I'm sorry for being a sinner.
Sebelum kamu mencaci diriku, ada baiknya kamu berkaca terlebih dahulu dan merenungkan apakah dirimu sudah lebih baik dan tidak pernah melakukan kesalahan seperti diriku? Sesuci apa sih dirimu sehingga kamu selalu menyalahkanku dan membuat aku terlihat seperti telah melakukan dosa besar. Kamu selalu beribadah? Hahaha—maaf, aku tertawa—lantas jika kamu selalu beribadah, apakah hal itu akan membuat dirimu termasuk dalam jajaran manusia suci yang dosanya akan selalu diampuni dan masuk surga begitu saja? Cih, naif sekali pikiranmu.
Percuma saja jika kamu sering beribadah tetapi sikapmu tidak selaras dengan betapa seringnya kamu pergi beribadah—semua itu bukankah lebih terasa seperti sebuah bualan kosong belaka? Jadi ... berhentilah untuk bersikap seolah-olah kamu manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Lagipula, bukankah dari dulu diriku memang tidak akan pernah benar di matamu? Tenang saja, aku tidak marah kok—topengku masih terpasang dengan apik, bukan? Hahaha, maafkan aku yang akan terlihat selalu salah di matamu. Kamu itu—tidak pernah menyukai dan selalu mencela apapun yang aku lakukan, bukan?