Devano tersenyum kecil saat Azura mengganggu anak-anak yang bermain bersamanya itu. Dan sebuah pertanyaan terlintas lagi di otaknya yang tidak bisa berhenti memikirkan Azura belakangan ini.
"Elsa, apa kau tahu siapa kekasih Azura dulu?" Elsa menggeleng, dia memang tidak tahu siapa pria beruntung yang dicintai Azura itu.
"Aku tidak tahu, yang aku tahu Azura hanya dekat dengan satu pria sedari dulu dan pria itu Mr.Orlando, mereka serasi sekali." Devano merengut mendengar kata-kata Elsa.
"Azura itu sangat tertutup, orang diluar sana hanya tahu dia yang cantik,elegant,dan terlahir di keluarga yang kaya raya. Padahal Akira dan Azura lebih dari yang orang tahu, mereka berdua adalah kembar identik yang sangat baik. Meski Azura terkesan tidak perduli dan nakal, lihat saja dia mendirikan panti asuhan ini untuk membantu anak-anak yang tidak mendapatkan tempat yang layak."
Devano tahu hal itu, Azura memang berbeda dengan model wanita lainnya, dan dia mencuri semua perhatian Devano sejak malam itu, malam dosa yang menguntungkan bagi Devano."Devan, aku baru tahu kalau kalian dekat?" Tanya Elsa tiba-tiba dan Devan hanya tersenyum penuh arti.
Menatap tak jenuh pada wanita bermata indah dan senyuman nya yang bagaikan bunga merekah. Devano selalu merekam setiap ekspresi Azura, seperti saat ini. Dia benar-benar ingin mencium pipi Azura dengan gemas.Setelah berlama-lama di panti asuhan itu Devano akhirnya mengantarkan Azura pulang ke apartementnya, tapi sebelum itu dia makan malam bersama Azura di restoran dekat apartement.
Dentingan garpu dan pisau yang mereka pakai mengisi keheningan mereka, Devano asik menatap Azura sedangkan Azura memang terlalu lelah untuk berbasa-basi dengan pria di depannya ini yang sekarang diangkat statusnya menjadi teman Azura."Zura,"
"Hem," Devano membersihkan sudut bibir Azura dengan tangannya, hal itu membuat Azura terkejut cukup lama dia terdiam menikmati sentuhan Devano di kulitnya. Tapi suara ponselnya membuatnya segera menepikan tangan Devano.
"Ah ya Az," kata Azura lepas.
__________
"Oke siap pak bos. Baiklah, jangan mengharap huh." Raut wajah Azura yang terlihat santai membuat Devano ingin bertanya siapa pria yang menelpon Azura.
"Siapa?" Tanya nya saat Azura mematikan telpon itu, Azura yang tak suka nada bicara Devano menjawabnya dengan dingin.
"Orang yang special dihidupku, ada masalah denganmu ?"
Devano hanya diam tak ingin membuat Azura marah, padahal didalam hati dia sangat kesal dengan benteng pertahanan Azura.Mereka pulang dengan masih saling diam, Devano mengantarkan Azura sampai ke depan pintu unit nya.
Azura menatap Devano dan sedikit tersenyum.
"Terimakasih sudah menemaniku hari ini Dev,"kata Azura yang diangguki Devano."Azura apa besok kau bisa menemaniku?" Azura menggeleng dengan tidak enak.
"Sorry, aku sudah ada janji besok. May be akan aku balas hari ini lain kali."
"Baiklah tuan putri, selamat malam dan jangan lupa mimpikan aku ya." Devano asal saja langsung memeluk tubuh Azura, ruang waktu Azura berhenti seketika dia merasa pernah merasakan debaran seperti ini dulu. Ciuman lembut dipipinya semakin menambah perasaan tak menentu itu, Azura mendorong tubuh Devano menjauh, sedikit tersinggung dengan tindakan Azura tapi Devano hanya bisa tersenyum.
"Aku pulang, besok balas pesan ku oke? Aku mencintaimu," kata Devano lalu pergi meninggalkan Azura yang masih diam ditempatnya, dilorong lain Devano mengintip ekspresi Azura yang masih setia diam. Perlahan wanita itu menunduk dan bergerak masuk kedalam unitnya.
****
Bersambung....
Hai...masih ada yang menanti cerita ini ?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Man.
Lãng mạnDI SARANKAN AGAR FOLLOW DULU AUTHORNYA YA KALAU GAK MAU KECEWA 📍📍 Azura super model ternama, memiliki masa lalu buruk tentang kisah cinta. Lalu dalam sepinya hidup Azura, datanglah Devano Mackzie, CEO muda dengan semua kekonyolan yang ada pada dir...