SEKARANG adalah hari Minggu. Hari dimana semua orang lebih memilih bermalas malasan di rumahnya masing-masing dari pada beraktivitas seperti yang mereka lakukan dihari-hari kerja.
Tapi tidak bagi anak kelas XI SMA Rajawali. Mau tidak mau, mereka harus datang ke sekolah, karena satu bulan lagi, sekolah mereka akan mengadakan festival tahunan atau yang lebih sering disebut 'RaFest'. Yup! Rajawali Festival.
"Kok masih sepi sih?!, Kebiasaan nih anak anak pada jam karet, udah lewat 10 menit padahal." gerutu seorang gadis yang tengah menenteng dua kaleng cat minyak berukuran tanggung. Di belakangnya, ada dua orang cowok yang sedang berlari kecil mengejar gadis itu sambil membawa beberapa gulungan poster.
"Eh Ran, sini cat nya biar kita aja yang bawa, Lo bawa poster nya nih." ucap salah satu cowok tadi,
"Yang udah dateng baru Lo berdua?"
"Di aula timur udah pada ngumpul, lebih banyak dari pada yang sebelumnya, meskipun ada beberapa yang izin enggak hadir, tapi mending lah, ada peningkatan semangat. Masih ada yang belum dateng sih, tapi si Randy udah dateng kok Ran."
Oh, maafkan Rania wahai teman teman, ia sudah berburuk sangka pada kalian.
"Ck, ada yang telat? Awas aja kalau mereka udah dateng, enggak bakal gue lepasin dengan cuma-cuma."
"Jangan galak galak Ran, udah syukur mereka mau dateng, yaa meskipun telat sih, tapi dari pada enggak sama sekali, kan?"
"Lo salah Vin, Rania bukan galak, dia nyoba buat bikin anak anak disiplin, keseringan telat juga enggak baik kan?"
"Haha, iya juga sih, yaudah Ran, Lo hukum mereka aja, biar mereka kapok."
"Haha, ngerti juga Lo Dit tentang maksud gue. Yaudah deh, kalian duluan aja, gue mau ke ruang OSIS dulu."
"Oke." sahut dua laki laki itu berbarengan.
Bukan jadi rahasia lagi kalau gadis bernama Rania Aileen itu seorang yang disiplin. Ia membenci kehidupan yang tidak teratur, terlebih lagi tentang terlambat. Dulu, saat ia masih kelas X, ia diutus oleh sekolah untuk mewakili SMA Rajawali dalam suatu Olimpiade Matematika, tapi ternyata guru yang akan mengantar ia ke tempat olimpiade lupa, kalau hari itu ada seorang siswi yang harus ia antar ke tempat olimpiade.
Jadilah mereka terlambat sampai tujuan. Sepanjang perjalanan menuju tempat olimpiade-nya itu, Rania mengamuk ngamuk di dalam mobil, ia menangis sampai wajahnya memerah, matanya tak berhenti menatap tajam guru itu sambil meminta beliau untuk mempercepat mobilnya, ia terus menendang nendang sebal kursi pengemudi di depannya yang membuat guru itu jengkel dibuatnya.
Salah siapa melupakan hari penting ini? Sudah tau Rania benci terlambat. Ya, mungkin karena sifat disiplinnya ini, Rania diangkat menjadi waketos di sekolah nya.
Kenapa enggak ketos aja sekalian? Karena, sebaik apapun perempuan memimpin, tetap saja laki laki lebih pantas menjadi pemimpin.
◼◻◼
Rania membuka pintu ruang OSIS yang lagi lagi tidak terkunci dan mulai mencari barang yang ingin ia ambil tadi.
"Kemarin ditaruh di mana coba sama si Adit,"
"Telpon si Adit deh." lanjut Rania.
Niiit niiit
"Halo? Kenapa Ran?"
"Dit, flashdisk yang isinya dokumen RaFest Lo taruh di mana sih? Gue cari di loker enggak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adenium.
Teen FictionTertawa di atas ribuan serpihan beling. Tersenyum sepanjang waktu tak peduli luka yang kian menganga. Mengulurkan bantuan sedang dirinya kesusahan bukan main. Bersikap semua baik baik saja saat segalanya meminta dia untuk berhenti. Siapa yang sangg...