Pagi yang indah sekaligus menyebalkan untuk seorang Im Jaebum. Pagi di hari senin tentu saja. Hari dimana segala aktivitasnya akan kembali berjalan. Membosankan sungguh.
Sejujurnya Jaebum masih ingin bermalas-malasan di tempat tidur kesayangannya. Kalau saja pintu kamarnya tidak terbuka dengan kasar dan menampilkan sosok eomma kesayangannya disana. Dia yakin eommanya pasti sedang jengkel saat ini melihat anak tunggalnya ini tidak juga keluar untuk sarapan pagi.
"Yak, Jaebumie kau tidak berniat untuk bangun eoh!? Bukankah kau ada kuliah pagi hari ini!? Kau tahu bahkan Mark sudah menunggumu sejak setengah jam yang lalu di ruang makan bersama appamu. Bangun, bocah pemalas!" Teriak eommanya tepat disebelah telinga Jaebum yang membuat pria itu mau tidak mau bangun dari tidurnya dan segera bergegas ke kamar mandi sebelum eommanya mengomel lebih panjang lagi.
Tak butuh waktu lama untuk Jaebum bersiap-siap. Benar saja kata eommanya di ruang makan Mark sedang duduk menikmati secangkir kopi sambil berbincang entah apa dengan appanya.
"Yo Jaebumie. Ku kira kau berniat membuatku menunggu lebih lama dari ini." Sapa Mark begitu melihat Jaebum berjalan mendekat.
Jaebum menjatuhkan dirinya tepat di samping Mark.
"Apa yang membuatmu pagi-pagi sudah berada di rumahku hyung?"
"Menumpang mobilmu. Karena mobilku dibawa Yugyeom."
"Memangnya kemana mobil Yugyeom, hyung?" Tanya Jaebum sambil mengambil mulai memakan sarapannya.
"Dibengkel, jadwal servis berkala."
Jaebum mengangguk mengerti sambil meneruskan sarapannya.
"Berangkat sekarang hyung?" Tawar Jaebum yang sudah usai sarapan pagi.
"Ayo."
Mereka pergi setelah berpamitan dengan kedua orang tua Jaebum yang masih berada di rumah pagi itu.
🐥
🐥
🐥
Apakah kata-kata i hate monday itu benar adanya? Sepertinya untuk kali ini kata-kata itu memang terbukti benar untuk Jaebum.Lihat saja di parkiran kampusnya, baru juga dia dan Mark sampai sudah disuguhi adegan mesra antara Jinyoung dan Jackson. Mark merasa itu terlalu berlebihan sampai bisa membuat mual orang-orang yang melihatnya. Sementara Jaebum hanya menatapi pemandangan itu dengan raut wajah datar tak terbaca.
Entah setan apa yang merasuki seorang Im Jaebum hingga ia menahan Mark yang akan membuka pintu mobilnya sendiri. Memilih keluar lalu membuka pintu penumpang. Mempersilahkan Mark keluar lalu merangkul pinggang Mark. Sepertinya Jaebum sedang kerasukan entah setan mana pagi ini. Setan kecemburuankah? Mungkin saja.
Dapat Mark lihat dari sudut matanya, kalau Jinyoung terlihat terkejut dan tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya pagi ini. Tentu saja dia terkejut dan tak percaya, Mark dan Jaebum memang sangat dekat. Tapi tidak sedekat itu juga untuk memperlihatkan skinship mesra seperti yang sedang Jaebum lakukan sekarang.
Mark beralih menatap wajah Jaebum. Bahkan profil sampingnya pun terlihat sangat tampan. Kenapa Mark baru sadar sekarang, tentang betapa tampan sahabatnya ini? Kau kemana saja selama ini Mark?
Tunggu, ada yang aneh dari raut wajah Jaebum. Kenapa dia terlihat rileks, heh? Tadi siapa yang memasang wajah datar dan tak terbaca ketika masih di mobil? Hantu kembaran Jaebum kah? Sungguh, Mark dibuat bingung dengan perubahan emosi Jaebum yang terjadi terlalu cepat.
"Aku tahu kalau aku tampan Mark hyung. Jadi, ku rasa hyung tidak perlu memperhatikan wajahku sampai seintens itu juga."
"Kau sadar kalau aku sedang memperhatikan wajahmu? Apa patah hati membuatmu bertambah narsis Jaebumie? Kalau iya, ku harap ini patah hati pertama dan terakhirmu. Karena kalau kau patah hati lagi, aku tidak yakin sanggup menghadapi kenarsisanmu yang semakin parah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My True Happiness {MarkBum}
أدب الهواةCompleted ✔ Jaebum yang ditolak oleh Jinyoung tanpa sebab yang jelas berusaha untuk move on. Sedangkan Mark sahabat Jaebum berusaha untuk mencari tahu alasan penolakan yang dilakukan oleh Jinyoung, namun sesuatu hal yang belakangan diketahuinya memb...