Hari senin. Dimana semua murid harus berangkat lebih awal ke sekolah karena upacara. Begitupun dengan Veisa dan Vianka yang selalu bangun pagi karena mereka memang rajin.
Sarapan pagi sudah disiapkan oleh si bibi. Dibantu oleh tante Tia, walaupun tante tia emang ibu tiri yang kurang baik untuk Veisa, tapi soal mengurus keluarganya, dia masih bisa dan bertanggung jawab.
" Morning sayang anak papah, sarapan dulu nak " ucap Hendra sang ayah kepada dua anak gadis nya itu.
Biar bagaimanapun, Hendra tidak pernah pilih kasih pada Veisa dan Vianka. Walaupun Vianka bukan anak kandungnya. Tapi kasih sayang Hendra pada Vianka sama seperti kasih sayangnya pada Veisa.
" Sini sayang, duduk nak " ucap Tante tia sambil mengambilkan roti yang di isi dengan selai untuk memberikannya pada Ayah Hendra,Vianka juga Veisa.
" Pa toto udah siapin mobilnya Yah? Buat kita sekolah " tanya Vianka disela mulutnya sedang mengunyah roti
" Udah sayang, dia udah siap untuk mengantar kalian sekolah. Nanti juga kalian akan dijemput oleh pa toto ya " ucap sang Ayah yang disusul oleh anggukan dari Vianka.
Brem..brem..
Terdengar suara motor berhenti tepat di depan rumah Veisa. Pagi-pagi gini siapa yang pesan ojek online? Ah tidak. Itu bukan ojek online, Vianka dan Veisa kan berangkat sekolah diantar pa toto supirnya itu.
Lalu, suara motor siapa?
" Itu suara motor siapa? "
" Biar Veisa yang cek keluar ya yah" ucap Veisa sambil berdiri
Veisa langsung membuka pagar rumahnya dan dilihatnya seorang cowok yang tersenyum sambil berdiri
" Morning Veisa "
Dia menyapa, dan tersenyum seperti sengaja membuat Veisa semangat di pagi hari.
" Kamu ngapain kesini? "
" Jemput lo. " Ucapnya sambil tersenyum
Dan senyumnya itu, manis sekalii" Hah? Lo darimana tau rumah gue? "
" Lo ga inget siapa yang udah kirim martabak manis ke rumah lo kemarin malam itu siapa, gue kan? Dan yang anter lo pulang itu siapa? Gue kan? Jadi gue tau rumah lo. " ucapnya panjang lebar
Ternyata yang menjemput Veisa untuk mengantarkannya ke sekolah adalah Revan.
" Iya iya inget. Tapi kan, lo sama gue beda sekolah "
Veisa tumben berbicara dengan kata -Gue- pada Revan. Mungkin, agar lebih tidak terdengar canggung kali ya, karna kalau Aku-Kamu, berasa orang pacaran nantinya, hahaha.
" Terus emang kenapa? "
" Ya ngapain anter gue ke sekolah. Nanti lo bisa telat kali "
" Ga masalah gue telat mah, asal bisa anter lo ke sekolah dengan selamat. Gue cuman mau lo aman Vei " ucap Revan seperti mudah dia mengatakan hal itu. Tanpa malu dan ragu.
Veisa tidak mengerti. Revan itu memang baik, apa ada maksud lain?
" Gue gamau. Gue udah ada yang anter. Jadi lo ga usah antar gue. Mending lo pergi ke sekolah lo aja. Nanti bisa telat Van. Emang lo ga upacara? "
" Ya upacara sih, ini kan senin. Tapi, gue cuman pengen anter lo doang yaelah. Masa lo nolak? Ga kasian apa gue dateng kesini pagi-pagi mau anter lo ke sekolah, terus lo tolak ajakan gue gitu aja. Lo gatau ya gue udah berusaha bangun pagi cuman biar bisa anter lo ke sekolah dengan selamat, dan lo gatau juga ya kalo gu-
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN
Teen FictionIni kisah tentang seseorang yang tidak siap dengan Kehilangan,tapi harus terpaksa mengikhlaskan. Karena dia tau,Tuhan tidak akan mengambil sesuatu, tanpa memberikan yang lebih baik. Bukankah begitu.