Chapter 18

1.4K 218 22
                                    

"Akhirnya kau pulang, Namjoon." ucap seorang lelaki bersuara berat. Ia duduk di sebuah sofa single yang terdapat di ruang tamu apartemen Namjoon. Kedua tangannya terlipat di depan dada, sedangkan kaki kanannya bertumpu di atas kakinya yang lain. Ia menatap datar Namjoon yang masih berdiri di ambang pintu.

Namjoon menggaruk kepalanya kikuk lalu segera menutup pintu di belakangnya, "Ah, Yoongi-hyung. Selamat datang, apa kau sudah lama menunggu?" tanya Namjoon cepat sembari bergerak menyeberangi ruangan dan duduk di sofa lainnya.

Yoongi, kakak angkatnya itu hanya menatap Namjoon penuh selidik. Seolah ia berniat untuk memergoki Namjoon yang kabur dari jendela kamar untuk berpesta pora di tengah malam dan kembali ke rumah pagi-pagi buta.

"Darimana? Kenapa tidak ada di rumah pagi ini?" tanyanya penuh curiga. Matanya yang terkesan selalu mengantuk tengah memperhatikan setiap gerak-gerik adik angkatnya itu.

Namjoon menghela nafas, "Semalam aku menginap di apartemen seseorang, hyung. Letaknya juga tidak terlalu jauh dari sini." jawab Namjoon jujur, tak ingin membuat kakaknya semakin khawatir padanya.

Yoongi bergeming. Ia masih betah menelisik setiap raut wajah Namjoon yang nampak kelewat santai. Matanya menyipit, "Kekasihmu, huh?" tembaknya langsung.

Ia kemudian menyeringai licik saat menemukan Namjoon salah tingkah dan menggaruk-garuk tengkuknya gelisah, persis seperti anak kecil yang sedang sakit gigi tengah ketahuan mengambil permen dari toples walau sudah di larang oleh ibunya.

Yoongi menghela nafas sejenak, kemudian semakin menyamankan posisi duduknya di atas sofa itu, "Kau sudah dewasa. Aku tak akan melarangmu menjalin hubungan dengan orang lain atau apa." gumamnya pelan. Matanya terfokus pada lampu gantung raksasa yang menempel pada langit-langit, nampak sedang menerawang jauh, "Aku juga ingin kau menemukan orang lain yang menyayangimu selain aku, ayah dan ibu." lanjutnya sambil tersenyum kecil.

Namjoon terdiam. Ia tak tahu harus merespon seperti apa. Suasana di sekitar ruangan terasa canggung. Hawa dingin dari air conditioner membuat tubuhnya semakin menegang kaku.

"Perkenalkan kekasihmu itu kepadaku, lain kali." ucap Yoongi lagi, kali ini sambil menatap wajah Namjoon, "Tidak masalah, kan?" tanyanya memastikan.

Namjoon terkesiap, ia kalang kabut, "A-ah, iya. Tentu saja, hyung. Akan ku memperkenalkannya padamu nanti." jawab Namjoon terbata, ia menggigit bibir bawahnya gugup.

Yoongi hanya menyunggingkan senyum tipis sambil mulai beranjak bangkit dari duduknya dan menuju dapur. "Ayo, makan dulu. Kau belum sempat makan di rumah kekasihmu kan?" ajak Yoongi.

Namjoon mengikuti arah gerak Yoongi dan duduk di salah satu kursi kayu di sana. Yoongi membuatkannya bubur ayam, pancake dan segelas jus jeruk. Sudah lama ia tak menikmati masakan kakaknya itu. Jadi, Namjoon mulai makan dengan tenang sementara Yoongi duduk di seberangnya.

"Namjoon," kata Yoongi, mencoba meminta sedikit perhatian pria itu.

Namjoon mengangkat wajahnya sedikit, masih sambil mengunyah sarapannya. Ia menunjukan wajah yang mengisyaratkan kesediaannya untuk mendengarkan perkataan hyung nya itu.

"Kau kenal Park Jihoon? Dia mahasiswa yang berkuliah di kampus yang sama denganmu." tanya Yoongi hati-hati.

Namjoon berhenti mengunyah dan langsung menelan makanannya dengan cepat sebelum membuka mulutnya untuk menjawab, "Aku kenal, hyung. Tapi memang, hanya sekedar kenal saja." jawab Namjoon jujur, ia meneguk jus jeruknya sekilas lalu kembali berbicara, "Ada apa, hyung?" tanyanya balik.

Yoongi menopang dagunya dengan sebelah tangan, fokusnya teralih kepada kitchen set yang ada di balik punggung Namjoon. "Dia menghilang." balasnya lirih.

Ripped Out - NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang