19. Mama

5K 433 159
                                    


---🌹🌹---

HALOOO GENGS!
UDAH BERAPA ABAD AKU GAK NEXT?
LAMA BANGET YA?

IYA AKU TAHU:")

MAKASIH YANG UDAH SETIA NUNGGU CERITA ABAL-ABAL INI

JANGAN LUPA REVIEW NYA DIBAWAH YA, JANGAN KOMEN "NEXT" DOANG

SETIDAKNYA KALO KALIAN KOMEN SELAIN "NEXT" TUH KEK BANTU MOOD AKU NAIK GITU LOH GENGS! DAN SIAPA TAU AKU JADI RAJIN NEXT GITU..

BTW KALO ADA TYPO TOLONG KOREKSI YA, BCS NI AKU BIKIN GAK AKU BACA DULU, LANGSUNG UPLOAD:"

YAUDAH GITU AJA, SELAMAT MEMBACA!( ˘ ³˘)♥


---🌷🌷🌷---






Bara berjalan menyusuri setiap lorong supermarket yang cukup megah ini. Ya, dirinya harus membeli beberapa bahan-bahan dapur dan semua keperluannya.

Asisten? Ah dia lebih suka beli sendiri ketimbang menyuruh para asistennya, lagipula Hanya Bara yang tau apa saja barang yang harus ia beli.

Saat hendak berjalan menuju lorong tempat berbagai macam Kopi, tiba-tiba seseorang menepuk pundak kirinya.

"P..Putra?,"

Bara menoleh, kala mendengar suara seorang wanita.

Seketika Bara mengerutkan dahi. Siapa wanita ini?, pikirnya.

Bara tersenyum simpul, "Hmm maaf, sepertinya anda salah orang,"

Wanita itu menggeleng cepat, "Enggak, saya yakin kamu Putra, menantu saya,"

Lagi-lagi Bara mengerutkan dahi, "Menantu?,"

Wanita itu mengangguk, "Kamu Putra kan? Menantu saya kan?," ucapnya lagi sambil menggerakan lengan Bara berulang kali.

Kini, Bara hanya bisa membeku. Pikirannya sibuk memikirkan nama itu. Sepertinya ia tidak asing dengan nama "Putra". Tapi, dia siapa? Apa Bara pernah bertemu?

Ah! Iya. Bara ingat nama itu. Itu nama mendiang suami Naya yang meninggal karena kecelakaan pesawat. Kenapa Bara bisa lupa?

Dengan cepat, Bara keluar dari pikirannya. Memperhatikan wanita yang kini masih berada di hadapannya. Wanita itu masih memandang Bara sendu. Seakan ia ingin meminta bantuan.

Bara menarik nafas lalu tersenyum, "Hmm..maaf saya bukan Putra, tapi saya kenal Naya,"

Wanita itu semakin menggenggam lengan Bara cepat, kala ia mendengar nama Naya.

"Kamu kenal Na..Naya? Naya? Anak saya? Katakan..katakan dimana dia sekarang, saya ingin bertemu," pinta nya dengan suara bergetar.

Bara diam sejenak, memperhatikan wanita ini dari ujung kaki hingga kepala. Dilihat dari fashion nya, wanita ini sepertinya bukan orang sembarangan. Lihat saja Tas yang ia kenakan, Bara tahu pasti harga tas itu tak murah. Tapi, kenapa penampilannya kini sangat urak-urakan. Seperti tidak memiliki semangat hidup.

"Kumohon..," pinta nya lagi.

Ah melihat wanita ini, ia jadi ingat mendiang ibu nya. Mana ia tega melihat seorang wanita memohon seperti ini.

Bara tersenyum, lalu mengeluarkan sebuah kartu nama. Kartu nama milik Naya tentunya. Bara mendapatkan itu saat ia masih di Jerman.

Ya, semenjak mengenal Naya, pria itu diam-diam meminta kartu Nama Naya ke departemen kuliah Naya. Seniat itu.

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang