-memories, oh they cut like knives-
Kilasan memori tentang masa kecilku berputar layaknya kaset rusak–suara tawa khas diriku menggema memenuhi gendang telingaku, berputar dengan cepat layaknya rollercoaster dan seketika membuat isi perutku terasa bergejolak. Dan boom! Semuanya pecah begitu saja menjadi kepingan-kepingan tajam yang membuat luka tak berdarah dengan mengiris setiap bagian perasaan dan emosiku, menancap dengan kuat seolah hal tersebut mengejek betapa menyedihkannya diriku sekarang. Kilasan memori tentang kebahagiaan yang penuh dengan canda tawa yang terlintas dengan cepat dan singkat lalu mendadak pecah menjadi kepingan masa lalu yang tidak dapat diulang kembali. Rusak—semuanya mendadak menjadi buram dan hancur berkeping-keping dalam sekejap. Apakah itu kenangan manis? Mengapa malah membuat diriku merasakan luka yang kian menganga? Mengapa air mata tidak ingin berhenti mengalir meskipun aku telah menyuruhnya untuk berhenti? Mengapa hanya kekosongan yang meraup habis perasaanku?