BERTAHAN

27 4 0
                                    

Ketika ragaku tak dapat ku gapai, sulit, sakit, hancur yang ku alami,

Bukan hanya genggaman dan uluran tangan yang ku butuhkan sekarang,
Namun suara mu, dan langit disekeliling ku,

Kelingking ku tak mampu berdiri, sangat dingin, mencekam, menusuk,

Tidak ada yang bisa kulakukan, ketika ragaku telah habis percuma, berlari tanpa arah layaknya sebuah daun yang bergelantungan di jalan raya,

♧♧♧

Bila kau berada disini, maukah kau menolong ragaku yang hampir habis terkuak?

Ku tak mampu sangat tak mampu, bertahan pada hidup ini serasa rohku dicabut dari jiwaku,

Ya aku tahu, aku hanya pecundang yang datang begitu saja meminta sedekah pertolongan pada mu,

Aku begitu naif dihadapan mu, sama seperti boneka yang kepala nya hampir dipenggal,

Bodoh itu lah yang kurasakan sekarang dalam ruangan yang gelap, sesak, penuh barang yang tak lagi digunakan, disekap oleh iblis ku wanita ku.

Iblis yang begitu cantik membukus ku dan menggoda ku dalam pesona pahatan wajahnya, membuatku terpanah olehnya,

Namun dia menancapkan trisula pada perutku, perutku di cabik, seperti binatang belantara.

Namun itu hanya ilusi ku, ya ilusi bodoh semata.

Terasa ringan untuk kasat mata, nyatanya itu lebih berat dari berton-ton isi samudra yang akan menenggelamku dalam sekejap,

Terhisap olehnya, membuat ku tak berdaya.

Berikan ku separuh nafas yang kau hembuskan, supaya aku dapat bertahan disini, hingga ragaku kembali dalam violin indah.
Aku merindukan segalanya,
Segalanya,
Busukkah hati ku ini? Pantaskah aku ini?

Di saat perpisahan terakhir aku berpikir aku akan melihat mu lagi dalam bola mata crystal ku, tapi nyatanya tidak lagi bahkan tidak akan pernah,

Aku telah dialam bawa sadar lain, aku telah mati sia-sia, ragaku nyatanya tidak kembali pada ku, dia pergi ke yang maha kuasa.

Terima kasih untuk hidup bahagia ku~















Vote n comments.

Keluh Kesah | CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang