10. RENCANA DEVANO DAN CALON MERTUA

2.4K 138 2
                                    

Semalam Devano menemani Azura seharian, dan disana Devano tahu kalau Azura memang tidak banyak berbicara dan sangat sangat irit dalam hal itu. Dia hanya akan mengatakan hal-hal penting seperti, menjauhlah, makanan nya ada dimeja makan, aku tidak suka, dan Azura hanya akan berbicara saat ditanya. Sekali Azura berbicara malam itu saat menyuruh Devano pulang, karena Azura ingin istirahat. Tapi  bukan Devano namanya kalau mudah menyerah, dia akan terus mendekati Azura hingga Azura mengatakan akan dia menerima Devano, ah membayangkan hal itu membuat Devano bersemangat sekali.

Langkah mantap Devano memasuki rumah yang menjadi saksi cintanya untuk Azura itu terlihat mantap. Belum dia sampai didepan pintu tiba-tiba wajahnya mendapatkan bogeman keras hingga hidungnya mengeluarkan darah, astaga yang semalam saja belum sembuh memarnya kenapa lagi ini pikir Devan.
Dilihatnya seorang pria yang sedikit lebih tinggi darinya dengan wajah bagai dewa-dewa yunani menatapnya sinis. Pria itu mendekat ke Devano dan ingin menghajarnya lagi tapi terhenti ketika Akira menghentikannya.

"Alfa stop," kata Akira menghentikan Alfa yang ingin menghajar Devano.

"Dia harus diberi pelajaran Akira, seenaknya saja meniduri wanita." Akira terlihat mendengus dan menatap Alfa malas.

"Seperti dirimu beres saja." Akira lalu tersenyum kepada Devano

"Kau lihat wajahnya masih memar akibat pukulan daddy, kasihanilah dia oke kakak ku yang tampan." Akira mencoba meredam amarah Alfa.

"Dia pantas mendapatkannya," ujar Alfa lalu berlalu masuk kedalam rumah. Berita Azura dan Devano sudah terdengar oleh Alfa yang posisinya adalah kakak tertua dari Azura dan Akira.

"Dia siapa ? Pacarmu ?" Tanya Devano dan Akira tertawa karenanya.

"Apa menurutmu dia akan memukulmu jika dia kekasihku?" Devano tersenyum konyol .

"Dia Alfa, saudara ku dan Azura. Apa kau tidak mengenalinya? Dia sangat tersohor dengan ketampanannya yang menyaingi Pangeran Aryan". Devano mendengus, tentu saja menyaingi mereka satu bibit.

"Tentu saja, bukankah kalian bersaudara." Akira lagi-lagi tertawa .

"Aku heran, kau begitu riang dan Azura begitu dingin? Bukankah anak kembar identik seperti kalian selalu memiliki kesamaan?"

"Jangan bahas itu sekarang. Oh ya, ada apa kau kesini? Mau bicara dengan daddy?" Anggukan Devano membuat Akira mengerti. Devano mengikuti Azura yang membawanya ketaman belakang rumah ini, udara begitu sejuk ditaman ini karena banyaknya bunga-bunga dan juga pohon . Reikhan sedang duduk bersama Zia, pria paruh baya itu duduk sambil membaca majalah dan Zia sedang membaca sebuah buku. Kehadiran Devano membuat mereka berdua melihatnya dan Devano menjadi tidak enak.

"Mom, dad, Devano ingin bertemu." Akira lalu memilih duduk disebelah Alfa didekat kolam ikan .

"Apa kau berhasil membujuknya untuk menikah?" Tanya Zia langsung.
Gelengan kepala Devan membuat Zia menunduk lesu lagi. Bagaimana dia harus menjelaskan kepada Azura masalah ini. Kenapa anaknya yang satu itu begitu keras kepala.

"Saya berjanji akan menikahi Azura, itulah maksud saya kesini. Saya ingin kalian tahu kalau saya serius dengan Azura, saya akan berusaha mendapatkannya. Saya mohon maafkan kesalahan saya dan Azura, kami berjanji akan memperbaikinya."
Devano berharap kedua orangtua Azura mau memaafkannya terutama Azura, Devano tahu kalau Azura merasa bersalah kepada kedua orangtuanya terutama mommy nya.

"Kami orangtuanya Mr. Maczie, tentu kami akan memaafkannya ." Ucap Reikhan tenang.

"Baiklah jika kau berjanji, aku akan pegang janji itu. Bagaimanapun lau harus bertanggung jawab atas kesalahan ini, jika kau mangkir aku tidak segan-segan menghancurkanmu."
Reikhan terdengar sangat serius akan ucapannya.

"Dan juga membunuh semua keluargamu terutama kau Mr. Maczie," sambung Alfa tajam menatap Devano.
Tapi Devano tidak gentar, karena dia memang ingin menikahi Azura.

"Saya mencintai Azura, saya akan menepati janji saya . Karena saya sangat mencintainya, tapi saya harap Azura tidak mengetahui ini karena saya ingin mendekatinya dulu." Zia tersenyum dan mengangguk.

"Aku mendukungmu anak muda, dan pintaku jangan pernah kau sakiti perasaannya." Devano tersenyum dan mengangguk .

****

Seminggu berlalu dan semua mulai berubah bagi Azura, tapi tidak menyebalkan seperti sebelumnya. Devano hanya akan mengirimi nya pesan menanyakan kegiatan dan kabarnya. Dan terkadang pria itu menemani Azura ke studio pemotretan atau stasiun televisi yang memanggilnya.
Seperti saat ini, Devano sedang melihat pertunjukan fashion show yang Azura ikuti. Azura benar-benar bersinar seperti bintang yang mahal, sangat indah dan mahal.

Setelah acara selesai, Azura menyapa Devano singkat dan Devano mencium pipi Azura gemas.
"Kau," kata Azura kesal karena merasa sakit.

"Is, kenapa galak sekali sih nona satu ini." Devano mulai lagi godaan receh nya.
"Zura ayo makan, aku lapar sekali."
Azura melihat jam di pergelangan tangannya dan jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

"Aku sudah sangat lelah Devan, kau bisa makan sendiri bukan." Devano cemberut dan berpura-pura memasang wajah sedihnya.

"Oke fine," Azura menyerah dengan wajah memuakkan Devano seperti itu. Pria ini benar-benar gila, Devano cerewet, dan juga suka melalukan hal konyol.

"Begitu dong manis." Devano mencium lagi pipi Azura yang langsung ditoyor Azura.

"Besok aku jemput ya, temani aku membeli kado untuk kolega bisnis ku." Azura menggeleng tidak enak.

"Maaf Dev, tapi besok pagi-pagi aku sudah punya acara ." Azura mengatakannya dengan santai tanpa beban membuat Devano kesal dengan wanita dingin ini.

"Baiklah," kata Devano akhirnya. Harus bagaimana lagi kira-kira dia mendekati Azura.

Bersambung....

Jangan lupa vote, koment, dan please kalau ada yg salah dgn ketikan saya mohon di bantu dengan komentar yg baik. Karena saya hanya manusia biasa yg bisa punya kesalahan.

Terimakasih...

My Crazy Man.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang