2

8 0 0
                                    

Malam hari pun tiba. Karna ibu Hyesa sibuk dan Jihoon tidak akan datang. Hyesa pun akhirnya memutuskan untuk pergi keluar dari ruang rawat inapnya.

Woojin. Park Woojin, adalah salah satu pasien yang setia menginap di rumah sakit ini 2 tahun terakhir ini. Bukan karna ia ingin, tetapi karna kondisi tubuhnya yang memaksanya.

Woojin yang ingin ketempat favoritenya berhenti melangkah saat melihat seorang gadis berambut panjang yang memakai pakaian yang sama dengannya mengambil tempatnya.

"apa yang kau lakukan disini?" Woojin bertanya pada gadis tadi seraya berjalan mendekati gadis itu.

Ia mengambil tempat disamping gadis itu dan ikut mengangumi pemandangan yang ada di depannya sebentar lalu menoleh kearah gadis itu lagi.

Hyesa memiringkan kepalanya, berusaha melihat jelas siapa yang ada di sampingnya "apa kau pasien disini juga?". Woojin mengangguk dan Hyesa dapat melihatnya.

"kau belum menjawab pertanyaanku" ucap Woojin lagi

Hyesa sedikit tersentak "oh, aku hanya bosan dikamar sendirian" jelas Hyesa

"apa kau sendirian?"

Hyesa mengerutkan keningnya "maksudmu?"

"apa kau tidak akan dicari keluargamu? Atau tidak ada keluarga yang menemanimu? Sepertiku". Woojin memelankan suaranya pada kata terakhir.

Tapi Hyesa masih dapat dengan jelas mendengar keseluruhan perkataan Woojin. "mereka sibuk" Hyesa menjeda "apa kau disini sendirian?"

Woojin tersenyum sangat manis memperlihatkan deretan gigi giginya dan mengangguk pasti.

Samar. Iya, Hyesa hanya dapat melihat senyum Woojin samar. Tetapi ia tau pasti bahwa lelaki didepannya ini....

Tetapi Hyesa mengerti. Hyesa sangat mengerti

"jika kau butuh teman. Datanglah ke kamarku" ucap Hyesa sambil melemparkan senyumnya. "eh, tidak tidak. Datanglah kekamarku. Aku membutuhkan seorang teman" koreksi Hyesa

Woojin terkikik dan mengangguk pasti. "kau sangat menggemaskan" ucapnya sambil mengelus kepala Hyesa.

Hyesa yang diperlakukan seperti itu untuk pertama kalinya oleh seseorang yang bukan Jihoon dan ibunya lantas terdiam. Detak jantungnya berdebar, ia gugup. Wajahnya memanas dan ia tidak tau harus berbuat apa.

"Hey" ucap Woojin membuat Hyesa sedikit tersentak "kau kenapa?"

Hyesa salah tingkah, "a..aku. Ah, tidak apa-apa. Aku hanya merindukan temanku"

"suruh saja ia menjengukmu"

Hyesa menghela nafas kesal "ia berjanji akan datang setiap hari saat ia pulang sekolah. Tetapi mungkin pengecualian untuk hari ini. Haha" Hyesa tertawa hambar "padahal tadi pagi sudah bertemu. Tetap saja aku merindukannya"

Mata Woojin sedikit membulat. Wah perempuan ini sangat terbuka terhadap orang yang pertama kali ditemuinya, batin Woojin. "Wah. Kau sangat jujur"

Hyesa mengerjap beberapa kali, saat ia sudah paham ucapan Woojin barulah ia tersenyum "harus dong" ucapnya semangat.

Lalu akhirnya mereka terdiam, menikmati kesunyian malam.

Triple ParkWhere stories live. Discover now