Chapter 13

1.7K 241 52
                                    

"Tuan muda! Apa yang sedang anda lakukan disana?!"

Sang bocah kecil mendongak, ia memegang topi jeraminya yang terkena terpaan angin, menjaga benda itu agar tetap disana dan tak terjatuh.

Seorang wanita tua tergopoh-gopoh menghampirinya, ia melangkah dengan tertatih. Saat ia tiba di depan si bocah, wanita itu menutup mulutnya dengan kedua tangan, matanya membelalak parah.

Bocah kecil itu menatap wanita dihadapannya heran, ia memiringkan sedikit kepalanya, "Bibi kenapa? Apa bibi sakit?" tanyanya polos, mata bulatnya yang lucu memancarkan kekhawatiran yang kentara.

Setitik air mata jatuh membasahi pipi wanita itu, ia menarik nafas, berusaha menenangkan dirinya kemudian ia berjongkok agar bisa menyamai tinggi bocah kecil itu. "Tuan, apa yang sudah terjadi pada anjing ini?" tanya wanita itu sambil memegang sebelah tangan si bocah, matanya menelisik pemandangan mengerikan yang tersaji dihadapannya saat ini.

Seekor anjing putih besar sedang terbaring lemah tak berdaya. Bulu putihnya ternoda oleh darah segarnya sendiri. Tubuh anjing itu bergetar hebat, terdengar sebuah suara lirih memilukan yang keluar dari mulutnya, membuat hati sang wanita tua terenyuh.

"Tadi Shiro sangat nakal, bi. Dia terus-terusan mengejar Kuro hingga Kuro terjatuh dan menangis. Jadi Jinnie pukul saja dia supaya dia tidak nakal lagi nantinya," jawab bocah itu polos sambil tersenyum kecil, matanya yang besar dan bulat menatap sang wanita tua dengan kilau binar-binar senang disana.

"Tapi kenapa harus sampai seperti ini, tuan muda? Lihatlah, dia terluka dan menggigil ketakutan. Kasihan sekali kan?" ucapnya lagi, matanya menatap nanar sebuah balok kayu berukuran sedang yang terkapar tepat di samping si anjing malang. Pasti benda itulah yang di gunakan tuannya untuk memukuli anjing tak berdaya ini.

Sang bocah mempoutkan bibirnya sebal, "Tapi Shiro harus di hukum, bi. Dia sudah terlalu sering menyakiti Kuro. Kuro kan hanya bayi anjing yang masih kecil dan Jinnie sayang sekali padanya, bi. Jinnie tidak mau terjadi sesuatu hal yang buruk pada Kuro." katanya bersikukuh, tangan kecilnya mengepal erat, raut kesal masih tercetak jelas di wajahnya.

Wanita tua itu menghembuskan nafas lelah, ini bukanlah pertama kali tuan mudanya itu melakukan hal semacam ini. Dulu, bocah itu sering memukuli anjing-anjing lain yang berani menyakiti Kuro, bayi anjing hitam kecil kesayangan tuannya. Sekarang, ia melukai anjing malang ini. Demi apa pun, ia lelah meminta bantuan kepada tukang kebun mereka untuk membereskan segala kekacauan yang di perbuat oleh tangan kecil tuan mudanya itu.

"Tuan muda, lain kali, jika Kuro di sakiti, panggil bibi saja ya. Jangan seperti ini lagi, bagaimana kalau anjing itu menyerang tuan balik?" Wanita itu membelai pelan rambut halus tuannya, matanya menyiratkan kegelisahan yang amat dalam.

Kedua mata bocah itu berkaca-kaca, seakan siap untuk menangis kapan saja, "A-Apa bibi marah kepadaku? Bi-bibi benci kepada Jinnie? Hiks.." tanyanya pelan di iringi dengan sebuah isak tangis. Tangan kecilnya menggosok air matanya kasar.

"Tidak, tuan. Tentu saja tidak. Bibi tidak marah padamu. Bibi hanya khawatir nanti tuan muda akan terluka," ucapnya panik, ia kelabakan melihat bocah itu tengah menangis. Dengan lembut, ia segera membawa tubuh bocah kecil itu ke dalam pelukannya.

"Lalu bagaimana jika Kuro di sakiti lagi, bi? Apa yang harus Jinnie lakukan?" tanyanya polos, ia mendongakkan kepalanya untuk menatap wanita tua itu.

Ada jeda sejenak sebelum wanita itu kembali berbicara, "Tuan muda harus tumbuh menjadi seorang pemuda kuat dan berani, agar tuan bisa menjaga Kuro dengan baik. Tidak, bukan hanya Kuro saja, tapi juga menjaga semua orang yang berharga bagi tuan muda." jawab wanita itu sambil tersenyum sendu, ia menghapus sisa jejak air mata di wajah bulat bocah itu.

Ripped Out - NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang