Titanium VI

58 9 0
                                    

Holaa! Happy reading!

September, Oktober, November, Desember,
Januari lalu tiba Februari 2019.

Enam bulan berlalu seperti 6 hari. Semua terasa cepat, doa yang tak pernah putus saat bersujud pada sang kuasa meminta keselamatan, kelancaran, dan masih diberinya kehidupan. Bukan maksud berlebihan, namun pikiran seperti itu pasti selalu ada menghantui dikala sedang ragu dan takut.

Sebelum datang bulan Februari, Aku telah memutuskan mengundurkan diri dari kantor pada Januari akhir jadi bisa bebas dari tanggung jawab pekerjaan.

Lalu datanglah bulan Februari dimana hari-hari disibukannya bolak-balik ke rumah sakit (lagi) untuk mengecek ulang semua kondisi organ-organ didalam tubuh agar kondisinya masih stabil seperti pertama kali di cek dan juga rontgen ulang. Mungkin semua kondisiku terlihat baik tapi tidak dengan tulang ku ternyata naik 3 derajat menjadi 48° (secara ini sudah lebih dari 1 tahun) cepet sekali yah bertumbuhannya.

Selama 1 minggu lebih full ke RS, datang kembali datang kembali lagi. (didalam hati, apa nginap aja ya disini? Lelah hayati bolak balik dari barat ke pusat setiap hari gini ehhee)

Dipertengahan saat berjalannya proses check up ulang, perawat dokter othopedi sudah menginformasikan kapan tanggal untuk dilakukannya pembedahan.

"kamu bisa dapat jadwal tanggal 20 februari yah, tapi sebelum itu kamu harus sudah dirawat inap dua hari sebelum pembedahan. Berarti nanti tanggal 18 nya kamu datang ke poli biar kita urus kamar rawat inap ya." Seru perawat dokter orthopedinya

"iya, baik pak!" kataku.

Akhirnya selesai semua segela pengecek-an ulang tinggal tunggu beberapa hari lagi untuk sampai ke tanggal 18. Sisa waktu yang tersisa tak habiskan untuk beristirahat dan berdoa terus menerus.

Jika menurut kalian Aku berlebihan, sungguh tidak! Karena ini bener- bener pertama kalinya dikeluargaku terutama Aku berurusan dengan rumah sakit dan ingin menjalani pembedahan besar. Rasa nya tidak bisa dideskripsikan.

***

Senin, 18 Februari 2019

Baiklah! mari kita berangkat ke rumah sakit.
Butuh seharian penuh untuk mengurus kamar rawat inap, dari harus tunggu konfirmasi kalau adanya pasien baru yang ingin rawat inap dan menunggu ruang kamar yang kosong. Dua jam berlangsung namaku belum dipanggil untuk segera ke gedung teratai (tempat rawat inapnya). Untung hayati udah biasa menunggu dan stock kesabaran masih banyak.

Akhirnya petugas pun menyuruhku ke gedung IGD barang kali disana ada kamar kosong yang bisa disinggahi sebentar sebelum pindah ke gedung teratai. Cukup kaget, sesampainya disana Aku baru tau kalau ruangan IGD ternyata bukan berbentuk kamar yang bersekat dinding. Tapi hanya ada ruangan luas yang berisikan banyak kasur yg disekat hanya dengan sebuah tirai.

Dan lagi lagi disana tidak ada yang kosong. Sudah penuh terisi, mau tidak mau harus menunggu diruang tunggu IGD sambil menunggu konfirmasi untuk ke gedung teratai. (sekalipun ada slot yang kosong diruang IGD Aku juga gak akan pernah mau beristirahat disana hft!).

Dan yang pasti Aku ga sendirian menunggu kabar kamar rawat inap yang kosong ternyata banyak yang juga dioper ke ruang IGD buat selanjutnya ke gedung teratai (maklum ya ini rumah sakit umum, pusatnya pula jadi pasiennya bejibun).

Perut lapar, tenggorokan kering, badan yang rasanya mau terpecah belah. Yang dikira ga akan selama ini menunggu ternyata dua jam telah berlalu. Ingin sekali rasanya keluar dan mencari makan tapi enggan karena takut namaku dipanggil oleh para petugas. Saat itu Aku sudah sendiri karena kakakku sudah pulang lebih awal sejak setengah empat sore tadi untuk menjemput ibuku dan membawakan pakaian serta perintilan lainnya untuk menginap dirumah sakit.

Finally God! Dapat juga kamar kosongnya. Rasanya udah mau rebahan aja guling-guling dikasur. *ga dengg mana bisa kasur RS dibuat guling-guling, jatuh gedubrak iya wkwk.

Jam sudah menunjukan setengah delapan malam. Bersama petugas dan 2 pasien lainnya Aku diantarkan ke gedung teratai yang jauhnya minta ampun kalau dari ruang IGD.

Gedung Teratai, Dr.Soelarto
Lantai 2 No.211

Akhirnya sampai setelah diantar oleh petugas IGD bersama 2 pasien lainnya yang akan dirawat digedung sama. Setelah itu Aku dipandu oleh perawat laki-laki menuju kamar dan diapun menanyai ;

"Mau tidur dikasur sebelah mana ka? Paling enak sih dipojok deket jendela ka biar bisa melihat pemandangan"

(si mas nya ngapain nanya kalau belum Aku jawab dia udah jawab sendiri. Tapi sih untungnya pilihannya sesuai sama apa yang ku mau juga wkwk)

"Yaudah, iya dipojok aja mas." Kata ku.

"Oke, tunggu ya! Saya rapihin dan ganti seprei nya dulu"

"Oh, iya!"

Karena lapar urat malu kayanya udah putus. Aku sambung menanyai perawat yang sedang berkutat dengan kasur dan bantal.

"Mas, ini saya gak dapet malem apa? Saya laper dan lelah nih hehe... Seruku"

"Yah, ka maaf jam makan malam sudah lewat dari tadi"

"Yah sedih amat, terus saya kalau izin cari makan boleh ga?"

"Hmm boleh, tapi 1 jam harus udah balik ya ka"

"Oke siap mas!"
(Izin keluar udah kaya izin disekolahan aja diwaktuin haha)

Dan akhirnya Aku keluar cari makan didekat sana, untung banget gedungnya sebelahan sama kantin. Jadi ga pingsan dijalan.
*ehhee lebay bgt Aku tu. Iyalah bayangin makan jam 7 pagi baru bisa makan lagi sekitar jam 8 malam

To be continued..


Jakarta, 15 Mei 2019

I AM TITANIUM [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang