05 - Masih Hidup

27 3 0
                                    


Titik cinta paling tinggi bukan saling memiliki. Tapi saling mengikhlaskan.
-Lena-

Saat aku melangkahkan kaki keluar dari warung Bu wati. Langit menghitam dan bergemuruh. Petir pun mulai menyambar. Tak lama,hujan pun tiba-tiba jatuh ke tanah.

Kesakitan pasti si hujan,tak salah apa-apa,tapi langit seenaknya saja menjatuhkannya. Mengenai tubuh orang-orang. Membasahinya. Jatuh diatas rerumputan tak masalah,jika jatuh di aspal ? Betapa perihnya.

Tapi langit pasti punya alasan. Dia menurunkan hujan untuk menemani kesepianku ini. Rintik-rintik airnya mengenai tubuhku. Serasa dibelai dengan lembut oleh dirinya.

****

Aku berjalan,entah kemana aku tak punya tujuan. Menyusuri jalanan yang dulu sering kita lalui menggunakan vespamu itu. Aku masih hafal dengan baik kenangan yang tercipta di jalanan ini. Setiap sudutnya membuatku teringat akan dirimu.

Hujan semakin deras. Airnya jatuh membasahi mukaku yang juga sedang dihujani air mata. Sehingga tak terlihat jika Aku sedang bersedih.

Kau dulu melarangku hujan-hujan. Sekarang,Aku sangat senang melakukannya. Dia dapat menyembunyikan air mataku. Tak seperti dirimu,yang selalu ingin membuatku mengeluarkannya.

"Lena,Kau jangan hujan-hujan!"
"Kenapa ? Kau khawatir jika aku sakit ?"
"Itu pasti. Tapi ada sesuatu yang aku benci dari hujan."
"Apa itu ?"
"Aku ini benci dengannya karena dia bisa jatuh sesukanya di wajah indahmu itu."
"Tapi kau bisa jatuh dalam pelukku."

****

Semakin dingin. Mulutku bergidik. Seluruh tubuhku merinding. Bibirku pasti juga nampak pucat. Aku memutuskan untuk berhenti di suatu halte.

"Dingin sekali,Aku hanya butuh pelukanmu."
"Ah,Lebih baik aku menulis puisi saja."

Untungnya,tas kuliahku sudah aku pakaikan mantel tadi. Sehingga barang-barang yang ada di dalamnya tidak basah terkena air hujan. Cukup baju dan diriku saja yang basah kuyup.

Aku pun mengeluarkan kertas dan pensil. Dan mulai menulis puisi. Tentang dirinya.
Ya,Dia yang merupakan inspirasiku dalam menulis puisi. Puisiku selalu tentangnya.

Tak Mau Disuruh Pulang

Hari ini hujan turun,Sayang
Kau tak mau pulang ?
Tak mau basah kuyup bersamaku ?
Semoga jadi banjir
Semoga jadi lautan
Aku ingin kita tenggelam bersama
Melepas semua siksaan rindu yang sudah tertanam berabad-abad
Ku tak ingin merasakan apa-apa lagi
Maka cepatlah pulang
Sebelum hujannya reda
Dan kita tenggelam bersama
Tapi aku lupa
Kau tak mau disuruh pulang

Air mataku membasahi kertas ini. Kuremas-remas kertas bertuliskan puisi itu,dan melemparnya.

Ada Apa denganku ?
Aku sudah merangkai kata untuk puisi itu,dan pada akhirnya Aku malah membuangnya
Oh ya,Aku kan sama sepertimu
Aku memberikan rangkaian cinta untukmu,dan kau malah membuangnya

Kita sama,bukan ?
Sama-sama membuang sesuatu yang indah
Sama-sama membuang sesuatu yang berharga
Apakah kita ini berjodoh ?
Entahlah,lupakan saja

****

"Hah..bosan aku disini,lebih baik aku melanjutkan perjalananku."
"Aku ingin lebih lama hujan-hujan."

Ya,Aku kembali berjalan dibawah guyuran air hujan. Berjalan tanpa kesadaran. Pikiran kosong. Melamun. Kuserahkan kakiku ini hendak pergi kemana.

"Neng! Awas Neng!"
"Minggir Neng!"

Berisik sekali mereka. Apakah mereka tak terima jika aku tenang sehari saja ?. Aku sangat menikmati suasana ini. Berjalan sesuka hatiku hendak pergi kemana. Berlari-larian dibawah rintikkan hujan. Basah kuyup dan kedinginan. Ah,senangnya.

Tiba-tiba tubuhku terdorong kedepan. Seseorang entah siapa mendorongku dari belakang. Membuatku dan dirinya tersungkur di tepi jalanan. Siku dan lututku tergores aspal,terasa perih sekali. Mengapa dia mendorongku seperti itu ?

"Nyari mati ya,Lu ?!"
"Udah gila ya,Lu!"
"Lu tadi hampir ditabrak truck,tau ngga ?!"
"Untung ada gue yang ganteng ini. Kalo ngga,dah mati lu!"

Aku melamun. Terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Hampir saja nyawaku ini melayang. Tapi itu yang kuinginkan. Kenapa dia harus menolongku ?. Aku ini ingin mati. Mengapa aku ini masih kau beri kesempatan hidup ?. Apakah siksaan ini belum cukup ?.

"Woi,ngelamun aja lu. Masih shock ya ?"

Lamunanku buyar,Aku segera meninggalkan pria asing itu.

"Woi...Woi...main pergi aja. Ngomong makasih napa ?"
"Kalo gitu,mending gue biarin ketabrak aja lu tadi"
"Cih!"

Mengomel saja dia itu. Kenapa aku harus berterima kasih ?. Aku sangat menyesal telah kau beri pertolongan!.

Karenanya
Aku masih hidup
Untuk merasakan kehampaan ini lebih lama lagi.

=======
GIMANA BAB YANG KE 5 INI ?
KALAU ADA KESALAHAN TANDA BACA ATAU EJAAN,KALIAN BISA KOMEN
TERIMAKASIH! DIVOTE JUGA YAA

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang