Kecewa

18 2 0
                                    


Happy reading (:

_____________________________________________________________

Jika menyakitkan seharusnya kulepaskan, tapi justru kupertahankan sekuat hati, cintaku seringkali berupa alat penyiksa diri.
#olin

Hari ini tepat dimana hari yang paling dibenci oleh siswa-siswi, tak terasa sepekan datang lagi tepat pada hari senin, dimana banyak siswa yang terlambat, dengan atribut sekolah yang gak lengkap, wacana kepala sekolah yang panjang, jasmani yang lemah, ditambah cuaca yang terik mendukung banget buat latihan fisik.

"Woi Milea datang nih, tapi Dilannya mana yah?" Cerca Anas di sertai gelak tawa siswa-siwi yang ada di lapangan.

"Kwkwkw, Dilannya terlambat kali," sambung Amir tertawa renyah

"Pagi-pagi jangan julid, kasihan tu si Milea nya," ucap Hanin menahan tawanya.

"Ih Hanin mulutnya gaboleh gitu" jawab Dyas.

"Lah kok gua sih, kan gua bela si Nisa" balas Hanin menahan tawanya agar tidak pecah.

"Yaudah sih, kasihan tuh anak orang matanya udah merah nahan nangis, dilannya kesiangan jadi gabisa nolongin" ucap Amir menyenggol lengan Dyas dan Asanas.

"KU HANYA DIAM, MEMENDAM MENAHAN BACOTAN SI SETAN" Ucap Anas dengan nada bernyanyi.

"Kok setan sih? Lo aja kali, gua enggak!" Decak Hanin menatap Anas tajam.

"Ralat ogeb maksud gua, SI ORANG!" Ucap Asanas tertawa ngakak.

"Woi gua kalau jadi Anisa, keknya gua bakal berhenti sekolah deh" ucap Gea puspita menyunggingkan bibirnya sekilas dengan tatapan remeh.

"Tapi sayangnya lo Gea puspita, bukan Anisa revadila," ucap Anisa santai lalu merapikan barisannya.

Skak.

Ucapan halus Anisa berhasil membungkam Gea puspita, mulutnya kaku tidak bisa berkata apapun.

"Nis!" Teriak Tasya, Ayla dan Sylea.

Merasa namanya terpanggil, Anisa pun menoleh, "lah kukira, kalian gak akan masuk hari ini" ucap Anisa memeluk ketiga temannya.

"Aaaaa...., terhura akutuh" celetuk Hanin dengan nada di buat-buat.

"Serasa nonton Drama BFF," ucap Pedro tertawa renyah.

"Ck!"

"Udah Nis gak usah di dengerin, mending lo baris aja bntr lagi upacara dimulai" ucap Tasya tersenyum hangat ke arah Anisa.

"Gua gak papa kok Syah " ucap Anisa mengangguk.


***

Senin telah menyapa hari selasa untuk menggantikan harinya yang sudah berlalu, terlihat gadis yang duduk di barisan paling depan pojok kelas memainkan penanya, hal itu kerap ia lakukan ketika merasa bosan. Melamunya berbeda dengan orang-orang, ia sedang berimajinasi untuk hal yang menurutnya sangat penting di lakukan dibandingkan bicara tiada henti hanya membuat oksigennya habis.

Dia adalah Anisa revadila manusia yang sulit diajak bicara, suasana hatinya sering berubah-ubah, tidak pernah menampakkan raut wajah yang sedih padahal banyak hal yang menyakiti hatinya dia ahli dalam menyembunyikan luka, malam adalah teman paling tepat untuknya berkeluh kesah.


Dear: Aku lelah

Aku kembali rapuh duniaku sedang tidak baik-baik saja terutama soal rasa, aku benci mengatakan pisah pada kisah yang belum sempat di mulai. Aku sama sekali tak menyesal menaruh rasa padamu, hanya sedikit rasa kecewa pada semesta yang menciptakan jarak diantara kita. Fajar tak pernah ingkar meski hilang dia akan kembali untuk setiap harinya, dan aku hanya Cakrawala yang kau sinari tanpa bisa kumiliki. Kuharap kelak, esok, atau lusa, kau akan sadar bahwa perasaan tak layak untuk kau jadikan mainan, disaat karma dan penyesalan datang kuharap kau tak memintaku untuk kembali karena kaulah yang memintaku untuk pergi dengan caramu yang sudah tidak menginginkan kehadiranku, kesalahanku begitu fatal menginginkan dirimu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAJAR & ANISA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang