Dengan Rerescha disini,
Jangan lupa vote and comment!
Masukin library atau reading list juga bole😚Selamat membaca🌻✨
◼◻◼
RANIA berjalan lemas menuju kelasnya. Beberapa hari belakangan ini, Rania tak se-bersinar biasanya. Cahayanya sedikit meredup. Maag-nya yang semakin sering kambuh dan beban pikiran yang kian berat adalah penyebabnya.
Ditambah dengan percakapannya dengan Reyhan di restoran pada malam itu yang masih menghantui pikirannya membuat Rania semakin pening.
Flashback on
"Kemarin Lo ngapain di pemakaman?" tanya Reyhan tiba-tiba.
"Hah? Eum, ke makam temen gue. Makam temen gue deket makam orang yang kemarin Lo ziarahin." jawab Rania berusaha untuk menutupi kegugupannya.
Reyhan menghentikan aktivitas makannya sejenak. Ia menatap manik Rania dalam, mencari kebenaran. Nihil.
"Temen? Temen Lo keluarga siapa?"
tanya Reyhan lagi."Keluarga Adrian." jawab Rania sambil memainkan jarinya. Ia tak suka berbohong. Tapi Reyhan itu orang asing bagi Rania. Menurut Rania, tidak seharusnya Reyhan tau lebih jauh tentang kehidupan-nya
"Asal Lo tau, itu bukan makam umum, itu makam keluarga. Makam keluarga Arthur." ucap Reyhan sambil tersenyum sinis pada Rania.
Rania yang ketahuan berbohong hanya menunduk, lalu kembali mengangkat kepalanya, "Lo sendiri ngapain di sana? Setau gue yang bisa masuk situ bukan orang sembarangan! Lo juga bukan keluarga Arthur!"
"Bukan urusan Lo." jawab Reyhan sambil mengelap mulutnya dengan tisu.
"Tapi Lo tadi nanya-nanya ke gue, padahal itu juga bukan urusan Lo." ujar Rania kesal.
"Toh Lo jawabnya bohong."
Skak mat!
Flashback off
Mana Rania tau kalau ternyata itu makam keluarga. Setiap Rania datang ke makam itu, makam itu selalu sepi. Ia tidak pernah bertemu dengan siapapun ketika datang ke situ kecuali Pak Sunarto yang bekerja di makam tersebut sebagai tukang bersih-bersih sekaligus satpam pemakaman.
Rania melipat tangannya dan meletakkan kepalanya di atas meja. Ia memejamkan matanya dan berusaha tertidur, "keluarga Arthur? Gue bahkan gak tau apa apa tentang keluarga Arthur. Keluarga gue sendiri. Miris." batin Rania.
◼◻◼
"Ran? Rania? Bangun Ran." ujar Yara sambil menggoyang-goyangkan pundak Rania
"Eh iya kenapa?" ucap Rania sedikit terkejut.
"Disuruh ngerjain soal latihan." ucap Yara. Rania pun mengangguk lalu membuka buku paket nya dan mulai mengerjakan soal latihan.
"Gue perhatiin dari kemarin kemarin, muka Lo pucet, apalagi Lo hari ini tidur, gak biasa banget Lo tidur di sekolah, udah gitu tidurnya lama banget lagi, untung pelajaran pertama tadi jamkos. Lo kenapa dah?" tanya Yara.
"Hah?! Serius Lo? Gue tidur lama banget dong?!" jawab Rania terkejut.
"Jawab gue dulu Ran, Lo sakit atau gimana?" tanya Yara lagi.
"Gue gak sakit kok Ra, gue sehat." jawab Rania.
Yara yang tak percaya lalu menempelkan punggung tangannya ke dahi Rania, "Sehat dari mananya sih Ran, Lo demam!" ucap Yara sambil melotot ke Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adenium.
Teen FictionTertawa di atas ribuan serpihan beling. Tersenyum sepanjang waktu tak peduli luka yang kian menganga. Mengulurkan bantuan sedang dirinya kesusahan bukan main. Bersikap semua baik baik saja saat segalanya meminta dia untuk berhenti. Siapa yang sangg...