01 - Masih Hafal

101 7 2
                                    


Jangan mencintai orang terlalu dalam,jika tak mau semakin jatuh ke jurang yang kau buat sendiri.
-Lena-

Aku masih hafal dengan baik percakapan kita.

Apakah kau dan aku pantas disebut 'kita' dalam cerita ini ?
Bukankah itu sebuah kata yang ditujukan, jika kau dan aku bersama saling mengikat menjadi satu ?
Tapi kau hilang dan menjadi orang asing.

"Aku boleh tau apa yang menjadi kegemaranmu ?"
"Kau tau sendiri jawabannya,Lena. Aku tidak perlu menjabarkannya."
"Apa ? Aku tidak tau,makanya aku bertanya!."
"Menyayangimu"

Lalu kenapa jika menyayangiku adalah kegemaranmu,kau meninggalkan aku sendirian disini ?
Bukankah jika kau menyayangiku,maka kau tak akan membuatku tersiksa oleh kenanganmu itu ?.
Dan seharusnya kau meneruskan cerita ini sampai akhir bab bersamaku. Pembohong!.

"Menyayangiku ? Tapi itu membuang-buang waktu saja. Kau bisa mencari kegemaran lain."
"Kalau begitu,mencintaimu."

Hah ?! Mencintaiku ? Lagi-lagi kau berbohong.
Cinta itu berjalan,berpetualang,dan melangkah bersama.
Bukannya malah hilang dan berpetualang sendiri.

Dan dia balik bertanya

"Kau tadi bertanya padaku apa kegemaranku,kan ?"
"Iya,Mengapa ? Kegemaranmu sudah berubah ?"
"Tentu saja tidak akan. Aku akan balik bertanya. Apa kegemaranmu sendiri ?"
"Entahlah,Aku belum mengetahuinya."
"Mencintaiku saja."
"Dan aku sudah melakukannya."

Iya,dulu aku memang mencintaimu. Dan sekarang pun masih sama.
Tapi untuk apa sekarang ? Kau saja hilang.
Mungkin kegemaranku sekarang adalah melamun,membayangkan apa saja yang dulu pernah kita lalui bersama.

"Jika ada waktu luang,kamu akan melakukan hal apa,Lena ?"
"Tidur,memimpikanmu mungkin."
"Tak pantas aku menjadi bunga tidurmu."
"Sangat pantas!"
"Kau tak bertanya apa yang aku lakukan ?"
"Baiklah. Jadi,Apa yang kau lakukan ketika waktu luang ?"
"Memikirkanmu,dan Aku berharap agar Aku selalu memiliki waktu luang."

Memikirkanku ? Kau bahkan tak memikirkan perasaanku saat kau menghilang.
Dasar egois,hanya memikirkan perasaan sendiri.
Apakah ini layak disebut dengan
cinta ?

****

Fajar merangkak dari peraduannya memunculkan secarik harapan akan masa depan.
Aku ini tak punya harapan lagi. Lalu mengapa aku masih saja diberi kesempatan untuk melihat fajar terbit ?

Masihkah aku ada di masa lalu ? Masihkah aku terjebak di dalamnya ? Akankah terus begini ?
Apakah dia masih saja menghilang ? Sial.

Suatu pertanyaan yang selalu terngiang di pikiranku. Yang tak pernah terjawab. Apa jawaban atas semua ini ?
Dunia ini seakan menakdirkanku untuk terus terjebak di masa lalu. Yang nyatanya hilang,tetapi pikiranku berusaha mencari celah untuk memikirkannya. Berperang dengan pikiran sendiri.

Akankah aku tidak punya masa depan ?
Jika ada,Siapa masa depanku itu ? Akankah sama dengan masa laluku ? Akankah menghilang juga ?
Sama saja Aku tak punya masa depan!.

Ah!,Aku selalu menghabiskan banyak waktu hanya untuk memikirkan dan membuat pertanyaan yang tak ada jawabnya.
Ya, memang aku benar-benar terjebak di dalam dimensinya.

Apakah kau sengaja melakukan ini ? Membuatku terbiasa denganmu.
Lalu kau pergi saat semua serba denganmu. Itu yang kau mau bukan ? Menggantungkan semua harapan-harapan hidup padamu.
Tanpamu,Aku mati. Ya,Aku sudah mati.

Aku mati,saat kau memutuskan untuk menghilang. Aku mati,saat harapanku kau bawa pergi. Aku mati,saat cerita kita terputus begitu saja. Aku mati,karena caramu itu yang membunuhku.

======
HAI KETEMU LAGI SAMA AUTHOR!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA. KASIH KRITIK DAN SARAN JUGA BOLEH KOK.
TUNGGU BAB SELANJUTNYA!

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang