Yuri sudah berada di lobby perusahaan, ketika matanya bertemu dengan manik mata Kim di ujung pintu masuk, kim melihatnya menangis dan Pria tua itu khawatir. Sesuatu pasti telah terjadi diantara dua orang itu, pikirnya.
Yuri enggan melihat manik mata Kim, ia hanya berjalan terus tanpa mengindahkan panggilan Kim untuk mengantarnya pulang, yang Yuri butuhkan hanyalah sendirian, ia perlu sendirian.Sepeninggal yuri, Kim kembali menoleh pada elevator dan mendapati kris di sana, sebelah tangannya memegang amplop berkas, dan matanyaa sudah pasti masih terlihat berair. Kim menghampiri "Dimana wanita itu?" kris bertanya pelan, "Nona yuri baru saja pergi, dia menolak untuk ku antar pulang" Kris mengangguk paham, "Bawa ini ke rumahku, aku akan pulang sedikit malam" Kris menyerahkan amplop dokumen itu pada kim. "Tapi tuan, kau akan kemana?" Kim bertanya saat kris bahkan melenggang pergi tanpa mobilnya "Kaupikir aku bisa meninggalkan gadis bodoh itu berjalan sendiri malam-malam begini?" Setelahnya punggung kris semakin menjauh, Kim menatap lirih, jika ia tuhan, mungkin ia akan menyatukan dua hati itu kembali. Masa lalu memang kadang tak pernah punya kata maaf.
Kris mengekor, di belakang gadisnya, 7 meter di belakang gadis itu. Yuri berjalan pelan, kakinya mati rasa, dan ia tak merasakan apapun, ia enggan naik taksi, bus pun sudah tidak ada, dan ia memutuskan berjalan ke rumahnya. Munhkin jauh, namun paling tidak ia ingin pikirannya tenang. Dingin, kota seoul sangat dingin di malam hari, dan yuri lagi-lagi meninggalkan mantelnya di rumah. Melihat gadisnya menggigil, kris ingin saja melepas jasnya dan menyampirkannya pada gadis itu. Namun, ia masih mengingat dengan jelas, kalimat yuri yang terngiang di kepalanya, permintaan untuk saling melupakan.
Yuri mengeratkan pegangannya pada tas selempangnya, udara malam kota seoul memang tidak bisa di ajak berkawan, dan bodohnya ia ketika setiap pagi menolak untuk membawa mantelnya seperti apa yang selalu bibi hwang ingatkan. Kris melihat dari belakang, bahwa tubuh gadis di depannya sedikit menggigil, yuri memang tidak tahan dingin sejak kecil, dan kris tahu itu dengan jelas. Ia bisa saja menyampirkan jasnya untuk dipakai gadis itu, namun ia mengurungkan niatnya ketika kepalanya kembali memutar percakapan mereka berdua beberapa saat lalu, dadanya sesak. Seandainya dulu ia tidak pernah melakukan kesalahan kotor itu, mungkin hari ini ia dan yuri sudah menjadi sepasang suami istri.
Yuri berhenti di salah satu halte bus, menyandarkan punggung lelahnya dan menengadah menatap langit kota seoul yang gelap. Mengapa ia harus bertemu kris lagi? disaat ia berharap untuk segera disembuhkan dari rasa sakit. Kepalanya pening mengingat pertemuannya dengan jessica pagi tadi, seketika itu rentetan ingatan patah-patah masuk ke dalam kepalanya.
Hari itu kala ia berkunjung ke apartment kris untuk memberi kejutan pada tunangannya itu sebab telah di lantik menjadi CEO Perusahaan milik ayahnya.
Semua kekacauan hatinya berawal dari tempat itu, ketika ia berhasil masuk ke dalam apartment sang tunangan matanya di hadiahi pemandangan menakjubkan yang tak terduga, di sana kekasihnya sedang memeluk mesra wanita lain dan menciumnya dengan lembut. Yuri tak lantas pergi ia malah mendekat, mengambil sebotol jus jeruk di kantong belanjaan di tangannya, hari ini ia berniat membuat pesta penyambutan kecil-kecilan untuk kris, makanya ia berbelanja sebelum datang ke sini. Namun ia sungguh tak menyangka apa yang baru saja di lihatnya.
Yuri berjalan mendekat, kemudian menyiramkan jus jeruk tersebut ke atas kedua kepala yang sama-sama menutup matanya itu menikmati permainan mereka. Kedua orang itu melonjak kagetketika merasakan cairan dingin menghujani kepala keduanya, ketika matanya terbuka kris menemui mata tunangannya menyala marah namun berair. ia tahu hari itu ia akan berakhir begitu saja. Kris bergeser mencoba meraih lengan gadisnya, namun wanita itu menolak "Jennifer" sapanya lemah. Jennifer memejam menahan segala kesakitan yang menyeruak melukai hati dan jantungnya.
"Nona, siapa namamu?" Yuri bertanya pada sang wanita yang hanya diam menunduk memandang lantai, ketika mendengar yuri berbicara padanya ia menoleh gugup "Jessica Jung" Jawabnya pelan. Yuri menghela napasnya pelan, hatinya ngilu namun ia tak boleh lemah di hadapan dua makhluk brengsek itu, ia harus kuat.

YOU ARE READING
Let Me Go
ФанфикSeorang gadis, namanya Yuri. Tidak, namanya jennifer gadis kelahiran Chicago 5 December 1990. Orang tuanya kaya, Ayahnya adalah pemilik Cexo Group yang bergerak di bidang Perhotelan, home stay, dan apartement dan ibunya adalah seorang penyanyi Opera...