Akhirnya

132 7 2
                                    

Aku sedang duduk di teras masjid. Sedang berbincang dengan teman-temanku. Lalu sebuah notif masuk di handphoneku. Aku segera membacanya. Ternyata dari kamu.

Jea

Kenapa, Sam?

Gue udah tau perasaan lo.

Tau darimana lo?

Pokonya gue tau, udah lama sebenernya.
Gue juga punya perasaan yang sama dengan lo, Je.

Lo pasti becanda kan, Sam?
Ga lucu sumpah becandanya.

Gue serius, Je.

Terus?

Gue juga suka sama lo, Je. Tapi lo tau kan? Perasaan ini salah.

Gue tau, tau banget malah. Dari awal juga gue tau kalo perasaan gue ini salah.

Lo mau gue kaya gimana sekarang?

Gue gatau, Sam.

Sekarang aku bingung. Seharusnya aku senang kan? Perasaanku akhirnya terbalas. Tapi, aku juga gamau egois. Aku harus apa sekarang?

Sudah waktunya pulang sekolah. Aku sedang berjalan melewati parkiran. Di sana, aku melihatmu.

"Mau balik lo?" Tanyaku.

"Iyalah. Mau kemana lagi emang?"

"Ya kali aja gitu kan mau main dulu."

"Kaga, mending gue langsung balik. Lo bawa motor?" Dia bertanya sambil memakai helm.

"Bawa"

"Yauda kalo gitu gue duluan ya." Dia menyalakan mesin motornya.

"Iya, hati-hati, Sam." Aku memandang kepergiannya.

***

"Jea, bangun nak. Udah siang ini. Kamu itu mentang-mentang libur jam segini masih tidur."

Mendengar suara ibu, aku langsung terjaga. Astaga, jadi tadi itu mimpi? Kenapa rasanya senyata itu. Meskipun begitu, setidaknya aku senang karena kamu hadir di mimpiku lagi. Dan kali ini, aku senang mengetahui perasaanku yang berbalas, meski hanya di dalam mimpi sih.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Emang Jea tuh kalo udah kangen sampe kebawa mimpi.

Oke guys, semoga kalian suka sama part ini ya
Jangan lupa vote dan komen ya
See you all ^^

Kamu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang