When we were

500 24 1
                                    

2017 _ Korea
.
.
Yuri berjalan sedikit cepat ketika angin musim gugur menerpa wajahnya, high heels nya terkatuk-katuk mengetuk jalanan kota seoul yang padat. Ia menggerutu kesal, mengumpat sebab tak menghiraukan ucapan bibi Hwang tadi pagi untuk membawa mantel nya. Bluse pink nya tak cukup melawan hembusan angin di awal musim gugur. Sialnya lagi, mobilnya harus berakhir di bengkel karena Hyunji menabrakkannya pada tiang pembatas kemarin sore. Yuri sudah siap mengumpat di tempat kerjanya jika ia sudah sampai nanti.

Yuri berjalan sedikit cepat menaiki tangga berundak di depan gedung teather sesaat sebelum hidungnya menghirup wangi parfume seseorang yang di kenalinya. Ia mengatupkan matanya rapat rapat 'tidak yuri tidak. Jangan pikirkan dia lagi, sudah lupakan' Melanjutkan langkahnya menuju pintu masuk theater, ketika lengkingan hyunji menyeruak masuk kedalam telinganya.

"Yakkkk Jennifer berhenti disitu" hyunji berlari sedikit kencang menenteng tas tangan yang terlihat berat di sisi kanan dan kiri tubuhnya.
Yuri menoleh dan mendengus kesal. "Aku sudah mengatakannya berulang kali, berhenti memanggilku jennifer" yuri nyaris melangkahkan kakinya sesaat sebelum suara nyaring hyunji kembali menerobos masuk telinganya.
"Baik aku berhenti, jadi bisakah tuan putri kami ini membantu membawakan tas-tas ini masuk ke dalam sana?" Yuri menoleh, nyaris meleggang pergi namun ia berhenti.
"Kau mengirim mobilku ke bengkel, lalu berusaha menyusahkanku dengan barang-barang ini? wahh yang benar saja!" mata hyunji mencolos, ia mendengus kesal.
"Kau kaya mengapa perhitungan sekali, salahmu juga kau mabuk dan menyuruhku menyetir mobilmu, kau tahu kan aku bahkan tidak lolos ujian mengemudi" yuri nyaris membalas perkataan hyunji sesaat sebelum Lay menyambut mereka dan mengambil barang-barang yang hyunji pegang.
"jadi nona-nona apakah keberatan jika aku saja yang membawa ini dan mari kita siap-siap untuk pertunjukannya"
Yuri mendengus sebelum berucap "jika kau bukan temanku, aku sudah membunuhmu kemarin" Hyunji hanya mengangkat bahunya acuh.

Jujur Yuri tak banyak memiliki teman di korea, hanya beberapa orang yang sanggup dekat dengannya, dia bagai es yang susah di cairkan. Namun, jika kau melihatnya di atas panggung, dan dia bernyanyi, maka kau akan lupa bahwa dia sebelumnya adalah es yang susah di cairkan. Yuri tidak begitu, dia adalah pemilik senyum hangat yang menyenangkan, yah harusnya. Sebelum kejadian itu terjadi. Seseorang yang merenggut bahagianya, bahkan baginya tak akan ada lagi bahagia selain orang itu. Dan, dia mulai benci pada kebahagiaan, baginya tidak akan ada yang baik-baik saja dari bahagia, sebab pasti akan ada rasa sakit lagi setelahnya.

Mereka bertiga sudah masuk ke dalam lift, tepat saat lift nyaris tertutup, mata yuri bertemu mata seseorang. Ia nyaris mengeluarkan matanya dari tempatnya sesaat sebelum dia mengalihkan pandangannya dan berpikir bahwa ia tak pernah melihat itu.

Lift sudah membawa ketiganya naik ke theater room. Namun di sana, pria itu masih berdiri mematung, matanya mungkin tajam, namun jika kau masuk kedalam sana, ada pedih yang tak bisa kau jelaskan. Jika dia tidak di tempat umum, ia mungkin sudah menangis, meraung-raung berlari dan memeluk sosok yang ia rindukan selama hampir 3 tahun terakhir.

Tidak, bahkan mungkin ia tak pantas merindukannya. Dia lah yang menghancurkan segalanya, segala bahagia yang mereka pernah janjikan bersama, seseorang yang ia anggap adalah seisi dunianya. Ia yang menghancurkannya, ia yang membuat wanita itu pergi dari hidupnya. Bahkan sebelum sempat ia menjelaskan semuanya.
Tidak, untuk apa menjelaskan bahwa itu memang benar dia, benar dia yang melakukan segalanya, kesalahan yang mungkin tak pernah bisa termaafkan. Dan, ini adalah takdirnya kehilangan seisi dunianya.

Kris menggeram, tangannya sudah mengepal, dan jika itu bukan tempat umum, mungkin airmatanya sudah berhamburan. Dulu, kris adalah teman masa kecil yuri, mereka tumbuh bersama, kris lahir di kanada, dan yuri lahir di Chicago. Orang tua mereka bersahabat, ayah kris adalah sahabat baik ayah yuri, jika ayah perusahaan ayah yuri bekerja di bidang home stay dan penginapan, maka ayah perusahaan ayah kris memegang kendali sebagai promotor dan raksasa event organizer, perusahaan yang bergerak di bidang industri acara, entertaiment, maupun iklan. Yuri dan kris tumbuh baik bersama, dan jatuh cinta.

Let Me GoWhere stories live. Discover now