03 - Ke Tempat Itu

45 4 0
                                    


Kau seperti guru bagiku. Pelajaranmu membuatku paham arti sabar menunggu orang yang mungkin tak pernah pulang.
-Lena-

"Bi Prapti!"
"Uhuk..uhuk..Ya,Ada apa Neng ?"
"Loh,Bi Prapti sakit ?"
"Tidak apa-apa,uhuk..,hanya batuk-batuk biasa."
"Bibi istirahat dulu aja."
"Tapi.."
"Istirahat,Bi"
"Neng nanti yang nyiapin makan siapa ?"
"Loh,kenapa itu yang malah dirisaukan ? Neng kan bisa beli makan sendiri. Sekarang yang terpenting itu kesehatan Bibi."
"Terimakasih,Neng."
"Kalau begitu,Neng pamit berangkat kuliah dulu ya,Bi. Assalamualaikum."
"Iya,Neng ,uhuk..uhuk..,Waalaikumussalam."

Membeli makan sendiri ?
Ingatkah dulu kita sering makan di warung pinggir jalan ?
Setelah itu berkeliling menggunakan vespa tuamu itu menyusuri jalanan Kota Bandung yang dingin dan menenangkan. Sederhana,tapi jika bersamamu semuanya terlihat sempurna.

"Lena,Kau tak bosan selalu kuajak makan di warung ini ?"
"Asal selalu bersamamu,aku tak pernah bosan"
"Kalau mencintaiku,bosan ?"
"Tidak akan pernah"
"Tapi aku bosan,Lena"
"Berhenti saja mencintaiku"
"Inginnya memilikimu"
"Akan kuberikan dunia dan hatiku"

Salah besar aku menggantungkan dunia dan hatiku padamu. Kau pergi,mereka juga ikut terbawa pergi.

****

Aku merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Hukum semester empat.
Aku dulu pernah berpikir,jika masuk ke dalam jurusan ini,Bisakah aku menghukumnya yang tiba-tiba pergi ? Bodoh sekali aku sampai bisa berpikiran seperti itu.

Aku tak memiliki teman. Bagaimana mau punya teman,kau tau sendiri aku ini bagaimana,cuek,pendiam karena malas berbicara,dan judes.
Sifat jelek ada pada diriku semua. Dan kau tau penyebab aku menjadi seperti itu.

Satu kampus tak ada yang mengenalku,asing mereka mendengar namaku.
Jangankan satu kampus,satu kelas saja juga seperti itu. Tapi,tak apalah,aku juga tak butuh untuk dikenal mereka.
Lagipula aku akan tenang,tak ada yang mengusikku. Cukup masa laluku saja.

Saat tiba waktunya pulang,tiba-tiba perutku memulai pertunjukan keroncong. "Ke kantin dulu lah sebelum pulang."

"Eh!,siapa nih kaga pernah liat gue. Judes amat mbak,senyum napa!"
"Cantik-cantik judes!"
"Kaku amat mukanya,kayak kanebo."
"Cantik sih mbak tapi ga bisa senyum ya sama aja."

Persepsiku salah,kukira aku akan tenang jika tak dikenal mereka.
Ocehan-ocehan mereka membuatku tak lagi nafsu makan. Malas aku meladeni orang seperti itu,Bukankah jika diladeni mereka tambah mengoceh ?
Kapan aku bisa tenang walau sehari saja ?

Kubatalkan rencanaku ke kantin,padahal perutku masih menggelar pertunjukannya. Tak tahan aku dengan setan-setan yang sedang menyamar menjadi manusia.
Aku segera pulang. Kupesan ojek online. Kuketik alamat tujuan.

"Kemana aku akan pergi ? Apakah aku langsung pulang kerumah ?"
"Tapi,aku sangat lapar,di rumah pun tak ada makanan. Bi Suti juga sedang sakit sehingga tak dapat menyiapkan makanan."

Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Ya,tentang dirinya lagi.

"Lena,jika kau lapar dan tak ada makanan di rumah. Kau tau kan harus pergi kemana ?"
"Ke warung pinggir jalan itu!"
"Dan jika hatimu kosong,Kau juga tau kan harus pergi kemana ?"
"Tentu saja aku tau. Ke hatimu."

Ya! Kau benar. Aku harus pergi ke warung pinggir jalan itu!.
Aku pun mengetik tempat tujuan menuju warung tersebut. Dan dengan cepat,Aku sudah mendapatkan driver untuk mengantarkanku kesana. Andai saja dia kembali secepat aku mendapatkan driver ini. Lagi-lagi aku menaruh harapan padanya.

Sekitar 10 menit,driver itu pun sampai.
"Dengan Mbak Lena,betul ?"
"Iya,Pak,betul."
"Sesuai alamat ya,Mbak ?"
"Iya,Pak"
"Ini Mbak helm nya."
"Terimakasih,Pak!"
"Mau pakai masker juga nggak,Mbak ?"
"Tidak usah,Pak. Terimakasih"
"Sudah siap,Mbak ?"
"Siap,Pak!"

Jalanannya macet. Sehingga kami terjebak di tengah kerumunan para pengguna jalan yang lain.

Andai saja menunggu macetnya bersamamu,Aku tidak akan jenuh karena aku ingin lebih berlama-lama berdua bersamamu.

Lamunanku buyar,karena Bapak driver tersebut tiba-tiba menanyaiku.
"Mbak,Ada masalah ?"
"Tidak,Pak,Memangnya kenapa ?
"Daritadi Mbak saya perhatikan kayak ngga ada semangat dan terus saja melamun."
"Tidak apa-apa,Pak,saya baik-baik saja."
"Apakah Mbak sedang kehilangan seseorang ?"

Deg
Kenapa Bapak ini bisa tahu ? Apakah dia peramal ?

"Hah ?!,Tidak kok,Pak!"
"Syukurlah,Mbak. Karena dulu saya pernah punya penumpang. Sama seperti Mbak,dia terlihat tak bersemangat,setelah saya bertanya ternyata dia sedang kehilangan seseorang yang sangat dicintainya. Dia hilang begitu saja tanpa memberi kabar."
"Kasihan sekali ya,Pak."
"Iya Mbak,saya jadi ngga tega melihatnya."

Ya,Aku juga sedang mengasihani diriku sendiri. Apakah wajahku ini terlihat seperti sangat kehilanganmu ? Sudah kucoba tuk menyembunyikan kesedihan ini. Tapi Aku masih saja tidak bisa. Lemah sekali Aku.

20 menit kemudian akhirnya aku sampai di tempat tujuanku.
"Sudah sampai,Mbak."
"Ongkosnya berapa,Pak ?"
"15 ribu mbak"
"Ini,Pak. Ambil saja kembaliannya,karena Bapak sudah mengantarkan saya selamat sampai tujuan."
"Terimakasih banyak,Mbak. Biar Tuhan membalas kebaikan Mbak."
"Aamiin,Pak. Sama-Sama"

=======
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAA!
AUTHOR BAKAL NGINGETIN TERUS EA
















HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang