vokal, sedikit beradu dance tangan dengan Hoseok sebagai jurinya dan sesekali menggibah anggotanya langsung di depan.
Tidak tertinggal supir mereka ikut tertawa bahak mendengar setiap rentetan Seokjin yang kesal karena ada yang bermain curang. Untungnya hotel di sore hari bersih dari orang-orang fanatik seperti sasaeng fan atau ada kemungkinan agensi menyewa satu gedung? Mungkin saja. Salah satu staff mengejar Alyce lalu memberikan kartu kamar hotel. Erhard sangat ingin bertanya tetapi staff tersebut pergi kembali membawa barang kebutuhan mereka. Kamar Alyce hanya melewati dua kamar dengan Bangtan. Jimin menyahutnya sebelum masing-masing beristirahat.
"Ya, ada apa?" jawab Alyce menghadapnya.
"Nanti malam datang ke kamar kami , ya. Jangan sampai lupa, Erhard juga harus bersiap hehehe." Mendengar suara Jimin di belakang, Taehyung yang sudah di kamar berbalik menghampiri dan merangkul sahabat 95 line ini.
"Jangan sampai telat, kami ke kamar duluan. Semoga harimu menyenangkan! Jimin-ah, kajja," ajak Taehyung memutar dan masuk ke dalam kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream That I Expected
Fanfiction[ON GOING] || [UPDATED] Kerlip bintang tak pernah hilang dari pandangan dua jiwa yang saling mengasihi, angin malam berhembus membawa pesan dengan judul berbeda pada waktu yang telah ditentukan. Berharap memiliki akhir kehidupan yang indah sehingga...