Him

6.8K 629 5
                                    

Hari ini Eunso akan bertemu dengan Taehyung. Orang yang sudah lama tidak menampakkan batang hidungnya itu, tiba-tiba saja mengirim pesan pada Eunso dan dengan seenak jidat memintanya untuk bertemu. Gadis itu tentu saja tidak akan menolak. Meski jengkel, Eunso tetap menerima tawaran Taehyung yang mengajaknya bertemu di sebuah mall. Tak dapat dipungkiri, Eunso memang sangat merindukan pria alien itu.

Manik Eunso berbinar melihat berbagai macam barang kebutuhan bayi. Dari mulai pakaian, peralatan makan dan mandi, baby walker, serta stroller. Ah, salahkan Taehyung yang membuatnya menunggu hingga tiga puluh menit lamanya. Alhasil, Eunso memutuskan untuk berkunjung ke salah satu baby shop. Daripada ia harus termangu seorang diri di restoran.

"Hai..." Sapa seseorang yang sudah berada di belakang Eunso. "apa kabar?"

"Yak, kenapa baru sampai," damprat Eunso pada pria alien yang hanya menunjukkan senyum perseginya.

"Yang penting kan sudah datang. Wahh, Perutmu cepat sekali membuncit." Kagum Taehyung mengelus perut sahabatnya.

"Jelas saja, sudah tujuh bulan semenjak kau sibuk mengurus pernikahan," sindir Eunso.

Taehyung menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Pria itu memang beberapa kali sempat menolak Eunso yang mengajaknya bermain ke rumah. Bahkan, ia juga menolak panggilan masuk Eunso. Alhasil, gadis itu memilih membiarkan Taehyung. Memaklumi kesibukannya mengurus segala persiapan pernikahan. Wajar saja, Eunso tidak pernah merasakan rumitnya ini itu untuk menikah. Ingat bukan, bagaimana pernikahannya dengan Yoongi.

Iri? Pasti. Setiap wanita mempunyai pernikahan impiannya masing-masing. Namun, Eunso tidak bisa merasakan itu. Tapi itu bukan masalah. Sejak awal, dirinya memang tidak memaksa Yoongi untuk menggelar resepsi mewah,di kala sang ibu mertua sedang terbaring di ranjang rumah sakit.

Kembali lagi dengan Taehyung. Pria itu mengeluarkan sebuah amplop ungu dan menyodorkannya pada Eunso.

"Why purple?"

"This is a special one for you, Hedwig."

Oh ayolah, Taehyung sungguh romantis. Pria itu mendesain wedding card-nya dengan warna ungu. Ketahuilah, itu warna kesukaan Eunso.

"Euuwww, it sounds cheesy."

"You're welcome." Eunso tertawa mendengar penuturan Taehyung. Pria ini tak pernah berubah ternyata. Selalu lapang dada ketika Eunso mengejeknya.

"Hari ini kita menghabiskan waktu bersama, bukan?" Tanya Eunso bersemangat. Oh, ia tak sabar berdongeng dengan Taehyung hari ini.

"Maaf, aku tidak bisa, So-ya."

"Kenapa?"

Eunso kecewa. Hari ini Taehyung telah membuat janji dengan wedding organizer. "Kau boleh ikut denganku," ucap Taehyung meminimalisir kekesalan yang ia buat. Gadis itu hanya mengangguk setuju.

Satu hal yang tak dapat dihindari saat kedua insan aneh itu bertemu. Tertawa. Ya, mungkin semua pengunjung kafe telah berasumsi bahwa mereka gila. Tapi masa bodo, yang penting mereka bahagia.

Sambil menunggu sang wedding organizer, Eunso menceritakan segala hal pada Taehyung, begitu pun sebaliknya. Tapi entah mengapa, Eunso tidak menyinggung sedikit pun perihal teror meneror yang mengusik kehidupannya. Mungkin gadis itu hanya tidak ingin Taehyung mangkhawatirkan hal yang tidak seharusnya. Urusan pria itu saja sudah rumit. Masa iya harus diperkeruh dengan masalah orang lain. Lagipula, Eunso tidak ingin menghancurkan suasana hatinya di hari menyenangkan ini.

"Maaf karena telah menunggu lama, Taehyung-ssi."

Terdengar suara bariton dari belakang Eunso. Suara yang begitu familiar. Suara yang ia dengar terakhir kali saat kelulusan SMA. Suara yang selalu mengucapkan kata rindu pada setiap malamnya. Ah tidak mungkin, orang itu tidak di korea. Ia sudah tinggal di benua yang berbeda dengan Eunso.

Adenium || Min Yoongi [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang