Azura membuka matanya disela cumbuan mereka, dia melihat kedalam mata Devan dan dia tahu tatapan mata pria seperti itu dulu pernah dia lihat. 'Banu' ya Banu dulu pernah menatap dirinya dengan tatapan yang sama.
"Bisakah kau tidak lagi menatap ku seperti ini?" Devan tidak mengerti, dia memilih memeluk tubuh polos Azura yang sekarang membelakanginya menghadap kearah jendela kaca besar yang memperlihatkan pemandangan indah Kota London.
"Azura bagaimana jika kita menikah?" Menghela napasnya Azura menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak ingin menikah, jika kau tidak keberatan kita bisa seperti ini dulu bukan! Tidak baik memutuskan menikah buru-buru, kita tidak tahu apakah kita cocok atau tidak."
"Tapi aku mencintaimu, aku tidak pernah segila ini dengan wanita lain." Azura melihat kearah Devan dan mereka saling menggenggam tangan satu sama lain.
"Perasaan itu bisa saja hilang, dan saat itu terjadi apa kau sanggup tetap menggenggam tangan ku seperti ini? Menikah bukanlah hal yang mudah untuk kita lalukan."
"Tapi aku sudah berjanji dengan Daddy dan Mommy mu untuk segera menikah dengan mu,"
"Jadi ini hanya bentuk tanggung jawab !" Devano menarik Azura dekat dengannya mengusap wajah Azura yang selalu terlihat cantik itu.
"Bukan, ini semua karena aku ingin memilikimu sebelum pria lain memiliki mu." Azura tersentuh dengan semua itu dia mencium bibir Devan yang dibalas oleh Devan. Bahagia tentu saja dia rasakan, tidak pernah ada pria lain yang segigih Devano mendekatinya dan dengan cara yang terang-terangan pula.
Langkah kaki keduanya lalu menuju ke sofa bed yang berada didekat jendela, ciuman mereka terus berlanjut, Devano bahkan sudah memberikan kissmark nya di perut, dada bahkan leher Azura.
"Kau menginginkanku lagi Dev ah...." Tanya Azura dengan suara bergetar karena gairahnya.
"Aku tidak pernah bosan menginginkan tubuhmu Azura." Devano sudah memasuki inti Azura lagi, dia tidak pernah menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi hari ini. Azura yang dengan seksinya terus berada dibawah dirinya mendesah nikmat menyebutkan namanya.
"Ah Dev....," Azura semakin mendesah saat Devano mempercepat gerakannya lalu mereka mencapai puncak bersama dan tubuh Devano jatuh diatas tubuh Azura yang mencoba mengatur napas nya.
Ponsel Azura bergetar membuat mereka terpaksa harus bangkit, Azura melangkahkan kaki nya mengambil ponsel itu.
"Ya," jawabnya kepada manager nya.
"Oh astaga aku lupa. Tunggu sebentar." Azura segera membuka lemari dan mengambil kimono nya.
"Ada apa hon?" tanya Devan melihat Azura yang buru-buru.
"Manager dan Asisten ku akan datang, kami harus bersiap untuk ke Los Angeles aku ada pekerjaan disana. Kau jika ingin lanjut tidur silahkan, aku akan memesankan sarapan untuk kita." Devano mengangguk dan memakai boxer nya, dia kembali berbaring di atas kasur empuk milik Azura sambil memainkan ponselnya.
Azura terkejut saat suara Bobby dan manager nya sudah terdengar dia keluar dari kamarnya melihat dua orang itu heran.
"Bagaimana kalian bisa masuk kesini?" tanya nya heran membuat dua orang itu juga heran dengan pemandangan mereka."Pintu nya tidak terkunci Yohanest, dan waw lihat Miranda dia sepertinya habis bercinta." Tunjuk Boby kearah leher Azura yang memang terlihat jelas bekas hisapan Devano disana.
"Oh God, kita ada pemotretan dan bagiamna kau membiarkan ini semua." Rutuk Miranda yang langsung mengangkat rambut Azura.
"Mungkin juga di bagian tubuhnya yang lain ada." Boby tertawa sedangkan Azura santai saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Man.
RomansaDI SARANKAN AGAR FOLLOW DULU AUTHORNYA YA KALAU GAK MAU KECEWA 📍📍 Azura super model ternama, memiliki masa lalu buruk tentang kisah cinta. Lalu dalam sepinya hidup Azura, datanglah Devano Mackzie, CEO muda dengan semua kekonyolan yang ada pada dir...