Gadis Gila

92 17 2
                                    

Author pov

Sehun dan teman-temanya lagi nongkrong di kantin. Seperti biasa, mereka memilih memakan bakso yang tiap hari dimakan tapi gak ada bosennya. Tentu saja, kantin adalah media Chanyeol dan Kai untuk tebar pesona biar jadi pusat perhatian kaum hawa.

"Eh Hun, cewek yang nabrak lo tadi cantik beneran woi." Chanyeol sedikit ngegas.

"Cantik apanya? Muka pas pasan gitu dibilang cantik."

"Kok gue gak pernah lihat ya sebelumnya." ucap Kai heran.

"Iya ya, wajah kek gitu asing banget sih. Cewek disini mayan cantik tapi cantiknya gak kayak cewek tadi ya gak?"

"Iya mana gue tau." Sehun sama sekali tidak tertarik untuk membahas ini.

"Wah emang gak normal dia."

"Wah.. Wahh.. Wahhh"  Kai terheran heran.

Sehun yang tidak mau tahu dan tidak ingin tahu itu lebih memilih menikmati Bakso lezat yang ada didepannya. Tidak peduli dengan dua temannya yang masih heboh menceritakan cerita yang gak guna.

"Gue kasihan sama Sehun, dia ganteng tapi gak pernah pacaran." Ucap Chanyeol sok sedih.

"Iya gue juga kasihan, dia gak punya mantan buat digalauin" Kai sambil lirik-lirik ke Sehun.

"Kulkas berlajan gimana bisa dapet pacar." Chanyeol berusaha menyulut kobaran api.

"Kulkas yang gak ada isinya" imbuh Kai.

"Hahahahaha." Kedua temanya itu terbahak bahak karena lelucon tentang Sehun.

"Kalian bisa diam gak!" sorot mata Sehun berubah tajam.

Mereka berdua langsung berhenti tertawa. Disaat seperti ini diam adalah cara terbaik untuk menyelamatkan diri dari amukan temanya itu. Mereka sangat mengenal Sehun dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

"Nah gitu dong." Sehun melanjutkan memakan baksonya.

"Eh eh itu bukanya cewek yang tadi ya?" tunjuk Kai ke arah Edrea.

"Wihh iya, panjang umur dia." sahut Chanyeol.

"Hun lihat Hun cantik banget kek bidadari!"

"Apaan sih lebay kalian."

Meskipun bibirnya menolak, tapi Sehun tetaplah manusia biasa yang diliputi rasa ingin tahu. Akhirnya dia ikutan melihat ke arah Rea.

"Widih dia lihatin Sehun tuh ciee." goda Kai ke Sehun.

"Hun dia jalan kesini tuh."

"Bodo amat." ketus Sehun.

•••

Masih ada waktu 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai lagi. Edrea mulai kelaparan karena tadi pagi gak sempat sarapan. Iya gimana mau sarapan pagi buta udah berangkat sekolah, kan gak mungkin juga mamahnya masak subuh-subuh. Mau sahur apa ya.

Dari kejauhan mata Edrea melihat pemandangan yang sangat menyejukkan. Orang ganteng yang tadi ia tabrak lagi makan di kedai bakso sama kedua temannya.

"Eh Sri itu yang lagi makan bakso yang ganteng itu siapa namanya?" dia langsung menghentikan jalannya.

"Yang mana?" tanya Sri bingung.

"Itu yang pingir sendiri sampingnya cowok agak item."

"Ooo Sehun, ngapain lo tanya-tanya?"

"Iya Sri dia ganteng banget gue jatuh cinta pada pandangan pertama. Tadi gue nabrak dia terus kita sama-sama jatuh, jatuh cinta misalnya hehehe."

"Gue bilangin mendingan gak usah Re, dia itu manusia dari antartika, dingin banget soalnya. Iya emang dia ganteng tapi bentengnya gak mudah dirobohin. Udah banyak korbannya Sehun, mereka rata-rata dibuat malu karena bertepuk sebelah tangan. Akhirnya gosip tentang dia kalau sebenarnya dia itu gak suka perempuan menyebar."

Sri Utami menjelaskan panjang lebar, memberi nasihat kepada temannya itu agar mengurungkan niatnya untuk jatuh cinta pada Sehun. Tapi percuma, orang yang dinasihati ternyata sudah tidak ada disampingnya.

Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan temannya itu. Alangkah terkejutnya saat ia melihat bahwa Edrea dengan tidak tau malunya sudah berdiri tepat di depan Sehun si manusia antartika.

"Astagfirullah Rea cari mati!" Sri bergegas menyusul temanya itu.

"Hai.. Lo cowok yang tadi gue tabrak kan? Kebetulan banget kita ketemu disini." sapa Rea sok ramah.

Dia belum tahu saja kalau sebenarnya dia sedang membangunkan singa tidur.

"Terus kenapa?" tanya Sehun dingin.

"Boleh kenalan gak? Nama gue Edrea Putri Joesly murid pindahan dari SMA Wijaya, kelas XII MIPA2." Edrea mengulurkan tangannya dengan begitu ceria.

Tentu saja tidak akan dibalas oleh Sehun.

"Udah Re ayo pergi dari sini." Sri menarik tangan Rea untuk pergi dari sini.

"Bentar Sri gue belum selesai ngomong ini."

"Gue suka sama lo. Gue minta nomor HP lo sekarang." Rea menyodorkan HPnya ke Sehun.

Kai, Chanyeol, Sri dan orang-orang yang ada di tempat itu dibuat tercengang oleh pengakuan gila Edrea.

"Gak!" tolak Sehun dengan tegas.

"Dasar cewek gila!" Sehun pergi dari hadapan Rea.

"GUE GAK AKAN NYERAH! GUE AKAN DAPETIN LO SEHUUNN!" Rea berteriak dengan keras. Udah gak mikirin dia berada di mana sekarang.

"Sri itu temen lo?" tanya Kai.

"Bukan bukan gak kenal gue sama dia." jawab Sri panik.

"Kasihan Sri, dia masih muda cantik lagi tapi sayang udah gila." Chanyeol menepuk pundaknya lalu pergi.

Sri hanya bisa pasrah merasa prihatin dengan keberanian temannya itu. Ia baru sehari bertemu teman masa lalunya langsung diberi kejutan seperti ini.

"Ayo Sri pergi dari sini gue gak jadi makan gak jadi laper." Edrea menarik tangan Sri lalu menggandengnya.

Bisa-bisanya dia masih ceria setelah ditolak seperti itu. Mungkin benar yang dikatakan Chanyeol bahwa Edrea itu gila.





Sukurin lo gue tolak! -Osh
Menyerah sebelum perang itu bukan motto gue -Rea

TBC

Jangan lupa vote dan comment gue berharap banget 😊

Ditulis dengan cinta oleh Annayeee

LIKE ME! √OshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang