2 - Pertemuan

60 19 19
                                    

Dengan Rerescha disini,
Jangan lupa vote and comment!
Masukin library atau reading list juga bole😚

Selamat membaca🌻✨

◼◻◼

"SORRY ya, tampang secakep Barbie gini dibilang jelek, periksa ke dokter mata sana. Lagian nih, kalo gue jelek, Lo apaan?" Balas Rania ikut tertawa.

"Gue? Gue kan bidadari surga, lupa Lo?"

"Bidadari surga pala Lo! Sholat aja masih bolong bolong," ucap Rania sambil merapikan pylox yang tadi dia pakai, "sholat dulu yang bener, baru mupeng jadi bidadari." lanjut Rania sambil menatap Yara, sahabatnya.

"Hehe, siap ustadzah! Jadi makin cinta sama Lo." ucap Yara sambil meletakkan telapak tangannya di dahi nya sambil membusungkan dada memberi hormat pada Rania.

"Najis, sorry aja nih Ra, gue masih lurus." jawab Rania.

"Dih! Lo kira gue belok gitu? Gue juga masih lurus. Toh gue kalau mau belok juga milih milih kali," ucap Yara.
"loh loh, kok udahan sih bikin mural nya Ran? Padahal baru aja mau gue gangguin." lanjut Yara.

Rania hanya mendengus mendengar ucapan sahabatnya itu lalu menatap Adit yang dari tadi masih setia mendengar ocehan dua gadis di hadapannya.

"Lo tadi kesini ada perlu apa, Dit?" ucapan Rania kini beralih untuk Adit.

"Oh iya, hampir lupa. Cuma mau ngasih tau, nanti habis ashar jangan balik dulu, ada rapat, tempatnya di ruang OSIS, mau bahas kostum kayaknya." ucap Adit.

"Oke, thanks udah ngasih tau Dit. Sorry, ngerepotin. Duluan ya! Gue mau bersihin tangan gue dulu." ucap Rania lalu meninggalkan Yara dan Adit berdua.

"Ehem, sebenernya Lo bisa ngasih tau Rania lewat chat kan, repot bener dateng kesini." ucap Yara sambil tersenyum jahil ke Adit.

"HP gue belom dibalikin sama Randy."
jawab Adit.

"Tadi pas break gue liat Randy ngasih HP Lo ke Lo tuh," ucap Yara. Adit yang ketauan berbohong kini gelagapan sendiri.

"Modus ya Lo mau ketemu Rania." ucap Yara sambil menaik-turunkan alisnya.

"Eh? Apaan sih Ra!"

"Oh iya Ra, lo divisi logistik kan? Gimana persiapan nya? Lancar?" lanjut Adit mengalihkan pembicaraan.

"Lancar lancar aja sih. Tapi kemarin ada kendala di Gedung II, ternyata lampunya udah banyak yang redup." ucap Yara.

"Ooh, dana yang dipegang Kadiv Lo masih ada?" tanya Adit.

"Eum, masih kayaknya, eh, enggak tau sih, kemarin setau gue habis dipake sama si Evan buat beli lampu, mana lampunya banyak banget lagi." ucap Yara.

"Bilang ke Kadiv Lo Ra, kalau dananya kurang, jangan ragu buat minta ke gue atau Rafi. Tahun-tahun yang lalu, RaFest agak berantakan gara-gara tim logistik nya kurang persiapan. Eh yang disalahin malah bendahara nya."
ujar Adit

"Siap bos! Semangat PDKT-nya, moga lancar jaya ye!" ucap Yara sambil tersenyum kepada Adit.

Adit hanya terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Adit si pemegang bendahara terlama bahkan tak mengerti dengan perasaannya sendiri. Ia tidak bermaksud modus. Tapi ia juga yang ngotot ke Randy agar dia saja yang memberi tau Rania secara langsung, bukan lewat chat.

"Mungkin gue kerasukan setan kasmaran." batin Adit.

Adit itu bendahara RaFest tahun ini. RaFest kan acara besar, dananya juga besar. Mana mau dia disalahkan kalau RaFest agak berantakan. Dikira jaga duit banyak gampang, berasa jalan sambil mikul karung berpuluhan ton tau!

Adenium.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang