#3

14 1 0
                                    

   Aku menyayangi semua keluargaku. Walau tidak utuh. Tapi setidaknya, aku masih ada di Bumi untuk masih bisa Menyayangi dan mencintai orang yang aku sayang. Itu sudah membuatku cukup

   Veisa gak membentak Vianka Tan, kenapa tante gak percaya sama Vei sih tan?"

Aku kira, mempunyai Ibu tiri itu adalah hal yang beruntung. Kenapa? Karena kita bisa dapat perhatian lebih dari orang yang berbeda. Tapi, bukan berarti aku ingin mempunyai ibu tiri. Sungguh. Aku sama sekali tidak ingin mempunyai ibu ataupun ayah tiri.

Aku hanya ingin keluarga ku utuh. Ayah dan Bunda ada di sini. Ayah dan bunda ku yang sebenarnya. Yang menyayangiku, tulus. Tidak seperti ibu tiri ku sekarang, yang hanya mementingkan anak kandung nya sendiri. Dan aku? Dapat perhatian saja, tidak.

Tapi,selalu kena marah.

Dan selalu salah!

  "Udahlah tante mau ke dapur. Kamu minta maaf sama Vianka, dia itu saudara kamu sendiri. Ayo minta maaf"

Kenapa harus aku? -Batin Veisa

Dan kukira, aku tidak ingin menjadi egois. Hanya karena masalah sepele seperti ini.

                          ----

  Hari minggu. Dimana semua orang menggunakan hari ini sebagai hari weekend. Yang bisa holiday dengan keluarga nya masing-masing, tidak seperti Veisa yang harus menyelesaikan tugas sekolah dan itu harus selalu membuatnya tetap berada di rumah.

  "Veisa mau kemana? Bukannya lagi banyak tugas ya sayang?"

Bersikap manis hanya di depan ayahku saja. Lucu bukan?

Veisa tidak menjawab pertanyaan mama tirinya itu. Yang hanya bersikap manis di depan ayahnya saja. Veisa tidak suka bermain drama.

  "Ayah, Vei mau keluar dulu bentar ya, mau beli sesuatu buat tugas sekolah"

  "Sama siapa Vei?"

  "Sendiri aja yah"

  "Loh, kenapa ga bareng Vianka? Vianka juga pasti mau beli bahan buat tugas kan?"
Tanya tante Tia pada Vianka.

  " Ngga mah, aku udah beli dong, aku kan rajin "

Rajin apanya?
Selalu melihat hasil tugas ku saja tanpa mau berfikir.
Tidak mau mengerjakan tugas,
Suka marah marah, suka mengadu, dan selalu bersikap menyebalkan padaku.

Huftt!

  Veisa pergi menggunakan mobil di antar oleh pak Toto. Karena ga mungkin juga Veisa jalan.

 
  "Pak nanti aku pulang naik taksi aja"

  "Loh kenapa non?"

  "Aku lama pak, mau sambil main juga si sebenernya. Mau ngademin pikiran dulu"

  "Loh, emang pikiran non kenapa? Habis putus sama pacar ya? Jadi galau"

Kenapa pa toto sotau sih?

  "Ngga pak apaan sih. Udah pokoknya gak usah jemput Vei. Vei mau pulang naik taksi aja. Yaudah Vei turun ya, hati-hati pak Toto"

Veisa keluar mobil dan masuk ke sebuah mall yang selalu ramai. Veisa suka dengan keramaian. Karena dia tidak suka kesepian.
Kesepian itu sunyi. Sepi. Tidak ada yang bisa Veisa jadikan tempat untuk bercerita.

Dia juga manusia. Membutuhkan orang lain. Tidak bisa ia lakukan semuanya dengan sendiri. Manusia memang diciptakan saling membutuhkan, bukan?
      
                            ----

REVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang