06✨

1.4K 203 7
                                    

Kim So Hyun POV

Pulang sekolah ini aku diantar Namjoon. Rasanya menjadi canggung saat bersama Namjoon, tak seperti biasa dimana Namjoon atau diriku sendiri membuat lelucon. Tapi, disini aku merasa egois. Aku menjawab pertanyaan-pertanyaan Namjoon seadanya saja. Dan menikmati lelucon Namjoon, tidak membalas leluconnya.

Seperti saat ini, Namjoon menceritakan pengalamannya saat Namjoon menembak Wendy, salah satu kakak kelas terkenal yang bergabung dengan geng RedVelvet dan Blackpink.

"Hyun, kamu kenapa?" tanya Namjoon membuyarkan lamunanku. Aku menoleh lalu menggeleng cepat

"Nan gwenchana, terus Wendy unnie jawabnya apa?" sahutku agar Namjoon tidak curiga. Namjoon menghela nafas sembari fokus pada jalanan

"Jun..?" panggilku, tapi ia tidak menoleh

"Kamu marah?" tanyaku

"Ani, aku tidak marah sama sekali" sahutnya lalu tersenyum padaku. Ya, inilah salah satu sikap yang aku suka dari sosok pria berlesung pipi ini. Pria yang tak mudah emosi, bersikap dewasa. Tidak seperti pria lainnya yang selalu membentak gadisnya jika ia sedang marah.

"Mian, tadi aku pusing. Jadi aku diam terus" jawabku lalu ia memegang pipiku dengan tangan kanannya

 Jadi aku diam terus" jawabku lalu ia memegang pipiku dengan tangan kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gwenchana, kamu pasti lelah. Menjadi sekertaris kelas memang tidak segampang yang dipikirkan siswa lain" sahutnya lantas tersenyum.

Tak lama kemudian, kami pun sampai. Tak lupa berterima kasih dan mengajaknya ke apartemenku untuk sekedar istirahat sebentar. Berhubung rumahnya jauh dari aparemenku, aku bisa mengizinkannya istirahat sebentar. Tapi, ia menolak dengan halus lalu memilih pergi.

Saat aku berjalan ke lobby, aku menoleh dan mendapati Taehyung dengan tatapan sinisnya. Tidak. Tapi, tatapan datarnya.

Aku mendengus lalu melanjutkan jalanku menuju lift

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mendengus lalu melanjutkan jalanku menuju lift.

Saat pintu lift hendak tertutup, satu tangan menghalanginya. Otomatis, pintu lift tersebut terbuka kembali dan menampak sosok pria dengan tatapan datar. Tak seperti tatapan yang kudapat di lobby tadi. Ia masuk lalu memencet tombol berangka 10.

Mysterious Man (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang