SAKIT

43 5 0
                                    

Begitu berat kaki ku melangkah kedepan tanpa meninggalkan jejak yang kusimpan dalam hati ku,

Begitu resah sampai dada ku sesak dan ingin berteriak sekencang mungkin "TUHAN, kenapa keadaan yang ku lalui seperti ini? Apa salah ku?"

Aku berteriak dengan keras seakan ada yang mendengarkan ku, merintih kesakitan karena lutuku yang lecet akibat ulah ku sendiri,

Berjalan ditengah kepadatan kota, membuat ku semakin rapuh, berjalan tanpa genggaman, seakan mengajarkan ku bahwa tak selamanya dunia bergeming memberikan mu kejutan.

Sambil menusuri jalan-jalan kehidupan yang ku tempuh, aku seraya berkata "tidak bisa, tidak bisa!!"

Jalan ku yang mengoleng ringan seperti botol ditengah lautan yang terombang ambing, terseret dan hancur dengan sia-sia.

Ku tarik kemeja putih yang kupakai dan mencoba menyadarkan kenyataan yang ada didepan ku, menunggu ku setiap waktu,

Tidak ada yang bisa diharapkan dari diri ku yang lemah, cepat putus asa, dan cengeng.

Kendati diriku mencoba menguatkan jiwa ku yang akan segera roboh dalam sesaat, akankah ini bisa bertahan? Siapa yang bisa menolong ku?

**

Hari yang kulalui tanpa sahabat, keluarga yang mendukung ku, yang hanya adalah celaka yang menunggu ku untuk ditarik kembali ke alam

Selamanya kita jaya, horeyy!! Sambil menuangkan vodka yang ada dan bersenang-senang dengan sahabatku, bersuka ria mengingatkan ku pada masa-masa itu, masa kebahagiaan yang lengkap.

Entah iblis apa yang menghadang itu semua kembali, serasa begitu sukar untuk di lalui.

Mengasiani diriku yang lemah ini, rapuh untuk sesaat, bergeming untuk mencari pertolongan, tapi tidak satu pun yang mengulurkam tangannya,

Benar dunia itu kejam, tidak adil, mengapa aku yang sebatang kara mengalami ini!!


















Vote n Comments

Keluh Kesah | CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang