15.Last Day?

6.9K 442 156
                                    





Aku menginginkan kamu
Aku harap kamu begitu
Tapi rasanya itu tak akan mungkin
Kita berbeda
Aku siang, kamu malam
Tak akan mampu bersama, sekeras apapun aku mencoba
Untuk hidup bersama
Hingga akhir hayat kita —Bara







— Cuaca sore ini agak mendung. Awan hitam sudah terlihat, dan bersiap untuk menjatuhkan air hujan. Namun, hal itu tak sedikitpun menghalangi beberapa orang yang hendak menghabiskan waktunya disini. Di taman kota, dengan view air sungai yang mengalir jernih.

Wanita dengan mantel coklat itu menyesap jus peach nya. Sesekali matanya memperhatikan beberapa anak kecil yang tengah berlarian. Ah, ia jadi ingat El. Keponakan Bara. Entah apa kabar anak itu sekarang. Apa El ingat dengan Naya.

Dan juga Bara. Bohong jika Naya tidak merindukannya. Bohong jika Naya tidak perduli dengannya. Nyatanya, Naya masih berharap.

Naya tersenyum, "Haha, finally I miss you Bara," gumamnya. Entah kenapa air matanya menetes sekarang. Apa ini karena rasa rindu yang terlalu kuat?

"And I miss You too,"

Naya menoleh. Ia mengerjapkan mata berkali-kali. Apa ia tak salah lihat. Bara berada disini, di hadapannya.

Bara tersenyum, lalu berjalan perlahan mendekati Naya.

Mata kelabu Bara menatap Naya lekat. Tidak hanya Naya yang rindu, dirinya pun begitu.

"Forgive me," Bara merengkuh badan mungil Naya ke dalam pelukannya. Tentunya ia masih sangat bersalah dengan wanita di pelukan nya ini.

Perlahan namun pasti, Naya membalas pelukan Bara. Dia tidak ingin munafik, dirinya pun juga merindukan pria ini.

"Aku pengen kita sama-sama," ujar Bara sambil terus memeluk Naya.

Mendengar ucapan Bara, Naya segera melepas pelukannya. "Enggak bisa, lo udah sama Ajeng, gue gak mau jadi perusak,".

Bara menghela nafas. Ditangkupnya kedua pipi Naya, "Gak ada lagi Ajeng, yang ada cuma kita, aku sama kamu,".

"T..tapi ke—,"

Belum sempat Naya melanjutkan ucapannya, mulutnya sudah dibungkam oleh Bara. "Aku gak bisa jelasin sekarang, yang jelas kita harus pergi, aku gak punya waktu banyak,".

Bara menarik tangan Naya, membawa gadis itu menuju mobilnya.

Bara bersyukur bisa menemukan Naya sekarang. Karena jika tidak, Bara tak yakin jika gadis ini bisa bernafas hingga esok hari.

Kalian tentu ingat, jika Bara adalah seorang mata-mata. Dan kalian tentu ingat juga bukan, jika Bara mempunyai banyak musuh?

Kini musuh Bara sedang mengincar Naya. Kenapa harus Naya? Karena mereka tahu, Naya adalah kelemahannya. Kelemahan Bara.

Dan kini, secara tak sadar, Bara sudah membawa Naya ke dalam bahaya. Sekarang, Bara harus membawa Naya pergi sebelum mereka menemukan Naya nantinya dan menghabiskan nyawa gadis ini tepat dihadapannya.


---oOo---


"Kita dimana?," Naya mengedarkan seluruh pandangannya ke tempat ini. Sebuah rumah mewah bercat putih yang terlihat bak istana.

"Ayo masuk," Bukannya menjawab, Bara malah  menggandeng tangan Naya menuju rumahnya. Lihatlah wajah Naya sekarang, seperti orang linglung yang dibawa kabur oleh penjahat.

Bara membawa Naya menuju sebuah kamar tamu. "Kamu disini dulu, kalo ada apa-apa telpon aku, sekarang aku harus nyelesein masalah kecil sebentar aja,"

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang